꧁ Part 126 ꧂

1.1K 45 0
                                    

══════════ ꧁꧂ ══════════

꧁ Flashback On ꧂

Jam menunjukkan pukul 2 siang. Finnegan telah kembali dari kantor. Ia memasuki mansion dan melihat kedua putrinya sedang makan siang.

"Kalian hanya makan berdua? Kenapa tidak mengajak Ibu?" tanya Finnegan.

Naviera dan Lareina saling pandang. Mereka terlihat ragu.

"Kalau begitu, biar Ayah saja yang mengajak Ibu makan. Kalian lanjutkan saja makannya, ya," kata Finnegan, kemudian berlalu pergi ke kamarnya.

"Tumben Ayah pulang lebih awal," gumam Naviera.

"Pasti mau pacaran dengan Ibu," celetuk Lareina.

"Eh?" Naviera melongo. "Kau tahu apa itu pacaran?"

"Ciuman," sahut Lareina.

Finnegan memasuki kamar. Ia tidak melihat keberadaan istrinya. Finnegan mendengar suara gemericik air dari kamar mandi yang merangkap dengan ruangan itu.

Iseng-iseng, Finnegan membuka pintu kamar mandi.

Skyra yang sedang mandi menjerit karena kaget.

"Oh, maaf." Finnegan segera menutup pintu. Ia melihat kertas gambar di meja. Finnegan mengambilnya dan melihatnya dengan teliti, ternyata Skyra menggambar hutan yang kemarin dilalui oleh mobil mereka.

Pandangan Finnegan tertuju ke dinding. Tampaknya para pelayan sudah memasang pelapis untuk dinding agar kedap suara. Finnegan tersenyum mesum, kemudian melepaskan dasi dan kemejanya.

Tak lama kemudian, Skyra ke luar dari ruangan dengan handuk yang melilit menutupi tubuhnya. Ia melihat suaminya sedang meminum anggur.

"Mau minum denganku?" tanya Finnegan sembari menuangkan anggur ke dalam gelas.

Skyra menggeleng. Meski sudah cukup umur untuk minum alkohol, tampaknya Skyra sudah tidak tertarik lagi dengan alkohol.

Skyra mencari pakaian dalam lemari untuk dipakai.

Finnegan bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri istrinya.

Karena takut, Skyra segera membawa pakaiannya ke kamar mandi untuk dipakai di sana.

"Tidak perlu memakai baju, Sayang." Finnegan menahan bahu istrinya agar tidak kembali ke kamar mandi.

"Finnegan, yang semalam masih sakit. Jangan dulu, ya," mohon Skyra.

Finnegan cemberut. "Semalam kau memaksaku berhenti, padahal aku belum selesai."

"Itu karena... rasanya sakit sekali. Obat anti nyerinya tertinggal di rumahmu yang sebelumnya. Aku lupa membawanya ke dalam kotak obat," kata Skyra pelan.

"Bukankah biasanya tidak memakai obat anti nyeri?" Finnegan merangkul pinggang istrinya.

Skyra menahan dada suaminya. "Sebenarnya setelah melahirkan anakmu yang kedua, aku kembali ketergantungan dengan obat anti nyeri itu. Aku tidak bisa melakukannya tanpa meminum obat itu terlebih dahulu.

Paling tidak, kau harus mengambil obat itu. Suruh siapa saja, Jordan atau siapa. Jangan memaksaku melakukannya tanpa meminum itu. Aku benar-benar tidak bisa."

"Itu akan lama, Skyra. Aku benar-benar tidak tahan. Sekarang cepat berbaring dan buka selangkanganmu!" Finnegan yang sedang mabuk itu mendorong Skyra ke ranjang dan menindihnya.

"Finnegan, sebentar saja. Berikan aku waktu untuk menelepon Bibi Helga. Aku akan memintanya mengambilkan obatku dan menyuruh bodyguard untuk membawanya ke mari. Itu tidak akan lama," mohon Skyra.

NYCTOPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang