Setelah hari dimana Jeno menyusul Jaemin dan Xiyeon ke pantai, anaknya itu jadi bersikap aneh.
Terkadang memeluknya secara tiba-tiba, menunggunya selesai mandi dan turun dari kamar baru makan malam bersama papanya. Bahkan ia rela menunda tidurnya sebelum Jeno menyelesaikan pekerjaannya. Intinya anak itu jadi perhatian padanya.
"Kamu gak habis ngapa-ngapain kan? Kenapa aneh gini sih?""Salah meluk papa sendiri?"
"Biasanya juga maksa suruh papa jauh-jauh karena gak mau dipeluk"
Jaemin mencebik, memilih merebahkan tubuhnya dengan kepala yang berada di paha Jeno. Ia sibuk memainkan ponsel papanya. Matanya padahal sudah berat tapi ia masih tidak ingin tidur, rencananya memang ingin menunggu Jeno menyelesaikan acara yang tengah ditontonnya. "Papa ayo tidur""Yasudah tidur aja sana, tanggung ini"
"Gak mau, mau sama papa"Jeno menatap Jaemin yang sudah mengucek matanya yang merah, sudah mengantuk sejak tadi.
"Yaudah ayo. Awas dulu, papa gak bisa berdiri ini"Jaemin bangun agar Jeno bisa berdiri, mengekor di belakang papanya menuju kamar. Jaemin menggeleng sembari menarik lengan Jeno, "papa tidur sama Nana"
"Mama gimana? Keseringan tidur sendiri dia tuh"Jaemin mengubah haluannya, ia menuju kamar Jeno sembari terus menarik lengan papanya. "Nana tidur disini"
Jaemin berbaring ditengah-tengah kasur, membiarkan Jeno memeluknya."Na, papa boleh cerita gak?"
"Boleh. Mau cerita apa?"
"Akhir-akhir ini, papa sering ngerasa pengen nangis. Ngerasa takut. Tapi papa gak tau apa yang bikin papa takut."Jaemin menatap Jeno yang sudah berlinang air mata, Jaemin benci itu.
Tangannya terulur mengusap mata Jeno, menangkup kedua pipi pria itu. "Papa gak usah takut. Ada Nana disini, Nana bakal jagain papa""Papa tidur. Jangan dipikirin terus. Nana gak mau papa sakit, ya?"
***
Benar kan ucapan Jaemin. Jeno mudah sakit jika menangis sebelum tidur. Terbukti ayahnya malah demam hari ini.
"Sekolah ya? Gak usah khawatir. Papa kan dirumah, gak akan kemana-mana. Sekolah bentar doang"Jaemin masih menatap Jeno sebal, ia ingin menjaga papanya tapi malah disuruh sekolah. "Ya? Papa gak mau kamu ngelewatin pelajaran cuma karena papa sakit"
"Papa harus minum obatnya!"
"Iya sayang iya, papa nanti minum. Udah sana, nanti telat"Jeno mencium Jaemin dulu sebelum mendorong tubuh anaknya keluar dari kamar. Ia hanya mengantar Jaemin sampai pintu saja, anak itu sama sekali tidak mengizinkannya untuk keluar dari rumah.
Jeno duduk di meja makan, menatap semangkuk bubur, segelas air, obat dan secarik kertas yang ditempel di gelas.'papa minum obatnya! Nana gak mau papa sakit lagi'
Jeno tersenyum kecil melihatnya, ia memakan bubur buatan Xiyeon dengan semangat sebelum meminum obatnya. Jeno hanya bisa berbaring, bingung mau melakukan apa selagi Jaemin melarangnya. Bisa saja Jeno pergi ke rumah Haechan, Mark atau kakeknya tapi kunci mobilnya disembunyikan oleh Jaemin entah dimana.
Diraihnya ponselnya yang ada dimeja lalu turun begitu Jong-hoon meneleponnya. "Aku baru saja mau ke rumah appa"Jong-hoon mencebik sembari menaruh kresek berwarna putih diatas meja. "Kau tau? Anakmu itu yang menelpon ku dan menyuruhku kesini"
"Jaemin? Yang benar saja"
"Dasar tidak percaya. Pagi tadi ada telpon dari Xiyeon, aku kira apa ternyata Jaemin. Dia yang memaksaku kesini dan membawakan mu tteokbokki"Jeno tertawa mendengar omelan Jong-hoon. Melirik makanan yang dibawa Jong-hoon.
"Kenapa bisa sakit hah? Lupa makan lagi?"Jeno mengendikan bahunya sambil mengunyah tteokbokki yang didalam mulutnya. "Karena...menangis?"
Jong-hoon hampir saja menyemburkan kopi yang tengah diminumnya, menatap Jeno aneh. "Kau gila?"
"Aku masih waras kok"
"Ck, apa-apaan sakit gara-gara nangis. Siapa yang bikin kamu nangis?"
Jeno duduk dikursi, menatap Jong-hoon yang kembali meminum kopinya.
"Aku tidak tau""Ya Tuhan...anakku sudah gila.."
***
"Tatapannya aneh"bisik Chenle.
Jaemin mengangguk. Kedua anak itu tengah memperhatikan orang yang berada di seberang jalan, seakan-akan disuruh mengenali siapa itu.
"Yakin bukan orang gila?""Bukan."
Jaemin kembali menatapnya, matanya lebih tajam lagi. Keduanya memekik begitu orang itu hendak mengejar mereka. Lari tunggang-langgang masuk kedalam halaman sekolah lagi. "Aku bilang juga apa, itu orang gila""Ya aku kira yang ada di YouTube itu, yang suka nge prank orang-orang"
"Ngawur. Mana ada kayak gitu."
"Ada loh serius. Kemarin aku nonton itu"
Jaemin mengalihkan pandangannya, tersenyum begitu melihat Xiyeon.
"Aku pulang dulu ya? Mau jadi dokter dulu""Dokter?"
Jaemin berlari menuju Xiyeon dengan terburu-buru, ingin cepat-cepat pulang. "Hey jagoan, gimana sekolahnya?""Rame. Tadi dibagiin hasil ulangan harian"
"Gimana? Bagus?"
"Pasti bagus. Anak siapa dulu dong.."
"Sombongnya sekarang"Jaemin tertawa begitu Xiyeon menggelitiki perutnya. Jaemin juga malah usul untuk membeli buah, katanya buat Jeno biar cepat sembuh.
Na, ayahmu cuma demam udah kayak yang sakit apa aja."Diinget-inget ini udah ketiga kalinya kamu beli semangka, Na"
"Hehe."Jaemin terkekeh, apalagi melihat semangka yang tengah dibayar itu. Ingin rasanya cepat-cepat dipotong dan dimakan.
"Jadi anak paman Mark aja sana, kan sama-sama suka semangka""No! My papa is papa Jeno"
Xiyeon tertawa mendengar Jaemin berbahasa inggris seperti itu. Ia memberikan kantung berisi buah yang Jaemin pilih tadi pada si pemilih. Membiarkan anaknya yang membawanya karena sudah berjanji akan membawa belanjaannya jika ia dibelikan semangka.
"Yang bener loh bawanya""Ish, berat tau. Mama gak pengertian deh"
"Aduh aduh ngomongnya udah begitu ya."dan berakhirlah dengan Xiyeon yang ikut membantu Jaemin membawanya.
***
"Jadi ini ya yang tadi nyuruh ke sini buat jagain papanya?"
Yang disindir hanya tertawa, ia melanjutkan makannya karena ingin makan semangka yang baru dibeli. Jeno tengah duduk disebelahnya memakan apel yang baru Xiyeon potong.
Cukup kaget begitu tau buah yang dibeli adalah ide Jaemin. Anak itu belajar banyak dari mamanya.
"Mama nanti periksa papa ya?""Papa udah sehat kok"
"Ya karena itu makanya harus diperiksa. Biar makin sehat. Papa udah minum obatnya? Tidur siang gak? Papa makannya banyak gak?"
"Cerewet betul anak yang ini ya"
Jaemin menirukan ucapan Jong-hoon dengan gaya aneh, bermaksud menyindir Jong-hoon yang membuatnya kesal. "Udah pinter niru orang ya sekarang""Oh iya dong, maklum.. anaknya papa Jeno pinter banget"
[]
Udah ah ngantuk
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...