99. Ini tentang Na Jaemin

679 110 16
                                    

Bicara tentang Na Jaemin,
Untuk hal umumnya, dia anak satu-satunya dari pasangan Lee Jeno dan Lee Xiyeon. Selain diketahui identitasnya karena orangtuanya yang bisa dibilang cukup populer, marganya juga sering dipertanyakan, benar?

Mungkin yang ada dipikiran beberapa orang mendengar nama Na Jaemin adalah seorang anak kelas 7 biasa seperti anak-anak lainnya. Namun untuk keluarga dan teman terdekat keluarga itu, pikiran itu sudah pasti mereka tepis jauh-jauh. Memang benar jika dia hanya seorang anak yang sama seperti anak-anak lainnya, namun dalam segi penampilan, tidak dengan kepribadiannya.
Jaemin itu persis seperti neneknya, Na Yoonji. Mood nya bisa cepat berubah dari baik ke buruk atau sebaliknya. Dia juga tidak mudah untuk bergaul dengan orang lain, mungkin jika suasana hatinya baik ia bisa mudah beradaptasi.

Jaemin bisa menjadi seseorang yang memperhatikan style-nya sendiri. Entah kenapa diusia tiga belas menuju empat belas nya ini dia kadang menjadi anak yang cerewet. Jaemin kurang suka bertele-tele seperti Xiyeon, mau itu buruk mau itu baik anak itu pasti mengatakannya pada Jeno atau Xiyeon jika memang ingin ia katakan tanpa rahasia sedikitpun.
Dia juga termasuk penyuka hal-hal yang sama seperti Na Jaemin adik dari Lee Jeno. Termasuk anak yang pilih-pilih makanan juga sampai Jeno pernah menyuruh Jaemin memakan alpukat dengan paksa dan berakhir dengan Jaemin yang tidak mau melihat Jeno sedikitpun.

Jaemin sebenarnya mandiri, namun dikondisi tertentu dia bisa jadi rewel. Contohnya saat sakit, dia bisa berkali-kali lipat menjadi seperti bayi yang rewel. Jaemin tak segan mengkritik Jeno, hanya khusus untuk Jeno saja tidak dengan yang lain. Jaemin bisa blak-blakkan bicara jika baju yang dikenakan ayahnya itu jelek atau hal-hal lainnya. Jika ditanya tentang obsesinya Jaemin hanya menjawab satu dan mungkin sudah cukup banyak yang tau dikalangan pertemanan Lee Jeno. Si robot kucing berwarna biru itu.

Jaemin mewarisi berbagai sifat dari mulai Jong-hoon yang keras kepala, mood Yoonji, pilih-pilih makanan seperti Jeno, omelan seperti Xiyeon. Namun tetap yang lebih mendominasi dirinya adalah sifat sang paman yang benar-benar seakan di copy paste pada dirinya.
Penyuka makanan manis? Sudah pasti, namun belum pernah anak itu mengeluh sakit gigi seperti pamannya dulu. Na Jaemin si penebar semangat lewat senyumannya, anak itu tak segan tersenyum pada semua orang. Itupun jika memang mood nya sedang baik, jika tidak jangan harap akan melihat Jaemin tersenyum selebar biasanya.

Jaemin punya rutinitas sendiri, anak yang kadang tidak bisa makan nasi setiap sarapan itu kadang menghabiskan waktu cukup lama untuk menyikat gigi. Jika di mobil sudah pasti harus membuka kaca, tidak ada menyalakan AC kecuali saat hujan. Tidak bisa dipaksa-paksa untuk melakukan sesuatu tanpa niat dari dirinya sendiri makanya Jeno meminimalisir untuk memaksa Jaemin harus melakukan sesuatu saat itu juga.
Satu hal dari banyaknya hal yang Jaemin benci saat mood-nya buruk yaitu Haechan.

Pria itu bisa jadi pelaku atas amukan Na Jaemin dimanapun dan tentu yang jadi imbasnya ya Jeno lagi. Pria itu harus mati-matian menahan Jaemin jika anak itu sudah kehilangan kesabaran, ia bahkan pernah hampir melemparkan mangkuk kaca ke arah Haechan jika Jeno tidak langsung merebutnya.
Jika disuruh pilih antara Mark atau Haechan sudah pasti Mark. Hanya pria itu yang tidak pernah menyulut amarah Jaemin, Mark juga kadang tak segan membeli dua buah semangka hanya untuk Jaemin sampai-sampai Jeno menyuruh Jong-hoon untuk membawanya satu diam-diam.

Tidak cukup untuk menceritakan tentang Na Jaemin dengan begitu banyaknya tingkah yang pernah membuat Jeno panas dingin.
Anak itu pernah mogok makan dan membuat Jeno mati-matian berusaha untuk menyuapi Jaemin karena takut maag anaknya kambuh lagi.

Siapa yang tidak kenal dengan anak dengan sebutan bos kecil di kantor Jeno. Semua yang ada disana pasti tau bahkan orang-orang yang hanya hadir untuk rapat pun tau siapa dia.
Bos kecil dengan ribuan tingkah itu selalu membuat Jeno tertawa bahkan saat ia sedang stres berat, Jaemin selalu bisa membuatnya rileks dalam sekejap saja. Jaemin bahkan hampir membuat rumah kebakaran karena dirinya yang menyalakan kompor hanya untuk menyalakan kembang api. Jaemin juga hampir membuat seisi rumah bersuhu dingin karena menyalakan semua AC dan membiarkan kulkas terbuka.
Dia juga pernah memasukkan salju ke dalam kulkas atau hampir memakannya setelah menumpahkan sabun cuci piring ke dalam gelas berisi salju seakan-akan itu es serut.

Sudah dipastikan jika Jeno tidak segera melarang Jaemin makan mungkin anak itu sudah masuk ke rumah sakit karena keracunan.
Yang pernah menangis karena bonekanya dicuci? Tentu saja Na Jaemin.
Yang pernah bersembunyi didalam mesin cuci saking mungil tubuhnya? Na Jaemin.
Yang pernah membuat Jeno harus membersihkan lantai karena tapak kaki lumpur dimana-mana? Na Jaemin juga.

Intinya,
Jaemin sebenarnya nakal, namun tingkah polosnya kadang membuat orang lain tak bisa memarahinya, itu saja untuk sekarang.

***

Jaemin melemparkan bantalnya sembarang arah. Tidak suka jika sudah tidak bisa tidur seperti ini. Jaemin sudah mengelilingi kamarnya, siapa tau ia lelah dan mengantuk tapi tidak berhasil.
Dengan tubuh yang dibalut dengan selimut dan bantal dipelukannya ia keluar kamar, menyipitkan matanya sebentar karena suasananya cukup gelap.
Dengan hati-hati ia menuruni anak tangga, menatap pintu kaca yang tertutup. Diluar sedang hujan dan cukup deras sekarang. Jaemin duduk tepat didepan pintu dan menatapi pintu kaca dihadapannya yang sedikit berembun.

Anak itu kini berbaring, menatap derasnya hujan diluar sana. Tapi sungguh, tidur disini begitu nyaman. Walau suhunya lebih dingin dibandingkan dikamar sampai membuatnya meringkuk agar tubuhnya hangat, tapi terbukti ampuh membuat Jaemin mengantuk. Berakhir dengan Jaemin tertidur diruang tengah seorang diri, dengan beralaskan karpet tepat didepan pintu kaca menuju taman rumah itu. Entah bagaimana ekspresi Xiyeon besok melihat anaknya tidur disini.

***

Jaemin mengerjapkan matanya pelan, diam sebentar sebelum wajahnya jadi terkejut. Buru-buru ia lihat jam, teriakannya bahkan sampai menggema di seluruh penjuru rumah.
"Apa sih kamu tuh ya, pagi-pagi udah teriak-teriak"

"Sekolah! Telat! Mama kenapa gak bangunin?!"

"Kamu izin dulu hari ini, mama gak tega liat kamu yang kayaknya nyenyak banget. Berat tau mindahin kamu ke sofa"omel Xiyeon lalu kembali ke dapur. Jaemin menatap ke arah taman, masih terlihat bekas hujan semalam. Dengan rambutnya yang berantakan Jaemin memilih membuka pintu yang menemaninya tidur tadi malam, membiarkan hawa sejuk pagi masuk ke dalam rumah. Bau tanah basah menyeruak masuk ke indera penciumannya, bahkan masih ada tetesan air yang jatuh dari dedaunan di pohon.
"Oh? Hujannya berhenti? Tadi sebelum kamu bangun masih agak gede loh"

Jaemin melirik Xiyeon sebentar sebelum berjongkok, menatap butiran-butiran air dilantai kayu itu. Tangannya menyentuh setiap butiran air yang ditinggalkan awan gelap, tersenyum kecil begitu jarinya merasakan dinginnya air hujan yang menjadi penenang dalam tidurnya.
"Bukannya mandi malah duduk disitu. Udah siang, kamu belum sarapan"

"Telat sarapan gak bikin aku mati kok"

"Na Jaemin!"

"Eh iya-iya ampun!"Jaemin lari begitu melihat Xiyeon hampir menarik telinganya. Bisa sampe merah jika telinga Jaemin atau Xiyeon jadi sasaran Xiyeon.

Ya... keluarga ini memang tidak bisa tenang sehari saja.

[]

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang