40. Janji Na Jaemin

1.1K 138 14
                                    

"NA JAEMIN!!"

Jeno terbangun dengan nafas memburu, matanya berair seakan sudah menangis.
"Ada apa?"

Jeno menyembunyikan wajahnya, tangannya menarik rambutnya keras. Xiyeon segera bangun untuk menahan tangan Jeno saat suaminya mulai memukuli kepalanya.
"Ada apa? Kenapa kau memukuli kepalamu seperti itu?"

Jeno masih menundukkan kepalanya sebelum Xiyeon akhirnya mendengar jika Jeno menangis.
"Kenapa menangis? Kamu baik-baik saja kan?"
Xiyeon menarik tubuh Jeno kedekapannya, ia bisa merasakan detak jantung Jeno lebih cepat.

"Cerita padaku.."

"D-dimana Jaemin?"

"Dia masih tidur dikamarnya. Aku sudah mengeceknya tadi, tidak usah khawatir.
Bermimpi buruk tentang apa?"
Jeno membuka matanya, menatap pintu kamarnya sendiri.
"D-dia...m-meninggalkanku.."

"Siapa?"

"J-Jaemin"Xiyeon cukup terkejut mendengar ucapan Jeno. Kenapa harus mimpi itu yang Jeno alami malam ini.
"Tidak..dia tidak akan kenapa-kenapa selama berada di sisimu"

"Tapi itu seperti nyata"

"Itu cuma mimpi, Jaemin baik-baik disini. Mungkin kamu sedang stres jadi bermimpi buruk. Tanganmu dingin seperti ini"

"A-aku takut"percayalah, ini adalah kali pertama Jeno mengatakan jika ia takut dan berhasil membuat Xiyeon ikut menangis.
"Kamu sudah berjanji untuk menjaganya, dia tidak akan meninggalkan mu sama sekali. Jaemin akan tetap disisimu"

"Percaya padaku"Jeno mengangguk, masih memeluk Xiyeon karena syok dengan apa yang ia lihat tadi.
Demi tuhan itu terlihat begitu nyata dan sialnya, Jaemin yang ia lihat disana.
Dengan mobil yang melesat ke arahnya, terlalu suram untuk diingat.
"Aku akan membuatkan mu teh hangat agar lebih tenang. Tunggulah disini"

Jeno menatap kepergian Xiyeon, buru-buru ia pergi ke kamar Jaemin untuk memastikan keberadaannya.
Jeno berjalan pelan mendekati kasur, Jaemin tertidur pulas dengan memeluk boneka Doraemonnya.
Pria bermarga Lee itu memilih menyandarkan tubuhnya pada kasur, masih betah menatap Jaemin.

Xiyeon kembali ke kamar dengan segelas teh. Kamarnya kosong, Jeno tidak ada disana.
"Jeno.."
Xiyeon melihat Jeno yang tertidur, posisinya ia duduk di karpet dan kepalanya berada di atas kasur. Tangannya pun dijadikan sebagai bantal olehnya.

"Jeno..badanmu sakit nanti kalau tidur seperti ini"Jeno menggeleng, sebelah tangannya menggenggam tangan Jaemin erat.
Dan berakhirlah dengan Jeno yang tertidur sampai pagi dengan posisi seperti itu.

Jaemin mulai menggeliat tanda ia akan bangun dari tidurnya. Dirinya menatap Jeno polos, ayahnya tertidur di kamarnya tapi kenapa tidak berbaring di kasur. Jaemin mendudukkan dirinya lalu mendekat pada Jeno, ia tempelkan pipinya di pipi sang papa menunggu Jeno bangun.
"Loh? Ternyata Nana sudah bangun. Ayo mandi, nanti terlambat sekolah"

"Mama.."

"Iya?"

"Boleh gak, Nana gak masuk sekolah hari ini?"

***

Jeno bangun dengan tubuh yang terasa sakit, entah berapa jam ia tertidur dalam posisi duduk di karpet.

Kasur Jaemin sudah kosong, mungkin anaknya sudah pergi ke sekolah.
"Papa sudah bangun?"

Jeno menoleh dan melihat Jaemin yang menatapnya sambil memiringkan kepalanya. Ditangannya ada selimut yang sering Jeno pakai tidur.
"Papa masih mengantuk ya?"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang