꧁ Part 079 ꧂

2K 98 12
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Biar gak ketinggalan info update, follow, vote, comment, ya. Soalnya beberapa pembaca ada yang mengeluh karena tidak mendapatkan notifikasi update-an bab terbaru. Nyctophile update seminggu tiga kali, bahkan setiap hari tergantung mood aku dan juga tergantung vote+komen dari kalian.

Jadi, silakan follow, vote, comment. 🥰🥰🥰🥰

══════════ ꧁꧂ ══════════

Satu minggu sekali, Psikiater diundang ke rumah Finnegan Adiwijaya untuk berdialog dengan Skyra mengenai kondisi psikis dan emosionalnya. 

Finnegan juga membawa Skyra ke dokter spesialis kandungan untuk melakukan terapi dan lain sebagainya. 

Dalam perjalanan pulang, Finnegan membawa Skyra ke Gereja. Skyra kebingungan, tapi ia tidak ada niatan untuk bertanya. 

Mereka berdua turun dari mobil. 

Finnegan menggenggam tangan Skyra dan mengajaknya masuk ke dalam Gereja. 

"Kita akan menikah hari ini," kata Finnegan. 

"A-apa?!" Skyra terkejut mendengar itu. Ia pun menghentikan langkahnya yang membuat Finnegan juga berhenti melangkah. 

Finnegan menatap Skyra. "Kenapa?"

"Aku tidak mau," jawab Skyra. 

"Kau tidak mau menikah denganku meski kita sudah sering melakukan hubungan intim? Apakah kau tidak membutuhkan pertanggung jawabanku?" tanya Finnegan. 

"Aku tidak mau." Skyra menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Finnegan. Namun, Finnegan tidak melepaskannya.

"Aku tidak mau menikah denganmu. Lepaskan aku!" teriak Skyra. 

Finnegan mencoba menahan kemarahannya. Ia pun membawa Skyra kembali ke dalam mobil dan pulang ke rumah. 

Beberapa minggu kemudian. 

Finnegan terbangun saat merasakan tangan lembut yang menyentuh wajahnya. Seorang wanita cantik berambut pirang tengah menatap dan membelai wajahnya dengan lembut. Wanita itu tidur di sisinya tanpa sehelai benang pun yang menyangkut di tubuhnya yang molek. 

"Setelah berpakaian, kau boleh pergi," kata Finnegan. 

Wanita berambut pirang itu cemberut. 

Setelah mandi dan berpakaian, pagi ini Finnegan meninggalkan hotel. Ia menaiki mobilnya. 

Selama tidak menyentuh Skyra, Finnegan memanggil wanita penghibur sebagai gantinya. 

Bersama Skyra, Finnegan hanya sebatas berciuman atau menggerayangi tubuh gadis itu, tidak lebih. Ia mencoba memahami Skyra dan menjaga batasannya agar Skyra tidak mengalami trauma berkepanjangan terhadapnya. 

Jika sebatas itu, Skyra juga tidak terlalu gelisah. Mungkin ia sudah terbiasa. 

Finnegan juga kembali membebaskan Skyra berkeliling di rumah. Ia mendaftarkan sidik jari gadis itu di pintu kamarnya dan pintu kamar Skyra. Meski ruang yang biasa dimasukinya terbatas, tampaknya Skyra tidak mempermasalahkan hal tersebut. Baginya yang terpenting adalah kamarnya bisa dikunjungi. 

Setiap hari saat Finnegan pergi ke kantor, Skyra menggambar di depan jendela kamarnya. Ia tidak pernah lepas dengan hobinya itu. 

Sesampainya di rumah, Finnegan mendapati keberadaan Natasha yang sedang berbicara dengan Skyra. 

Tampaknya Natasha ingin mengakrabkan diri dengan gadis itu. Sementara Skyra terlihat berbicara seperti biasa saat berhadapan dengan orang yang lebih dewasa. 

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang