꧁ Part 129 ꧂

1.2K 66 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Keesokan harinya jam 4 subuh, di pertambangan batubara keluarga Danuarga. 

Skyra menunjukkan kartu identitasnya pada penjaga di pintu masuk.

Kedua penjaga itu membungkukkan badan. "Maafkan kami, Nona Danuarga."

Skyra menutup kaca jendela mobil. Ia melajukan mobilnya memasuki wilayah pertambangan. Ia memarkirkan mobilnya di lahan yang luas. 

Wanita itu ke luar dari mobil dan melihat ke sekeliling. Perhatiannya tertuju ke beberapa bangunan terbuka yang setengah jadi. Tampaknya itu adalah tempat bagi para pekerja untuk beristirahat. 

Pintu mobil terbuka. Finnegan ke luar dari dalam mobil istrinya. Rupanya ia memilih untuk ikut karena tidak ingin membiarkan istrinya menyelidiki sendirian. 

"Ayo, kita ke sana." Skyra menunjuk bangunan di depan sana. Ia melangkahkan kakinya. 

"Baiklah." Finnegan mengikuti langkah istrinya. 

Tidak ada yang menarik dengan bangunan itu. 

Finnegan melihat ada CCTV. Namun, tidak menyala karena sudah disadap oleh orang-orang kepercayaannya. 

Pandangan Skyra tertuju ke bangunan yang tertutup di depan sana, berbeda dengan bangunan-bangunan yang setengah jadi lainnya. "Bagaimana kalau kita ke sana?" ajaknya. 

Finnegan mengangguk. 

"Apakah waktu itu polisi memeriksa tempat ini?" tanya Skyra. 

Finnegan menggeleng. "Aku tidak tahu. Polisi melarangku masuk ke lokasi karena mereka beralasan aku bisa mengganggu penyelidikan dan merusak TKP."

"Ngomong-ngomong, TKP-nya ada di depan sana." Finnegan menunjuk ke depan. "Percuma datang ke sana karena sudah lama TKP-nya dibuka kembali untuk umum sejak beberapa tahun lamanya. Kita tidak akan menemukan petunjuk apa pun di sana."

Skyra tampak berpikir. "Finnegan, kalau tidak salah, waktu itu orang-orangmu menemukan tempat pensil Fionella di tempat yang lumayan jauh dari TKP, kan?"

"Iya." Finnegan mengangguk. "Dalam wadah pensil itu aku menemukan kartu memori dan pin ular milik keluarga Danuarga. Kartu memori itu berisi video singkat Arkenzie yang sedang mencoba melecehkan Fionella."

Skyra termenung. "Artinya, baik pelaku mau pun korban, pasti pernah saling kejar. Seharusnya seluruh lokasi pertambangan ini dijadikan TKP, bukan hanya tempat ditemukannya jenazah saja yang diberikan garis polisi."

"Ya, kau benar." Finnegan menghela napas panjang. 

Mereka pun kini sudah berada di dalam bangunan tersebut. Ada banyak barang rongsokan di sana, seperti alat berat yang sudah rusak, besi-besi yang sudah berkarat, dan lain sebagainya. 

"Ruangan ini pasti tidak pernah digunakan apalagi dibersihkan." Skyra memakai masker untuk mengindari debu dan kotoran masuk ke hidungnya. 

Finnegan mengeluarkan masker. Ia juga memakainya. Mereka semakin masuk ke dalam. 

Karena terlalu gelap, Finnegan mengeluarkan ponselnya dan menyalakan lampu senter. "Aku merasa tidak asing dengan ruangan ini. Aku seperti pernah melihatnya," gumamnya. 

"Sebelah sana." Skyra menunjuk ke salah satu sudut ruangan. 

Finnegan mengarahkan senter ponselnya ke arah yang ditunjuk oleh istrinya. Ada pintu kayu yang sudah lapuk di sana. Tanpa pikir panjang, mereka pun membukanya. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang