꧁ Part 013 ꧂

4K 164 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Pagi harinya.

Skyra yang mengajukan diri untuk memasak. Para pelayan berdiri berjejer menunggu perintah. Begitu pula dengan para koki pribadi keluarga Adiwijaya.

Namun, Skyra menyelesaikan pekerjaannya sendiri. Ia menyajikan masakan yang sudah matang ke meja makan. Di antaranya adalah bakwan sayur goreng, perkedel kentang dan wortel, tumis buncis, dan olahan sayur lainnya.

"Ibu benar-benar hebat." Mata Naviera berbinar-binar melihat kemahiran ibunya dalam memasak.

Skyra menepuk-nepuk tangannya. "Aku belajar dari internet."

"Wah, kelihatannya lezat." Lareina mengambil satu dan memakannya. Ia terlihat menyukainya.

"Kau memang sudah pandai memasak sejak dulu. Kau memasak untukku masakan yang paling lezat," kata Finnegan.

"Benarkah?" Skyra dan anak-anak terkejut mendengar ucapan Finnegan.

"Tapi, aku belum pernah memakan masakan Ibu. Kapan Ibu memasak?" tanya Lareina.

"Ibu tidak pernah memasak. Kami tidak pernah mencoba makanannya. Ayah beruntung sekali," sahut Naviera.

Skyra merasa sedih mendengar ucapan kedua putrinya. Ia berpikir mungkin dirinya benar-benar sangat buruk di masa lalu. Mungkin lebih buruk dari yang ia bayangkan.

"Ibu kalian sering memasak untuk Ayah dulu sebelum kalian lahir. Setelah Ibu melahirkan kalian, Ayah melarangnya memasak karena tidak tega melihatnya melakukan pekerjaan rumah dan mengurus anak-anak secara bersamaan. Selain itu, ada pelayan dan koki pribadi untuk melakukan pekerjaan tersebut," jelas Finnegan.

Naviera dan Lareina mengangguk mengerti. Kedua bocah perempuan itu jauh lebih pengertian dari yang dibayangkan.

Skyra menatap Finnegan. Ia membatin, "Dia benar-benar menghargaiku dan melindungi perasaanku sebagai istrinya. Finnegan benar-benar suami yang baik. Tapi, aku masih berpikir kalau dia mungkin menyembunyikan sesuatu dariku.

Finnegan memang sering membahas tentang masa laluku, tapi bukan informasi pribadiku. Hanya sekadar sifat dan kepribadianku saja. Saat menanyakan tentang keluargaku, dia menjawabnya lama. Padahal tinggal bilang kalau orang tuaku sudah meninggal tanpa harus berpikir lama."

Setelah sarapan bersama, Skyra dan Lareina mengantar Finnegan dan Naviera sampai ke depan.

"Aku berangkat." Seperti biasa, kecupan manis Finnegan mendarat di bibir istrinya.

Lareina dan Skyra melambaikan tangan ketika mobil Finnegan melaju pergi meninggalkan mansion.

Ketika kedua perempuan itu akan kembali masuk, terdengar suara mobil yang memasuki pelataran mansion. Ternyata mobil Natasha.

"Bibi Natasha," gumam Lareina saat melihat Natasha ke luar dari mobil tersebut.

"Selamat pagi, Skyra, Lareina," sapa Natasha.

"Selamat pagi, Bibi."

"Selamat pagi."

Di kamar anak-anak, Natasha memeriksa kondisi kesehatan Lareina. Skyra yang juga berada di ruangan itu tampak serius memperhatikan.

"Baiklah, Lareina, kau harus makan yang banyak, ya. Terutama makanan yang sehat dan bergizi. Jangan pilih-pilih makanan." Natasha selesai memeriksa keponakannya itu.

"Sekarang aku makan sayur juga, kok. Ibu memasak sayuran yang lezat," sahut Lareina.

Natasha menoleh ke arah Skyra. "Benarkah? Masakan Skyra memang lezat."

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang