꧁ Part 110 ꧂

1.2K 48 4
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Setelah waktu untuk bulan madu telah usai, Finnegan dan Skyra kembali ke Indonesia meninggalkan Jepang. 

Helga dan Emma menyambut mereka berdua. "Selamat datang kembali, Tuan dan Nyonya Adiwijaya." 

"Terima kasih, Bibi Helga dan Bibi Emma," sahut Skyra. 

Kedua pelayan itu membawakan barang-barang Skyra dan Finnegan dibantu dua bodyguard karena barangnya terlalu banyak. 

Finnegan melakukan rutinitas biasanya, yaitu pergi ke kantor dan pulang pada sore harinya. Skyra tidak memiliki kesibukan apa pun. Terkadang ia melukis atau menggambar di kamar lamanya untuk menghilangkan kejenuhan. 

"Ah, bosaaaan." Skyra menghentikan kegiatannya menggambar sketsa. Ia merebahkan tubuhnya ke atas karpet. 

Skyra bangkit, kemudian berlalu ke luar dari kamar. Wanita itu menuruni tangga menuju ke dapur di lantai dua.

Terlihat Helga dan Emma yang sedang sibuk memasak untuk makan siang. 

"Bibi," sapa Skyra. 

"Nyonya Adiwijaya. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Emma. 

"Silakan duduk." Helga menyediakan kursi untuk Skyra duduk. 

"Tidak perlu repot-repot. Aku hanya ingin melihat kegiatan kalian. Itu pun kalau kalian tidak merasa risih dengan keberadaanku," ucap Skyra. 

"Silakan, Nyonya. Kami tidak keberatan sama sekali," sanggah Helga. 

Skyra memperhatikan kegiatan Helga dan Emma yang memasak dengan cekatan. Mereka berdua benar-benar sangat ahli. Tentu saja, itulah pekerjaan mereka. 

"Bolehkan aku belajar memasak dari kalian?" tanya Skyra. 

"Eh?" Helga dan Emma terkejut mendengar permintaan Skyra. 

"Aku merasa tidak berguna. Aku tidak melakukan apa pun sebagai Nyonya Adiwijaya. Itu karena aku memang tidak memiliki kegiatan yang bisa aku lakukan," ujar Skyra. 

Helga dan Emma saling pandang. 

"Tapi jika Tuan Adiwijaya tahu Nyonya Adiwijaya belajar memasak, kami akan mendapatkan masalah. Mungkin Nyonya Adiwijaya juga akan kena marah," kata Emma. 

Skyra berucap, "Aku hanya akan belajar memasak saat dia tidak ada di rumah. Jadi, tidak akan ada yang kena marah."

Helga dan Emma akhirnya setuju. 

Skyra memasang celemek. "Jangan sungkan mengajariku. Aku sangat berambisi untuk bisa memasak. Aku tidak akan kalah dari Tuan Adiwijaya!"

Helga bertepuk tangan untuk semangat dan antusiasme tinggi nyonya muda mereka. 

Helga dan Emma menjelaskan metode-metode dalam memasak. Apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan untuk menghindari risiko kecelakaan dalam memasak. 

Skyra mendengarkan dengan serius. Sesekali ia mengangguk-anggukkan kepalanya. 

Saatnya eksekusi. 

Skyra dengan serius melaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah diberikan. Sementara Helga dan Emma memperhatikan. 

"Apakah begini?" Skyra sesekali bertanya tentang langkah yang diambilnya. 

Helga dan Emma memberikan pengarahan sebagai jawaban. 

Setelah beberapa menit, akhirnya masakan pun jadi. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang