══════════ ꧁꧂ ══════════
Skyra menaiki tangga menuju ke lantai tiga bersama Emma.
"Bibi Emma, apakah kau tahu kalau aku mengalami amnesia? Aku benar-benar tidak ingat apa pun. Aku harap kau membantuku mengetahui apa yang hilang dari ingatanku," kata Skyra.
Emma terdiam mendengar ucapan Skyra. Namun, sesaat kemudian ia menjawab, "Baik, Nyonya."
Hening.
Sampailah mereka di lantai tiga.
"Beberapa ruangan di lantai tiga menggunakan pemindai wajah, ada juga yang menggunakan pemindai sidik jari," kata Emma.
"Tapi, hanya Tuan Adiwijaya yang memiliki otoritas terhadap semua alat pemindai itu," sambung Emma.
"Kenapa begitu?" Skyra mengernyit bingung.
Emma menjawab, "Emm, saya tidak bisa menjelaskan detailnya, Nyonya. Maaf."
Skyra cemberut.
"Kalau begitu, saya permisi." Emma membungkukkan badannya, kemudian melenggang pergi.
"Jadi, lantai tiga ini ruangan pribadi keluarga, ya? Sepertinya akan ada sesuatu yang menarik di sini." Skyra menghampiri salah satu pintu. Ia menunduk melihat pemindai sidik jari di sana.
"Mungkin bisa dibuka dengan pin." Skyra mengotak-atik alat pemindai untuk mengetahui otoritas pada alat tersebut, ternyata memang hanya Finnegan yang bisa memindai sidik jarinya untuk membuka kunci.
Skyra tidak putus asa. Ia memikirkan kombinasi angka yang tepat untuk membuka pin angka pada alat pemindai sidik jari tersebut. Semua kombinasi angka Skyra coba. Namun, tidak berhasil.
Skyra menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengotak-atik alat pemindai.
"Finnegan bisa-bisa curiga jika dia mengetahui kalau alat pelacak yang dipasang pada cincinku berhenti di mall tak bergerak sama sekali," batin Skyra.
Sejenak Skyra duduk di lantai depan pintu untuk beristirahat. Ia menatap alat pemindai sembari menerka-nerka pin apa yang digunakan Finnegan.
"Nyonya Adiwijaya."
Perhatian Skyra teralihkan pada seorang pelayan paruh baya yang tampaknya seumuran dengan Emma.
"Iya?"
"Nyonya, kenapa Anda duduk di lantai?" Wanita paruh baya itu membantu Skyra berdiri.
Skyra merasa nyaman saat wanita paruh baya itu menyentuhnya. Ia pun bangkit dan berdiri.
"Maaf saya lancang, nama saya Helga. Sebelumnya saya adalah pelayan Anda. Mungkin Anda tidak ingat dengan saya." Helga membungkukkan badan.
"Sayang sekali aku memang tidak ingat apa pun," ujar Skyra yang merasa sedih dan merasa bersalah.
Helga menunduk.
"Terima kasih sudah menjagaku, Bibi Helga." Skyra menggenggam kedua tangan Helga.
Wajah Helga memerah. "Bukan hanya saya, ada pelayan lain yang bernama Emma yang juga melayani Anda."
"Bibi yang tadi, ya?" gumam Skyra.
Karena tidak mendapatkan petunjuk apa pun, Skyra memilih untuk kembali ke mall mengambil mobilnya dan pulang ke mansion.
Tanpa diduga, Finnegan sudah berada di mansion. Skyra panik. Ia melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 siang. Memang sudah waktunya pulang.
"Kau dari mana? Sepertinya kau bersenang-senang dengan mobil itu?" tanya Finnegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE
Romance══════════ ꧁꧂ ══════════ Nyctophile Karya Ucu Irna Marhamah ══════════ ꧁꧂ ══════════ Setelah mengalami kecelakaan mobil, Skyra akhirnya siuman. Namun, ia tidak mengingat apa pun yang terjadi dengan masa lalunya. Ia tidak ingat kecelakaan yang dial...