꧁ Part 007 ꧂

5.4K 218 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

Skyra dan Finnegan berjalan gontai menuju ke kamar mereka. Saat membuka pintu, keduanya terkejut melihat keberadaan Naviera di dalam kamar.

"Naviera, kau belum tidur?" tanya Finnegan.

Naviera turun dari ranjang, kemudian berlari memeluk Skyra. "Mau manja-manja pada Ibu."

Skyra menguyel-uyel pipi Naviera dengan gemas. "Bagaimana bisa Ibu melahirkan bidadari kecil yang manis seperti ini?"

"Ibu, aku juara satu lomba menulis, membaca, dan berhitung tingkat kelas." Naviera menunjukkan sertifikat dan piala yang ia dapatkan pada Skyra.

Skyra melihat semua penghargaan itu. "Benarkah? Padahal baru mulai sekolah, tapi sudah menjadi juara. Anak Ibu benar-benar pintar."

Naviera tersenyum bangga mendengar pujian ibunya.

"Naviera yang cerewet ini juga anak pemberani. Di hari pertama masuk sekolah, dia maju ke depan dan memperkenalkan diri sebagai putri dari keluarga Adiwijaya dengan bangga," tambah Finnegan.

"Ayaaaah." Naviera menggoyangkan bahunya.

"Wah, hebat sekali. Sini Ibu kasih hadiah." Skyra memeluk dan mencium pipi Naviera yang kiri dan kanan bergantian.

Naviera sangat senang.

Finnegan hanya tersenyum kecil melihat kedekatan Skyra dengan Naviera.

"Pertahankan prestasimu, ya. Jika bisa, tingkatkan lagi," kata Skyra.

"Aku akan berusaha," sahut Naviera. Ia berlalu pergi setelah mendapatkan apa yang diinginkan.

"Anak-anak kita sangat cerdas. Naviera pintar di bidang akademik, sementara Lareina sepertinya lebih pro di bidang seni," ujar Skyra.

"Kau tahu, Lareina mewarisi bakat seni yang luar biasa darimu," kata Finnegan.

"Benarkah?" Skyra tidak mengira jika dirinya pandai di bidang seni. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa gambar yang dibuatnya.

"Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu." Finnegan beranjak dari tempat tidurnya. Ia berlalu ke luar.

Skyra menunggu.

Tak lama kemudian, Finnegan kembali dengan membawa kertas berukuran A3. "Ini yang kau lukis. Kau memberikannya padaku sebagai hadiah." Ia menunjukkan kertas tersebut pada Skyra.

Skyra melongo melihat lukisan indah itu. Dalam kertas tersebut, terlihat lukisan Finnegan yang sedang tertidur. Sangat tampan dan terlihat nyata.

"Apakah ini lukisan yang aku buat? Benar-benar buatanku?" tanya Skyra yang tampaknya tidak percaya dengan hasil karyanya sebelum mengalami amnesia itu.

"Tentu saja. Mungkin kau tidak dapat mengingatnya. Tapi jika kau sering melatih tangan dan menggunakan imajinasimu, kau mungkin akan menemukan kembali bakatmu yang hebat itu," ujar Finnegan.

Lareina mengetuk pintu yang setengah terbuka membuat perhatian orang tuanya teralihkan. Gadis kecil itu berlari masuk dan naik ke ranjang. Naviera menyusulnya di belakang.

"Ibu mencium Kak Naviera? Aku tidak dicium?" Lareina mengguncangkan lengan ibunya.

"Hehe! Ibu lebih sayang aku!" Naviera mengompori.

Skyra mencium pipi Lareina yang kiri dan kanan seperti yang ia lakukan pada Naviera sebelumnya.

"Ibu juga saya Lareina!" Putri bungsu memeluk ibunya.

Naviera tidak mau kalah. Ia naik ke ranjang dan memeluk Skyra serta Lareina.

"Anak-anak Ibu yang manis." Skyra mengusap rambut anak-anaknya.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang