꧁ Part 104 ꧂

1.1K 47 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Skyra terbangun saat merasakan sentuhan di pipinya. Ia mendapati Finnegan yang sedang menatapnya dan menangkup wajahnya menggunakan satu tangan. Mereka berdua tertidur dengan posisi menyamping dan saling berhadapan. Keduanya tidak memakai pakaian, hanya tertutup oleh selimut.

"Skyra, aku tidak pernah melihat senyumanmu belakangan ini. Aku ingin melihatnya lagi... senyuman indah itu," ucap Finnegan. Ia membayangkan Skyra yang selalu tersenyum dan ceria.

Sudut bibir Skyra tertarik. Wanita itu menunjukkan senyuman setulus mungkin, tapi itu tidak menutupi luka dan deritanya.

Finnegan memeluk tubuh istrinya. "Aku mencintaimu, Skyra."

Skyra membalas pelukan suaminya.

Sore harinya, Finnegan dan Skyra bersiap pergi ke Jepang. Saat ini mereka berada di landasan pribadi keluarga Adiwijaya.

Terdengar suara bising dari mesin pesawat.

Skyra mendongak menatap jet pribadi milik Finnegan. Jet berwarna hitam berpolet emas itu terlihat sangat mewah. Ada tulisan besar di badan pesawat, yaitu F. R. Adiwijaya. Itu adalah inisial Finnegan.

"Apakah ini landasan pribadimu?" tanya Skyra.

"Tidak juga. Ini landasan pribadi milik keluarga Adiwijaya. Aku hanya punya jet kecil ini," jawab Finnegan.

"Oh."

"Kudengar landasan pribadi milik keluarga Danuarga tiga kali lipat lebih besar dari ini," ucap Finnegan.

Skyra mengedikkan kepalanya. "Entahlah, aku belum pernah melihatnya secara langsung."

Anak buah Finnegan mengawal Tuan dan Nyonya mereka memasuki jet pribadi tersebut.

Pegawai memasangkan sabuk pengaman pada Finnegan dan Skyra saat jet akan lepas landas.

"Skyra, ini pertama kalinya kau naik pesawat?" tanya Finnegan.

Skyra mengangguk. "Iya."

"Kau gugup?" tanya Finnegan.

"Tidak juga."

Jet pun lepas landas.

Sementara itu di tempat lain.

Sebuah mansion keluarga Danuarga terlihat begitu besar dan megah. Terdapat lapangan golf di bagian teratas bangunan tersebut.

Yaurez duduk bersandar di sofa. Ia meneguk minuman sembari memperhatikan beberapa pria Danuarga yang sedang bermain golf.

Ketiga pria itu pun duduk di sofa bergabung dengan Yaurez.

"Taruhan macam apa ini?"

"Oh, ayolah, kau hanya sedikit kurang beruntung hari ini."

Mereka tertawa.

"Yaurez, hari ini kau sama sekali tidak terlihat bersemangat. Ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" tanya pria bernama Mauricio Danuarga.

Jason dan Ryan menoleh ke arah Yaurez menunggu jawaban dari pria itu.

"Aku hanya merindukan adikku," sahut Yaurez sembari meletakkan botol minuman ke meja.

"Maksudmu Skyra?" tanya Ryan.

"Iya."

Ryan berujar, "Aku tidak tahu apakah aku harus mengucapkan selamat untuk pernikahan Skyra dengan pria Adiwijaya itu. Yang pasti aku benar-benar sedih untuk Skyra kecil yang malang."

Jason bersuara, "Sejujurnya keputusan Arkenzie terlalu kejam mengenai Skyra. Dia seperti mengalah pada Adiwijaya dan menuruti apa pun yang Adiwijaya inginkan. Yang dikorbankan adalah adik kandungnya sendiri, masih kecil pula."

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang