꧁ Part 022 ꧂

3.3K 136 1
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Malam itu, Jordan sedang mengawasi kinerja para bawahannya. Ia berdiri di depan pos utama bodyguard.

Skyra dan Naviera datang menghampirinya.

"Nyonya, dan Nona Adiwijaya." Jordan menganggukkan kepala sebagai tanda hormat.

Naviera menyalami tangan Jordan. "Paman Jordan, terima kasih sudah membantu kami."

"Sudah menjadi tugas saya, tugas kami semua untuk melindungi anggota keluarga Adiwijaya," ucap Jordan.

"Terima kasih sudah menjadi keluarga kami," kata Naviera.

Skyra tersenyum. Ia mengusap lembut rambut putrinya. "Pak Jordan, terima kasih banyak."

Jordan mengangguk hormat.

Skyra mengantarkan Naviera ke kamar. Ia menemani kedua putrinya hingga tertidur.

"Aku rasa, aku tidak perlu mencari tahu tentang mobil yang aku gunakan saat mengalami kecelakaan. Sekarang aku sudah tahu siapa yang mengejarku waktu itu.

Jejak ban mobil tersebut adalah mobil Finnegan yang sejenis dengan sport kuning di garasi. Mungkin Finnegan punya dua mobil dari jenis dan merek yang sama dengan warna yang berbeda," ucap Skyra dalam hati.

Ia melanjutkan, "Tapi, masih banyak misteri yang belum terpecahkan. Apa yang membuatku ingin pergi meninggalkan Finnegan dan anak-anak? Keluarga Danuarga, ada apa dengan mereka? Arkenzie? Lalu, kematian Fionella. Finnegan tidak terlalu banyak membahasnya."

Keesokan harinya.

Finnegan bersiap-siap untuk pergi ke kantor.

Skyra memeluk suaminya dari belakang. "Selamat pagi, Sayang."

"Pagi, Sayang." Finnegan mengusap tangan Skyra yang melingkar di perutnya.

"Bolehkah aku ikut ke kantormu? Aku ingin tahu seperti apa situasi di sana," pinta Skyra.

"Tentu saja," sahut Finnegan yang antusias.

"Aku berjanji tidak akan mengacau. Hanya diam dan memperhatikan," ujar Skyra.

Sesampainya di kantor Adiwijaya Group.

Skyra melongo melihat bangunan megah di hadapannya. Arsitektur bangunannya yang modern dengan sentuhan masa depan.

Para karyawan menyapa Tuan dan Nyonya Adiwijaya.

Skyra tersenyum membalas sapaan mereka. Ia mengeratkan pelukannya pada lengan Finnegan.

"Jangan terlalu menunduk. Angkat dagumu, Sayang. Selain istri dari pria Adiwijaya, kau juga putri Danuarga yang terhormat," ucap Finnegan.

"Tapi, itu berlebihan," bisik Skyra.

Finnegan berbisik, "Kau tahu, kenapa wanita dari keluarga Danuarga, Adiwijaya, Mahali, dan juga Hardiswara jarang menundukkan kepala?"

"Mungkin mereka keturunan bangsawan atau anak konglomerat?" jawab Skyra dengan nada setengah bertanya.

"Karena ada mahkota yang tak terlihat di kepala mereka. Ratu dan putri tidak pernah menunduk karena mahkota mereka bisa jatuh," jelas Finnegan.

Skyra memutar bola matanya. "Pemikiran yang kuno."

Finnegan melakukan kegiatannya sebagai bos besar. Terkadang sekretaris perusahaan memasuki ruangannya untuk membahas mengenai jadwal pertemuan.

Skyra menatap kesal pada sekretaris cantik yang terkadang curi-curi pandang terhadap suaminya.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang