"apa..ini.."Jaemin merengut sebal kala Jeno tidak juga duduk disebelahnya, malah sibuk mengelilingi rumah tanpa memperdulikannya
"Sebentar ya..nanti papa kesitu"Jaemin menatap Jeno yang kini pergi ke atas, meninggalkannya terduduk di sofa sendirian.
Xiyeon tengah pergi untuk menemani ibunya belanja makanya mereka berdua berada dirumah tanpa adanya Xiyeon
Perlahan Jaemin turun dari sofa, merangkak untuk menaiki satu persatu anak tangga pelan-pelan"Apa!!"pekiknya karena sebal sekaligus lelah juga karena menaiki tangga yang cukup banyak itu
"Kamu naik kesini? Sendirian?""Akal! Apa akal!"
"Nakal?"tanya Jeno menatap anaknya yang malah bergumam sendiri
Senyum tipis menghiasi wajahnya, ia masih ingat saat Jaemin marah padanya dulu
Sama seperti Nana nya sekarang
"Iya-iya papa nakal, maaf.."Jaemin merentangkan tangannya dan Jeno juga langsung paham, menggendong anaknya itu dan mencubit pipi Jaemin
"Libur gini.. bosen juga dirumah, mau nemenin Papa gak?"Jaemin mengangguk antusias bahkan saking senangnya ia hampir jatuh dari gendongan Jeno
"Sekarang..Nana ganti baju dulu baru kita pergi"***
Jaemin masih duduk menunggu ayahnya yang katanya membeli bunga
Duduk sendirian didalam mobil dengan AC yang masih menyala membuatnya lebih betah dibandingkan harus ikut turun
"Pippp..."serunya heboh sembari memainkan mobil mainannya, lebih tepatnya mobil yang Jeno pajang di meja kecil yang ada di kamarnya"Oke, ayo pergi"
Jaemin mengangkat mobilnya tinggi-tinggi hingga lepas dari genggamannya, menatap Jeno yang masih fokus menyetir
"Apa..obil..mbil!""Tunggu tunggu.."Jeno menghentikan mobilnya tepat saat lampu berubah menjadi merah, ia tidak mau terjadi sesuatu nantinya
"Ini"Jaemin memeluk mobil berwarna oranye itu, memperhatikan Jeno yang sibuk mengamati jalanan
Dalam hatinya si kecil bertanya, apa menariknya jalanan
"Tunggu.. memangnya aku boleh membawa bayi kesana?"Jaemin masih setia memperhatikan Jeno yang kini mengambil ponsel dan menghubungi seseorang
"Appa""Humm.. kenapa?"
"Appa baru bangun tidur?"
"Menurutmu?"
"Astaga..appa jadi pemalas. Oh ya, memangnya Nana boleh ikut menemui Jaemin?"
"Entahlah, semoga saja tidak ada yang mengganggunya. Berdoa saja semoga tidak diganggu, masih kecil dia itu"
"Oke"Jeno meletakkan ponselnya di dashboard mobil, memarkirkan mobilnya, melepaskan sabuk pengaman lalu menatap Jaemin
"Beneran mau ikut?""Kut...Nana mau.."Jaemin bahkan sampai melemparkan mobil ditangannya lalu meminta Jeno menggendongnya
"Yasudah, ayo"Jaemin yang digendong Jeno tidak asing dengan tempat yang mereka tuju.
Tempat saat ia melihat papanya bermain hujan, tanpa mengajak dirinya kala itu
Ia mengeratkan pelukannya di leher Jeno saat mulai memasuki pemakaman umum itu, cukup takut dengan suasananya
"Papa..""Takut ya? Kita pulang aja?"Jaemin menggelengkan kepalanya. Jeno kembali berjalan menuju makam Jaemin, tetap mengendong anaknya sembari meletakkan dua ikat bunga dimasing-masing makam, untuk ibunya dan adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...