꧁ Part 135 ꧂

898 34 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

꧁ Flashback On ꧂

Arkenzie mengerang menikmati klimaks di dalam tubuh Fionella yang terbaring lemah di bawahnya. Pria itu terkulai di atas tubuh Fionella yang menangis terisak.

Arkenzie menghempaskan tubuhnya ke samping, lalu ia memeluk Fionella dan menenangkannya. "Aku akan memberikan uang tambahan. Kau membuatku puas hari ini."

Fionella beringsut membelakangi Arkenzie. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Tubuhnya berguncang karena tangisannya.

Arkenzie menatap punggung telanjang Fionella yang mulus. Tatapannya turun ke bawah. Terlihat darah dan cairan putih yang meleleh di paha gadis itu. Sebagian mengenai sprei.

"Aku tertarik padamu. Bagaimana jika dibuat pertemuan seminggu sekali?" tanya Arkenzie sembari mengusap lembut lengan dan pinggang gadis itu.

"Tuan Danuarga, aku butuh taksi," kata Fionella dengan suara bergetar.

"Baiklah." Arkenzie mengambil ponselnya di meja. Ia mengotak-atik untuk beberapa saat.

"Tidak ada taksi yang bisa dipesan. Bagaimana jika aku yang mengantarkanmu pulang?" Arkenzie menawarkan diri.

"Tidak perlu," tolak Fionella.

Setelah berpakaian, Fionella berlalu pergi, tapi Arkenzie meraih tangannya.

"Kau yakin tidak ingin diantar pulang olehku?" tanya Arkenzie. "Atau bodyguard-ku yang akan mengantarmu pulang."

Fionella menggeleng.

Arkenzie melepaskan genggaman tangannya. "Baiklah. Di depan ujung jalanan pribadi yang langsung menuju ke jalan raya, kau akan menemukan taksi."

Saat menuruni tangga, Fionella merasakan perut dan bagian intimnya sakit. Ia berhenti sejenak sembari memegangi perutnya dengan wajah meringis.

"Eh? Kau siapa?"

Mendengar suara bariton itu, Fionella mendongak, ternyata Marcel.

"Kau gadis yang tadi di pesta, kan? Kenapa kau masih di sini? Kau baru saja ke luar dari kamar Kak Arkenzie, ya?" Marcel mendekat.

Fionella terpundur. "Jangan mendekat." Ia mengangkat tangan di depan perut.

Langkah Marcel terhenti.

Fionella pun melanjutkan langkahnya dengan tertatih-tatih.

Marcel menatap punggung gadis itu. "Cantik sekali. Dari mana kakak mendapatkan barang bagus seperti itu?" gumamnya.

Di depan gerbang mansion, Fionella melihat ada taksi yang memasuki wilayah pribadi keluarga Danuarga

Taksi berhenti di depan gerbang. Seorang wanita ke luar dari dalam taksi, ternyata Adistya. Tampaknya ia baru pulang dari kampus.

"Kau membutuhkan taksi?" tanya Adistya saat melihat kehadiran Fionella di depan gerbang.

Fionella menganggukkan kepalanya.

"Silakan." Adistya membuka lebar pintu taksi.

"Terima kasih." Fionella masuk ke dalam taksi.

Adistya sendiri memasuki gerbang menuju ke mansion. Ia menghentikan langkahnya dan menatap mobil taksi yang melaju pergi meninggalkan kediaman Danuarga. Adistya mengerutkan keningnya.

Gerald menghampiri Adistya dengan kamera di tangannya. "Dia siapa, sih?"

Adistya menoleh pads Gerald. "Aku tidak tahu."

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang