Jika dihitung-hitung, Jaemin bisa belajar dengan berbagai gaya. Berbaring, telungkup ataupun kepalanya yang menempel pada lantai sementara tubuhnya diatas kasur. Anak itu kini tengah membaca bukunya sembari telungkup diatas lantai, sesekali mengangkat tubuhnya karena dadanya sakit. Padahal seperti itu nafasnya jadi kurang teratur, nakal memang.
"Na Jaemin!"
Jaemin menoleh sebentar, melempar bukunya ke atas kasur dan segera keluar kamar.
"Iya?"Bruk!
Senyap, semuanya diam melihat Jaemin yang jatuh. "Aku tidak apa, hehe"
Jong-hoon menggeleng dan menyentil dahi cucunya. Memberikan paper bag pada Jaemin. "Apa ini?"
"Buka aja"Jaemin mendudukkan dirinya di lantai, mengeluarkan kotak yang cukup besar dari dalam tas tersebut. "Wah!"Jaemin terkejut melihat sepasang sepatu baru untuknya.
"Untuk ku?"
"Iyaa"
Jaemin tersenyum, memeluk kakeknya erat. "Terimakasih""Dipake coba. Papa mau lihat"Jaemin memakai sepatu barunya. Terlihat bagus untuknya. "Besok mau Nana pake ke sekolah"
"Oh iya, bagaimana ujian hari kedua tadi?"
Jaemin mengacungkan jempolnya, "beres..itu mudah untuk ku""Dasar sombong"cibir Jeno melengos pergi dari sana. Jaemin sesekali berlarian dengan sepatu barunya. "Itu biar kamu semangat belajarnya"
"Papa..Nana lapar"
***
"Mama tidak akan marah?"tanya si kecil menatap menu makan siang nya hari ini. Akhir-akhir ini Xiyeon sering menentangnya untuk makan makanan cepat saji, sedangkan Jeno hari ini mengajaknya makan hamburger.
"Selama kamu tutup mulut mama tidak akan marah"Jeno benar, selama Jaemin tidak memberitahukannya. Dia juga mulai memakan makanan dihadapannya, sembari sesekali tersenyum melirik Jeno. "Bagus ya menu makan siang hari ini"
Jaemin terkejut bukan main mendengar suara sang ibu. Begitupun Jeno yang tersedak sekarang, menatap Xiyeon yang tersenyum padanya. "A-ah..Xiyeon, sedang apa disini?"
"Hanya lewat untuk membeli kopi. Dan ternyata..ya..aku memergoki kalian"
"Kan cuma sekali-kali doang, gak tiap hari kan? A-aduh!!"Jeno meringis kala Xiyeon menarik telinganya. Jaemin hanya bisa menatap takut, ikut meringis melihat Jeno yang kesakitan.
"Aku masih harus bekerja. Oh ya, jangan lupa untuk dihabiskan makanannya ya? Sudah dibeli..sayang kalau dibuang"Jaemin menatap hamburger nya yang tersisa setengah, ragu untuk menghabiskannya atau tidak. Ditatapnya punggung Xiyeon yang keluar dari restoran. "Kalau aku dihukum, itu salah papa ya?"
"Apa-apaan...kamu juga makan kok masa semuanya salah papa?!"
"Aku bisa muntahin makanannya"
"Heh!"Jeno menarik nafasnya dalam-dalam, tangannya gemas untuk menarik telinga anaknya itu. "Seharusnya aku tidak memilih restoran didekat sini"
***
Jaemin kembali belajar dirumah sementara Jeno tengah diruang kerjanya. Menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda kemarin. Xiyeon sudah pulang tadi, tapi wanita itu sama sekali tidak terlihat tengah marah.
Ya, Jeno berharap memang tidak marah. "Na Jaemin, makan malam sudah siap"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...