꧁ Part 063 ꧂

1.7K 73 4
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Di ruang kerja.

Finnegan tampak serius membaca laporan mingguan perusahaannya yang dikirim oleh Sam.

Ponselnya di meja berdering. Ada panggilan yang masuk dari Jordan. Finnegan mengangkatnya.

"Tuan Adiwijaya, kami menemukan ponsel Devan Danuarga, salah satu teman Andrew Danuarga dalam circle. Dan kami telah meretas ponselnya, ada sebuah video yang dikirim ke nomor Arkenzie Danuarga," kata Jordan.

"Kirimkan video itu padaku," ucap Finnegan.

"Baik, Tuan."

Tak lama kemudian, sebuah video terkirim dari nomor Jordan ke pesan laptop Finnegan. Membutuhkan waktu untuk mengunduh video tersebut.

Finnegan merasakan firasat buruk mengenai video tersebut.

Akhirnya video berhasil diunduh. Ia membukanya. Finnegan menautkan alisnya saat melihat isi video tersebut.

Terdengar suara beberapa pria dalam video itu, dan juga teriakan kesakitan dari seorang wanita.

Tangan Finnegan terkepal. Matanya memerah.

"Arkenzie, meski gadis ini adalah bekasmu, tapi masih bisa digunakan."

"Tahan pergerakan kakinya."

"Tangannya juga."

"Terima kasih, Arkenzie. Kami akan menikmatinya."

"Diamlah, Cantik. Ini bukan pertama kalinya untukmu, kan? Jadi, nikmati saja."

"Buka kakinya. Aku tidak tahan."

"Lepaskan aku! Hentikan! Jangan!" teriakan wanita yang terdengar memilukan. Itu adalah suara Fionella.

Terdengar suara tamparan dan pukulan keras yang membuat si gadis berteriak kesakitan.

Napas Finnegan terdengar tak beraturan. Ia menggeram tertahan. Buliran bening menetes membasahi pipinya.

"Tolong! Tolooong!!" teriakan Fionella terdengar memilukan.

"Sayang, jangan bergerak-gerak, aku kesulitan memasukimu."

"Jangan kumohon! Tidak! Kakaaak! Kakaaak, tolong aku!!!"

Tangan Finnegan yang terkepal terlihat gemetar mendengar adiknya memanggil-manggilnya.

"Terus saja panggil kakakmu. Dia tidak akan pernah bisa mendengarmu. Hanya ada kami di sini."

"Tetaplah tenang jika tidak mau kesakitan."

Desahan dan erangan para pria itu membuat Finnegan semakin muak. Ia meninju layar laptop hingga retak dan hancur di bagian yang terkena tinjunya.

Finnegan menelepon Jordan. "Siapkan mobilku sekarang juga!"

Kediaman Danuarga.

Terlihat dua patung ular yang cukup besar melingkari sebuah cawan emas yang memancurkan air. Ada tulisan Mansion Danuarga di benteng sebelahnya.

Mobil Finnegan memasuki wilayah kediaman Danuarga. Sorot matanya yang tajam terlihat begitu menakutkan.

Para bodyguard menghalangi mobil Finnegan agar berhenti. "Berhenti di sana! Kau harus menunjukkan identitasmu terlebih dahulu untuk memasuki kediaman keluarga Danuarga!"

Namun, Finnegan tetap menginjak gas. Para bodyguard pun menyingkir.

Finnegan menabrakkan mobilnya ke gerbang yang tertutup itu. Dengan kemarahan, Finnegan ke luar dari mobil dan menendang pintu gerbang yang setengah roboh itu hingga benar-benar roboh.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang