꧁ Part 058 ꧂

1.7K 76 5
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Di dalam mobil.

Finnegan dan Skyra sudah melepaskan masker mulut.

Skyra terlihat senang karena telah membeli barang-barang yang ia inginkan. Gadis itu menggoyangkan kedua kakinya.

"Kau mau pergi ke tempat lain?" tanya Finnegan.

"Entahlah. Aku rasa, ini sudah cukup," jawab Skyra.

"Bagaimana dengan belanja make up atau pakaian?" tanya Finnegan.

"Pakaian untukku yang di rumahmu sudah cukup untukku, kok. Mengenai make up, aku tidak terlalu paham dengan penggunaannya," ujar Skyra.

Finnegan menatap Skyra. "Kau tidak paham? Tapi, kau perempuan."

"Dia tahu jenis-jenis kertas dan pensil untuk menggambar, tapi dia tidak tahu make up?" batin Finnegan.

"Memangnya kenapa kalau aku perempuan?" tanya Skyra.

Finnegan masih menatap wajah Skyra. "Wajahnya memang selalu terlihat natural tanpa make up. Tapi, kalau sedikit dipoles, dia akan terlihat menggairah... maksudku, lebih cantik," batinnya.

Finnegan teringat pada Fionella yang suka membeli make up. Gadis itu membeli berbagai jenis pewarna bibir dimulai liptint, lipstik, lipbalm, lipcream, lipgloss, dan lain sebagainya.

"Kenapa melihatku seperti itu?" Skyra mengalihkan pandangannya karena tidak nyaman ditatap dengan intens oleh Finnegan.

"Oh, maaf."

"Baiklah, aku mau membeli make up. Lagi pula kartu tak terbatas milikmu tidak akan habis karena membeli beberapa bedak, kan?" ucap Skyra kemudian.

"Kalau begitu, kita pergi ke toko make up," kata Finnegan.

Sesampainya di tempat yang dimaksud, Finnegan dan Skyra kembali memakai masker dan ke luar dari dalam mobil.

Finnegan menggenggam tangan Skyra. Pandangan Skyra tertuju ke tangannya yang digenggam oleh Finnegan.

"Agar tidak ada yang curiga kalau kita memakai borgol," kata Finnegan seorang bisa membaca pertanyaan dalam benak Skyra.

Mereka pun memasuki toko make up yang sangat besar.

Beberapa menit kemudian.

Skyra dan Finnegan berdiri di depan karyawan yang sedang menjelaskan tentang fungsi-fungsi beberapa make up pada Skyra.

Skyra seperti robot yang loading karena tetap tidak paham dengan penjelasan karyawan gemulai itu.

"Mas, kami ambil semuanya," ucap Finnegan yang lebih pusing lagi mendengar penjelasan si gemulai.

Akhirnya mereka bisa pulang.

Namun di tengah perjalanan, Skyra panik. "Aku mau buang air kecil. Bisakah borgolnya dilepas dulu?"

"Tidak, kau pernah mencoba kabur waktu itu. Sekarang kau pasti ingin merencanakan sesuatu yang lain, kan?" tuding Finnegan.

"Aku tidak tahan!" gerutu Skyra.

Finnegan menyuruh bodyguard-nya menghentikan mobil. Mobil berhenti di tempat umum yang pastinya ada toilet umum juga.

Karena sepi, Finnegan bisa ikut Skyra masuk ke toilet wanita.

"Aku tidak akan kabur, jadi lepaskan borgolnya, ya," mohon Skyra.

"Aku tidak akan mengintip." Finnegan meyakinkan Skyra.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang