꧁ Part 099 ꧂

1.1K 56 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Mereka tiba di sebuah ruangan. Terlihat beberapa bodyguard di sana dan juga beberapa ekor anjing pelacak. Ada seorang remaja laki-laki yang tertekuk di lantai dalam kondisi babak belur. Tampaknya para bodyguard itu yang sudah memukulinya. 

Skyra mengernyit menatap laki-laki itu yang perlahan mendongak menatap ke arahnya. 

Kedua mata Skyra terbelalak ketika menyadari siapa remaja laki-laki itu. "Alvin?!"

Skyra berniat menghampiri adik bungsunya itu, tapi Finnegan menahan tangannya. 

"Tuan Adiwijaya, apa yang kau lakukan pada adikku?" Skyra berusaha melepaskan cengkeraman tangan Finnegan dari pergelangan tangannya. 

"Tanyakan sendiri padanya," balas Finnegan dingin. 

"Lepaskan aku, biarkan aku melihatnya!" Skyra menarik tangannya. 

Finnegan pun melepaskannya. 

Skyra menghampiri Alvin. Ia menangkup wajah adiknya itu. "Alvin, apa yang terjadi?"

"Dia menerobos masuk ke wilayah pribadi Adiwijaya secara diam-diam. Siapa pun dilarang memasuki wilayahku, termasuk bocah Danuarga itu," ucap Finnegan. 

Skyra berbalik menatap Finnegan. "Kau memukuli anak kecil hanya karena memasuki wilayahmu? Bagaimana dengan adikmu yang memasuki mansion Danuarga?!"

Finnegan menautkan alisnya. Ia tidak senang Skyra membahas tentang adiknya. "Jangan lupa, Arkenzie sendiri yang mengundang Fionella ke mansion Danuarga. Sementara bocah ini memang berniat menyusup."

"Kenapa kau menyusup ke wilayah Adiwijaya?! Lihatlah, ini yang kau dapatkan!" Skyra memarahi Alvin. 

"Aku ingin menyelamatkan Kakak dari pedofil itu," kata Alvin. 

Kedua alis Skyra terangkat mendengar jawaban Alvin. Ia merasa sedih. 

"Kembalilah, Kakak." Alvin menggenggam tangan Skyra. 

"Pedofil? Tidak sadar diri, kakaknya juga pedofil?" batin Finnegan. 

"Tuan Adiwijaya, biarkan adikku pergi dari sini. Aku mohon," pinta Skyra. 

Finnegan melipat kedua tangan di depan dada. "Dia mungkin membawa informasi tentang keluarga Adiwijaya. Aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja."

"Tuan Adiwijaya, aku mohon bebaskan kakakku. Kau boleh membunuhku sebagai gantinya," mohon Alvin. 

"Apa yang kau bicarakan!" hardik Skyra. 

Finnegan mendengus kesal. "Memangnya apa untungnya membunuhmu?" 

Skyra bersuara, "Tuan Adiwijaya, tolong hubungi Kak Arkenzie. Dia mungkin bisa bernegosiasi denganmu."

Finnegan mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Arkenzie. "Arkenzie, adik bungsumu memasuki wilayah pribadi Adiwijaya. Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?"

"Berikan dia pelajaran," sahut Arkenzie dari seberang sana. 

Skyra terbelalak mendengar jawaban Arkenzie yang sangat dingin. "Tidak! Kak Arkenzie! Dia adikmu! Alvin!"

Finnegan menyerahkan ponselnya pada Skyra. 

"Siapa suruh dia masuk ke wilayah pribadi orang seenaknya. Masih untung Finnegan tidak membawanya ke kantor polisi," ujar Arkenzie.

"Sialan! Masih untung apanya?! Alvin dipukuli!" bentak Skyra. 

"Dari mana kau belajar memaki pada kakak tertuamu?" sahut Arkenzie. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang