══════════ ꧁꧂ ══════════
Para pria bejat itu terkulai puas setelah menikmati tubuh perawan Fionella secara bergiliran. Ada yang tidur, duduk, merokok, dan minum.
Sementara Fionella terkapar tak sadarkan diri dengan luka lebam di beberapa titik di tubuhnya. Wajahnya sembab, sudut bibirnya berdarah. Pakaiannya terbuka dan sudah tak beraturan.
Terlihat pula darah dan cairan putih yang meleleh di paha dan betisnya. Itu tak berhenti mengalir.
Adistya sedang berada di sudut ruangan. Ia mendapatkan telepon dari Arkenzie.
"Kau di mana? Kenapa jam segini belum pulang?" suara Arkenzie dari seberang sana.
"Aku masih di kampus," sahut Adistya.
"Gerald bilang, kau sudah pulang tadi."
"Ya, tadi aku sempat pulang, tapi aku kembali ke kampus untuk rapat penerimaan mahasiswa baru," sahut Adistya mencari alasan.
Tangan Fionella bergerak mengambil ponselnya yang jatuh ke sisi lain ranjang. Di awal, ia sempat mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan, tapi para pria itu menahan pergerakannya membuat ponsel tersebut jatuh ke sela-sela ranjang. Mereka tidak tahu kalau ponsel tersebut sedang merekam.
Frans terbangun merasakan pergerakan di sampingnya. Ia bergerak memeluk Fionella dari belakang membuat gadis itu gagal mengambil ponselnya.
Fionella mengerang kesakitan saat pria itu mengeratkan pelukannya.
Adistya terkejut. Ia menoleh sebentar pada Fionella dan Frans.
"Suara apa itu? Apa yang sedang kau lakukan di sana?" tanya Arkenzie.
"Tidak ada. Itu suara teman-temanku yang suka usil," sahut Adistya. "Kalau begitu, aku akan menutup panggilan."
"Beruntung sekali aku bisa menjadi pria pertama yang menyentuhmu. Maukah kau menjadi pacarku?" bisik Frans di telinga Fionella.
"Lepaskan aku." Fionella gemetar ketakutan.
"Maaf, aku agak kasar padamu di awal. Aku pikir Arkenzie sudah melakukannya duluan." Frans mengeratkan pelukannya.
"Dia benar-benar tidak disentuh kakak? Lalu, untuk apa dia disewa? Untung aku menangkapnya sebelum mengirimkan informasi yang dia dapatkan pada orang yang menyuruhnya," gerutu Adistya.
"Disty, kau tidak merasa ingin melakukannya saat melihat kami bermain-main dengan gadis ini?" tanya Andrew.
"Jangan macam-macam, kubunuh kau!" Adistya berlalu pergi.
Pada dini hari, pria pria itu tertidur.
Fionella bangkit dari ranjang pelan-pelan. Ia melihat kartu memori di tanah yang sudah rusak, tapi Fionella tetap mengambilnya. Gadis itu memasukkannya ke dalam wadah pensil, kemudian segera pergi dari sana dengan langkah tertatih-tatih.
"Di mana ini?" batin Fionella. Ia melihat ke sekeliling. Sebuah tempat yang tidak ia kenali.
Setelah berputar-putar di tempat itu, akhirnya Fionella berhasil menemukan jalan ke luar.
Ia mencari pertolongan, tapi tidak ada siapa pun di sana. Gadis itu mendengar suara langkah kaki di belakangnya.
Langkah Fionella terhenti. Ia menoleh ke belakang, ternyata Adistya. Fionella yang ketakutan segera berlari sebisanya. Walau perut dan bagian intimnya terasa sakit.
"Jalang sialan! Jangan kabur!" geram Adistya sembari berlari mengejarnya.
Fionella tidak kuat lagi. Ia jatuh terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILE
Romance══════════ ꧁꧂ ══════════ Nyctophile Karya Ucu Irna Marhamah ══════════ ꧁꧂ ══════════ Setelah mengalami kecelakaan mobil, Skyra akhirnya siuman. Namun, ia tidak mengingat apa pun yang terjadi dengan masa lalunya. Ia tidak ingat kecelakaan yang dial...