꧁ Part 017 ꧂

3.6K 163 2
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Naviera melihat para orang tua murid telah memasuki aula untuk menghadiri rapat. "Ibu di mana, ya?"

Tiga orang anak yang sebaya dengan Naviera menghampirinya. "Eh, ibumu pasti tidak datang lagi, ya?"

Naviera menautkan alisnya.

"Kau pasti beralasan kalau ibumu sibuk lagi dan tidak bisa datang. Jadi, ayahmu yang akan datang."

"Iya! Kau pasti tidak punya ibu, kan, karena kau nakal?"

"Diam!" bentak Naviera yang membuat ketiga anak itu bungkam.

"Aku bukan anak nakal! Ibuku akan datang!" gerutu Naviera.

"Mana ada ibumu datang. Tidak terlihat dari tadi."

"Eh, mungkin saja ibunya Naviera itu jelek, jadi dia malu menunjukkan wajahnya di sini."

"Haha, iya! Itu pasti."

"Ibunya Naviera jelek! Jelek! Jelek!"

"Siapa yang kau sebut jelek?" Skyra muncul di belakang ketiga anak itu dengan aura gelap di sekitarnya.

Teman-teman Naviera menoleh secara perlahan. Mereka terpana melihat kecantikan ibu muda itu.

"Ca-cantiknya."

"Dia sangat cantik seperti Dewi."

Skyra menggandeng tangan Naviera. "Aku ibu kandungnya Naviera. Jika kalian macam-macam pada putri sulungku ini, aku akan melaporkannya pada kepala sekolah," ancamnya.

"Ja-jangan dilaporkan, Bu."

"Heh! Siapa yang kau sebut Ibu? Dia ibuku," gerutu Naviera.

"Kami tidak bermaksud macam-macam pada Naviera. Dia sangat manis, jadi kami hanya suka menjahilinya."

Skyra menautkan alisnya. "Jangan dekat-dekat dengan putriku."

"I-iya, baik, Nyonya."

"Kami pikir, ayahnya Naviera duda karena selalu datang ke acara rapat dan acara ibu-ibu di sekolah."

"Siapa yang kau sebut duda?" suara baritone itu membuat perhatian mereka teralihkan.

Terlihat Finnegan berdiri di depan sana dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Ia menunjukkan tatapan membunuh. Aura jahat mengelilinginya.

"Eh?" Ketiga anak itu bersembunyi di belakang Skyra.

"Sa-Sayang, kau menakutkan." Skyra terkekeh kaku.

Finnegan tersenyum kecil. "Maaf, Sayang, aku lupa harus datang ke rapat sekolah. Jadinya kau harus datang ke mari."

"Tidak apa-apa," sanggah Skyra.

Keesokan paginya.

Finnegan berdiri di depan cermin sembari mengenakan kemejanya.

Pintu kamar mandi dibuka. Skyra ke luar dengan jubah mandi yang menutupi tubuhnya.

"Sayang, apakah kau menyimpan SIM-ku?" tanya Skyra.

Finnegan melirik ke arah cermin, tepatnya melihat pada pantulan bayangan istrinya di cermin. "Kau tidak memiliki SIM."

"Benarkah?" Skyra menghampiri Finnegan. Ia memasangkan dasi ke leher suaminya. "Pantas saja aku tidak becus mengendarai mobil hingga mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan amnesia. Maafkan aku. Kau pasti kerepotan menghadapiku."

"Itu adalah kesalahanku," ujar Finnegan seraya menyentuh tangan istrinya yang masih berkutat dengan dasi.

Skyra mendongak menatap suaminya. Ia berharap Finnegan menceritakan sejelas-jelasnya. Semua jawaban yang Skyra inginkan.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang