꧁ Part 054 ꧂

1.9K 84 3
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

"Informasimu sangat akurat. Kemarin, aku menemukan rumah bordil yang menyediakan jasa wanita penghibur. Itu terhubung dengan salah seorang anggota keluarga Danuarga.

Mungkin orang itu memperkenalkan rumah bordil ini pada Arkenzie sehingga kakakmu itu menyewa wanita penghibur dari sana," kata Finnegan.

"Wanita penghibur? Kak Arkenzie? Jadi, kesimpulannya apa?" tanya Skyra kebingungan.

Finnegan membuang napas kasar. "Arkenzie bertemu dengan Fionella karena madam di rumah bordil itu."

"Jadi, apakah kau ini benar-benar kaya, Tuan Adiwijaya?" tanya Skyra.

Finnegan mengernyit. "Maksudmu?"

"Bagaimana bisa Kak Fionella bekerja di tempat seperti itu jika kau kaya? Apakah kau tidak kasihan pada mendiang adikmu itu?" tanya Skyra yang terlihat kesal.

Finnegan mengusap kasar wajahnya. "Jadi, dia ini cerdas atau bego, sih?" batinnya.

"Fionella tidak mungkin melakukan itu. Dia bukan gadis nakal. Dia tidak pernah kekurangan uang," kata Finnegan.

Skyra menyahut, "Itu artinya Kak Fionella bertujuan untuk memata-matai keluarga Danuarga. Itulah sebabnya dia menyamar menjadi wanita penghibur untuk mendekati kakakku yang merupakan garis keturunan utama yang sekarang menjadi kepala keluarga." Ekspresinya terlihat serius.

"Sekarang dia terlihat cerdas lagi," batin Finnegan.

"Ucapanmu benar juga." Finnegan tampak berpikir. "Tapi, kenapa Fionella mau repot-repot mengawasi keluarga Danuarga dari dekat? Maksudku, banyak orang kepercayaan kami yang bisa melakukannya jika kami mau. Ya, meski sebenarnya kami tidak pernah berpikir untuk memata-matai keluarga Danuarga."

"Aku tidak tahu." Skyra mengedikkan bahunya.

Finnegan menunduk sedih.

Skyra merasa sedih juga. "Aku akan membantumu." Ia mengotak-atik laptop Finnegan.

Finnegan mendongak menatap Skyra. "Kau benar-benar ingin membantuku? Meski seandainya Fionella memang ingin memata-matai keluarga Danuarga?"

"Ini aku lakukan agar aku bisa cepat menemukan pembunuhnya. Dengan begitu, aku bisa ke luar dari sini," sahut Skyra.

Finnegan menautkan alisnya. Entah kenapa ia merasa tidak senang dengan kalimat yang diucapkan oleh Skyra barusan.

"Gadis Danuarga."

"Hmm?" sahut Skyra.

"Sepertinya kakakmu itu memiliki penyimpangan seksual," ujar Finnegan.

"Kenapa kau berpikir begitu?" tanya Skyra sinis.

"Gadis-gadis yang disewanya di rumah bordil itu rata-rata di bawah umur. Usianya sekitar 15-17 tahunan," ujar Finnegan.

Skyra mencerna ucapan Finnegan tanpa memberikan tanggapan.

"Apakah mungkin, dia pernah melakukan sesuatu padamu juga?" tanya Finnegan.

"Tidak, dia tidak pernah berbuat yang aneh-aneh padaku," sanggah Skyra cepat.

Jam menunjukkan pukul 1 siang.

Skyra terlihat lelah dan mengantuk.

"Tidurlah," kata Finnegan.

Skyra melongo. Untuk pertama kalinya Finnegan tidak memaksa Skyra tetap melanjutkan pembongkaran informasi.

"Aku tidak mau tidur," tolak Skyra.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang