"dadah lele!"seru Jaemin melambaikan tangannya. Chenle juga melakukan hal yang sama dari dalam mobil.
Jaemin tidak punya teman, lagi. Papanya belum pulang sementara Xiyeon...tidak, mamanya pasti lelah harus jadi dokter.Baru saja ingin masuk mobil Jeno datang, Jaemin lah yang berseru senang sembari loncat-loncat ditempatnya. "Yey! Papa pulang..."
Seruannya perlahan berhenti melihat yang menyetir adalah Haechan.
Jeno turun dipapah oleh Haechan, wajah papanya itu terlihat pucat namun pipinya sedikit memerah."Papa kenapa? Papa sudah minum obatnya kan?"
Matanya membulat, Haechan menatap Jeno dan Jaemin bergantian dengan ekspresi terkejut juga panik. "P-papamu...sakit?"
"Iya, paman Mark suruh papa minum obat. Papa sudah minum obat kan paman echan?"Haechan hanya mengangguk pelan sembari terus membawa Jeno masuk ke rumah.
"Ih! Bau apa ini?!""Mampus.."lirih Haechan mendengar Jaemin, setidaknya Xiyeon tidak dirumah kan?
Haechan membaringkan Jeno di kamarnya, berusaha untuk tidak panik sekarang. "Eh? Jeno kenapa?"Keselamatanmu dirumah ini terancam Lee Haechan.
***
Tidak ada yang tau jika Xiyeon nekat menelpon Mark untuk datang sementara Haechan terus saja meminta maaf padanya. Ekspresi Mark sudah tidak bisa dijelaskan lagi, terlihat betapa marahnya ia pada ayah dari Areum didepannya ini.
"Jelaskan padaku.""I-itu..aku.. aku tidak tau dia sakit.."
"Kau memaksanya kan? Kau memotong ucapannya kan?"
"Mama! Papa muntah lagi"adu Jaemin keluar dari kamar Jeno. Xiyeon juga langsung mengecek apakah suaminya baik-baik saja.
"Lihat? Jeno begini karena mu! Kamu tau sendiri dia tidak pernah minum alkohol sedikit pun. Kamu mencoba membunuhnya atau bagaimana?!""Aku benar-benar tidak tau..maaf.."
"Kamu tau kan Jeno jarang bisa menikmati makanan atau minuman yang belum pernah ia makan. Dia juga sakit.. baru saja Jeno dibawa kerumah sakit karena memuntahkan darah...kamu cari mati ya?"
Mark meninggalkan Haechan sendiri untuk mengecek Jeno. Demi Tuhan Haechan benar-benar ketakutan sekarang. Apalagi Xiyeon sama sekali tidak mau bicara padanya, bahkan sekedar menatapnya pun ia hanya menatapnya tajam.
Mark juga jadi dingin sekali, apalagi Jaemin yang tadi memaksa Haechan untuk menjauhi JenoJaemin menatapi papanya yang tengah diperiksa. Nafas Jeno memburu bahkan tangannya dingin.
"Mau dibawa ke rumah sakit saja?""Tidak!"bentak Jaemin memeluk Jeno, ia tidak mau melihat Jeno dirumah sakit untuk ketiga kalinya.
"Tapi kasihan papamu sayang, kalau dirumah sakit kan ada yang ngejaga. Kalau mama harus kerja gimana? Papa ditinggal sendiri dirumah lagi sakit gini kan kasihan""Nana bisa jaga papa..jangan dibawa kerumah sakit"
"Tak apa..aku baik-baik saja. Istirahat dirumah sudah cukup"tambah Jeno menarik tubuh Jaemin agar lebih erat memeluknya. "Kamu juga kenapa malah minum bir tadi. Udah tau kamu gak minum minuman kayak gitu"
"Itu juga agar Jaemin tidak diculik Haechan"
"Apa?!"
Mark saling menatap dengan Xiyeon, dalangnya memang Haechan."Yasudah, tidur ya? Aku buat bubur saja malam ini"Jeno mengangguk kembali memejamkan matanya, kepalanya benar-benar pusing sekarang. Bahkan untuk sekedar ke kamar mandi ia sempoyongan.
Masa bodoh dengan Haechan yang akan dimarahi habis-habisan, ia hanya ingin tidur dengan dipeluk Jaemin sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...