Lapangan sudah ramai, sudah banyak orang yang datang kesana. Termasuk Jaemin dan Xiyeon. Renjun dan Jisung belum datang, bahkan saat tadi Mark mengantarkannya pria itu mengomel karena Renjun dan Jisung harus telat.
"Kenapa?"Jaemin menggeleng, sepertinya kegugupannya tidak bisa disembunyikan dari Xiyeon.
"Kata papa apa? Kamu.. pasti bisa""Semangat!!"
Jaemin tersenyum, berlari menghampiri pelatihnya karena dipanggil. Xiyeon juga sudah duduk di bangku yang disediakan, menatap Jaemin yang terlihat memperhatikan pelatihnya dengan fokus. Diam-diam ia memotretnya dan mengirimkannya kepada Jeno.
Pertandingan dimulai dan tim yang bermain pertama yaitu tim Jaemin. Anak itu terlihat gagah dengan tongkat bisbol ditangannya, sesekali melempar pandangannya pada Xiyeon.Jantungnya sudah tidak bisa diajak kerjasama sejak berjalan ketengah lapangan. Tangannya memegang erat tongkat kayu ditangannya, bersiap untuk memukul bola.
"Strike one!"Penonton semakin ramai begitu Jaemin gagal memukul bola yang dilempar kearahnya. Xiyeon terlihat berusaha untuk menenangkan Jaemin yang sejak tadi gelisah. Renjun dan Jisung yang baru datang pun ikut khawatir jadinya.
"Strike two!"Gagal, lagi.
Rasanya ia ingin melempar tongkatnya jauh-jauh sekarang dan memaki dirinya yang tidak bisa memukul bola sedikitpun. Ia kembali di posisinya, tangannya semakin erat menggenggam tongkat kayu itu begitu lawannya siap melempar bola.
"Ayo Na..kau bisa.."Semuanya senyap begitu bola dilemparkan hingga sorak penonton semakin menjadi begitu Jaemin berhasil memukul bola dikesempatan terakhir. Dan yang membuat penonton semakin bersemangat adalah Jaemin yang berhasil memukul bola hingga keluar batas lapangan atau home run. Kakinya benar-benar cepat berlari ke setiap pijakan disetiap base. Penonton semakin riuh begitu Jaemin hampir mencapai rumah dengan aman.
Banyak penonton yang berdiri yang bersorak heboh memberi tepuk tangan begitupun dengan Xiyeon, wanita itu sampai meloncat kecil melihat anaknya sendiri bisa seperti itu.Jaemin berhasil mencetak poin dan mencapai rumah dengan aman. Tim nya juga bersorak bangga. Jaemin menatap Xiyeon yang mengacungkan dua jempolnya, mamanya terlihat begitu senang.
Lee Jeno..lihatlah...anakmu sudah setengah jalan menjadi pemain bisbol profesional seperti mimpinya. Anak itu berteriak heboh karena berhasil, ia semakin yakin jika tim-nya akan menang.
Oh tentu saja, ada pembawa keberuntungan di tim mereka hari ini.***
Dan benar saja, tim Jaemin berhasil menang setelah bertanding untuk menjadi juara. Masing-masing anggota tim sudah memakai medali sebagai hadiah. Tak henti-hentinya juga mereka bersorak untuk Jaemin. Pelatihnya bahkan sampai menggendong anak itu, memamerkan anak didiknya.
"Mama!"Xiyeon berlari kecil menghampiri Jaemin, memeluk anaknya erat. "Selamat!"
"Kak Renjun sama kak Jisung mana?"
"Ah..males mama ngurusin mereka. Makan terus. Tuh, lagi pada di stan makanan."
Jaemin tertawa, menatap medali yang sudah berhasil ia dapatkan. "Oh ya, ada yang mau ketemu sama kamu"Jaemin semakin tersenyum lebar begitu Xiyeon memperlihatkan ponselnya, Jeno sudah tersenyum lebar padanya.
"Sudah tidak diragukan lagi, anaknya papa benar-benar hebat. Bikin papa bangga terus""Tau gak medali nya buat siapa?"
"Buat kamu dong, kamu kan yang menang"
"Teng! Salah! Jawabannya buat papa, menang menjadi papa paling hebat di dunia. Ini juga buat mama, sebagai mama paling hebat buat aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...