꧁ Part 020 ꧂

3.9K 149 4
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Pria yang menodongkan golok menyentuh pinggang Skyra. "Nyonya Adiwijaya, ngomong-ngomong kau cantik dan wangi."

Skyra menautkan alisnya. "Jangan macam-macam denganku."

"Hoho, kau galak sekali. Tuan Adiwijaya beruntung memiliki istri yang masih muda dan mulus begini. Bolehkan kalau kami juga mencobanya?" Tangan pria itu bergerak ke bawah. Tampaknya ia ingin menyentuh bokong Skyra.

Namun sebelum itu terjadi, Skyra bertindak cepat dengan memutar tangan pria itu dan merebut goloknya, kemudian menghajar perut pria itu dengan keras. Pria itu tersungkur jatuh.

"Jangan macam-macam dengan kami! Anakmu masih ada pada kami." Dua pria lainnya segera menghampiri Naviera yang pingsan untuk dijadikan sandera.

Namun, Skyra melemparkan golok di tangannya. Benda tajam itu menancap di tanah, di depan mereka membuat kedua pria itu berhenti.

"Kalian sentuh putriku, maka kalian akan mati," geram Skyra.

Tiba-tiba terdengar suara letupan senjata.

Skyra segera menghampiri Naviera dan membawanya pergi, tapi kedua penculik itu menghalanginya.

"Kau menghubungi polisi untuk menangkap kami?! Tak akan aku biarkan!" Salah satu dari mereka menarik lengan Skyra.

"Lepaskan aku!" teriak Skyra.

Peluru melesat menembus tengkorak pria itu hingga tewas seketika.

Skyra menjerit ketakutan. Ia memeluk Naviera yang masih tak sadarkan diri. Pandangan Skyra tertuju pada pria berjas yang memasuki ruangan. Ternyata Jordan. Pria itu membawa pistol di tangannya.

Tanpa ragu, Jordan menembak pria satunya dan juga pria yang tadi menodongkan golok pada Skyra. Akhirnya mereka mati.

Skyra gemetar ketakutan. Perasaan itu kembali muncul. Rasa takut dan trauma.

"Nyonya, Anda baik-baik saja?" Jordan menghampiri Skyra.

Namun, tubuh Skyra terhuyung. Ia pun jatuh dan tak sadarkan diri.

"Skyra."

Kedua mata Skyra perlahan terbuka kala mendengar suara seseorang yang memanggil namanya.

Terlihat pria berjas biru gelap itu menodongkan pistolnya pada para pria bermasker.

"Skyra!" Pria berjas biru itu menatap pada Skyra. Ia adalah Arkenzie.

Skyra menunduk melihat seragam SMP yang ia kenakan. "Kak Kenzie."

Arkenzie menembaki pria itu satu per satu hingga tewas. Suara letupan pistol terdengar keras memekakkan telinga. Darah menggenang di lantai. Aroma besi berkarat yang memuakkan mulai menghantui indera penciuman.

"Kakak." Skyra muda gemetar ketakutan.

Arkenzie melangkah menghampiri adiknya. Pria itu mengulurkan tangannya. Skyra menerima uluran tangan kakaknya itu.

"Skyra?"

Saat membuka mata, Skyra mendapati Finnegan di dekatnya. Pria itu menggenggam tangannya.

Skyra mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Finnegan. Ia berada di dalam kamar. Terlihat Natasha juga berada di sana. Wanita itu memasukkan peralatannya ke dalam tas.

"Syukurlah kau baik-baik saja." Finnegan membuang napas lega.

"Di mana Naviera? Bagaimana keadaannya?" Skyra bangkit dan melihat ke sekeliling.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang