꧁ Part 072 ꧂

2.1K 84 12
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Finnegan telah selesai mandi. Ia masuk ke dalam kamar tanpa memakai apa pun. Finnegan melihat Skyra yang membelakanginya sedang mengancingkan kemeja.

Kemeja Finnegan terlihat kebesaran di tubuh Skyra. Gadis itu terlihat seperti sedang memakai daster.

Finnegan tersenyum gemas melihat keimutan Skyra. Ia mendekat. "Skyra, aku akan meminta pelayan membawakan ba...."

Skyra terkejut mendengar suara Finnegan yang tiba-tiba berada di belakangnya. Ia berbalik. Kedua matanya terbelalak lebar. Skyra berteriak kaget. Ia segera menutup matanya menggunakan kedua tangan dan membelakangi pria itu.

Finnegan menunduk melihat bagian bawah tubuhnya. "Kenapa kau terkejut begitu seolah baru pertama kali melihatku telanjang?" gumamnya.

Skyra menjauh dari Finnegan.

Finnegan membiarkannya. Ia mencari pakaian santai dari dalam lemari, yaitu kaos hitam dan celana pendek yang berwarna senada dengan kaosnya.

Finnegan berbalik menatap Skyra yang berdiri di depan sana. "Bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan atau berkeliling?" ajak Finnegan.

Skyra menggeleng pelan.

"Kau mau pergi ke mana? Kau mau apa? Aku akan membelikannya untukmu," ujar Finnegan.

Lagi-lagi Skyra menggeleng.

"Es krim rasa cokelat mint?" tanya Finnegan.

Skyra menggeleng.

Finnegan membuang napas kasar. "Apa yang kau inginkan?" tanya Finnegan.

"Aku ingin kembali ke kamarku." Skyra menunduk.

Finnegan menautkan alisnya.

Malam harinya.

Di sebuah gedung besar.

Terlihat mobil memasuki pelataran gedung. Ada mobil berwarna biru gelap dan mobil berwarna hitam. Mobil biru gelap memiliki ornamen ular kembar melilit cawan yang tertancap di bagian depan mobil.

Sementara mobil berwarna hitam, terdapat ornamen singa bersayap yang menancap di bagian depan mobil mereka.

Mobil-mobil itu pun parkir di pelataran menyesuaikan warna mobil mereka, menyerupai dua kubu yang berlawanan.

Masing-masing sopir ke luar dari mobil dan membukakan pintu untuk bos mereka.

Finnegan ke luar dari mobil hitam. Hadrian juga hadir. Ia turun dari mobil hitam yang berbeda. Beberapa kepala keluarga Adiwijaya juga turut hadir.

Dari mobil biru gelap, Arkenzie ke luar. Yaurez juga ke luar dari mobil biru gelap yang lain. Beberapa kepala keluarga Danuarga turun dari mobil masing-masing.

Kedua keluarga besar itu berjalan saling menghampiri. Mereka berhadapan satu sama lain.

Finnegan dan Arkenzie bersalaman. Mereka pun memasuki gedung diikuti oleh masing-masing keluarga besar.

Beberapa bodyguard berjaga di pelataran. Sisanya ada yang ikut ke dalam gedung.

Di dalam gedung, kedua kubu duduk berhadapan dan berbicara mengenai masa depan perdamaian kedua keluarga. Itu berlangsung selama beberapa jam.

Arkenzie berkata, "... masa lalu yang kelam di mana kedua keluarga saling membunuh satu sama lain. Dan sampai saat ini masih ada juga yang berpikir untuk menjatuhkan satu sama lain dengan menghancurkan nama baik keluarga musuh.

Tapi, aku harap pertemuan perdamaian ini menjadikan hubungan baik antara kedua keluarga semakin erat ke depannya. Demi generasi selanjutnya. Meski masa lalu tidak bisa dilupakan, tidak bisa diperbaiki, apalagi diulang kembali, kita bisa melihat ke masa lalu sebagai pembelajaran ke depannya.

Tidak pernah ada yang menginginkan kematian dan perpecahan. Semua pihak berusaha mempertahankan diri masing-masing. Kita semua adalah pilar bagi masing-masing keluarga. Bahkan negara juga menganggap kita sebagai warga yang sangat berperan dalam pembangunan negeri.

Jika masing-masing dari keluarga bisa memegang peran yang sama-sama penting bagi negara, kenapa kita harus berseteru? Kita bisa bersatu menjadi kekuatan yang besar untuk keluarga dan juga negara."

Yaurez yang duduk mendampingi Arkenzie mengangguk-anggukkan kepala. Ia beralih menatap ke arah Finnegan.

Hadrian membatin, "Bocah yang satu ini, dia sangat pandai berkata-kata. Akan sangat menakutkan jika dia menjadi orang penting di pemerintahan dan melakukan kampanye."

"Omongannya besar sekali," kata Finnegan dalam hati.

Finnegan menghela napas panjang. "Mau dilihat dari sudut mana pun, perdamaian bagi kedua keluarga memang sangat dibutuhkan. Jadi, kenapa kita tidak melanjutkan hubungan baik ini? Mungkin bisa dimulai dengan kerja sama.

Jangan terburu-buru juga, sih. Kita bisa memulainya dari nol untuk memberikan rasa percaya satu sama lain.

Tidakkah kita merasa bahagia untuk hubungan Aryatama dan Nyonya Meisalia, serta Tuan Ryuuga dan Nyonya Zoella? Jika hubungan kedua keluarga memburuk, bagaimana dengan keluarga kecil mereka? Anak cucu mereka?"

Aryatama, Meisalia, Ryuuga, dan Zoella rupanya hadir dalam pertemuan itu. Mereka adalah pasangan yang berjodoh dari dua keluarga yang bermusuhan. Namun, hubungan rumah tangga mereka baik-baik saja sampai saat ini. Bahkan mereka sudah memiliki keturunan.

"Baiklah, keputusan sudah disepakati."

Finnegan dan Arkenzie bersalaman sebagai tanda kalau perdamaian dan hubungan baik antara kedua keluarga akan tetap berlangsung. Persahabatan Danuarga dan Adiwijaya telah dimulai.

Anggota keluarga lainnya juga bersalaman mengikuti kepala keluarga utama mereka.

Setelah perbincangan yang serius dan menegangkan, mereka menyantap hidangan yang disediakan. Terlihat kedua keluarga yang berbaur tanpa ada kecanggungan apalagi tatapan permusuhan.

Finnegan dan Arkenzie berdiri di balkon. Ada segelas anggur di tangan masing-masing.

Arkenzie berkata, "Aku harap kau sedikit lebih lembut pada Skyra. Saat aku melihatmu membawanya berjalan-jalan, makan malam, dan berbelanja, aku bisa melihat kalau Skyra sangat nyaman bersamamu. Aku tidak pernah melakukan semua itu padanya. Aku sibuk, adikku banyak, dan aku benar-benar tidak memiliki waktu."

Finnegan meneguk habis anggurnya dalam sekali tegukan.

Arkenzie melanjutkan, "Tapi, dalam video yang kau kirim itu, kau sedikit kasar dan membuatnya ketakutan. Dia bisa berubah menjadi membencimu dan takut padamu. Sepertinya kau tidak punya pengalaman dengan gadis perawan." Ia menatap Finnegan.

"Kenapa kau mengabaikan Skyra? Apakah kau berpikir kalau dia beban untukmu?" tanya Finnegan mengalihkan pembicaraan.

"Sejujurnya iya. Aku harus memilih orang-orang terbaik dalam keluargaku untuk menduduki posisi penting dalam perusahaan dan dalam strata keluarga besar. Sebagai kepala keluarga Adiwijaya yang selanjutnya, kau mungkin mengerti," jelas Arkenzie.

Finnegan membuang napas kasar.

"Ngomong-ngomong, kau bilang kau ingin menikahi Skyra. Bagaimana caranya? Dia masih 16 tahun," tanya Arkenzie.

Finnegan menatap Arkenzie. "Ada orang kepercayaanmu yang bisa memalsukan identitas? Buat dia berusia 21 tahun. Dengan begitu, aku bisa menikahinya."

Arkenzie meneguk habis minumannya. "Orang kepercayaanmu juga banyak. Kenapa tidak menyuruh mereka saja?" Ia berlalu pergi.

Setelah pertemuan itu, kedua keluarga pun pulang meninggalkan gedung.

Saat Finnegan akan memasuki mobil, Hadrian menghampirinya.

"Apa yang membuatmu berubah pikiran dan memutuskan untuk menjalin hubungan baik dengan Danuarga? Apakah ada sesuatu yang terjadi, yang tidak aku ketahui?" tanya Hadrian.

Finnegan menjawab, "Bukankah ini yang diharapkan oleh kedua keluarga? Sebuah perdamaian? Aku hanya mengabulkan keinginan kalian semua."

Hadrian menghela napas lega mendengar jawaban bijak dari cucunya.

══════════ ꧁꧂ ══════════

Karya asli Ucu Irna Marhamah
21.33 | 9 Agustus 2017

Follow instagram @ucu_irna_marhamah
@novellova

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang