"Mama..kan Nana makan es krim nya dikit"
"Dikit apanya? Dua mangkuk dikit? Terus kalau banyak segimana?"
Jeno mengerucutkan bibirnya sebentar melihat istrinya mengomel. Lagipula tadi pagi dia juga yang bilang demam Jaemin sudah turun."Cuma makan es krim doang..aduh!"Jaemin tertawa melihat Xiyeon yang melemparkan bantal sofa tepat mengenai wajah Jeno.
Jaemin juga mengambil bantal sofa yang lainnya dan mulai memukuli Jeno,
"Serang!""Na! Aduh! Nana!"Jeno memeluk tubuh Jaemin lalu menggelitiki telapak kakinya hingga Jaemin sampai menangis dibuatnya karena tertawa terus menerus.
Jeno merasa aneh ketika Jaemin perlahan tidak lagi memukulnya, anak itu malah terdiam sembari memandangnya dengan matanya yang berkaca-kaca.
"Loh kenapa? Ada yang sakit?"Jaemin mengangguk pelan, tangannya menutup mulutnya yang terasa sakit.
"Coba buka mulutnya""Papa mau lihat sebentar Na"bujuk Jeno sembari menyentuh tangan Jaemin. Perlahan Jaemin juga membuka mulutnya yang terasa aneh,
"Astaga!"Tanpa mendengar pertanyaan Xiyeon, Jeno menggendong Jaemin dan berlari menuju kamar mandi.
Ia segera mengisi gelas dengan air lalu menyuruh Jaemin untuk kumur-kumur.
Anak itu juga terkejut dan hampir menangis melihat air yang ia keluarkan dari mulutnya berwarna merah.
"Lihat papa lagi sini"Jeno tersenyum kecil setelah melihat mulut Jaemin.
"Nana sudah besar ya.."
Jaemin tidak paham dan masih takut dengan air yang berwarna merah tadi, matanya tertuju pada sebuah benda kecil berwarna putih di wastafel."Lihat ke kaca terus buka mulutnya"Jaemin menggeleng, bibirnya tertekuk dengan matanya yang mulai berair.
"Gak kok gak ada apa-apa, liat dulu bentar"Jaemin menatap kaca didepannya lalu membuka mulutnya, ia terkejut bukan main saat giginya tidak ada satu.
"Giginya Nana copot, tandanya Nana sudah besar"Bukannya senang, Jaemin perlahan malah menangis lalu memeluk tubuh ayahnya.
"Kenapa hm?""Nana gak punya gigi lagi.."Jeno menahan tawanya mendengar ucapan Jaemin. Ia menangkup pipi Jaemin lalu mengarahkannya agar menatapnya,
"Nanti, gigi Nana juga tumbuh lagi. Gigi Nana yang copot udah gak kuat, nanti kalau udah tumbuh lagi giginya jadi kuat banget dan gak akan copot lagi. Mengerti?""Tapi Nana gak punya gigi"
"Sekarang emang copot satu, tapi nanti bakal tumbuh jadi gigi yang paling kuat. Nana tungguin aja, gak akan lama kok"
"Kenapa?!"Jaemin menoleh ke arah Xiyeon yang menatap keduanya serius.
"Nana sudah besar sekarang..""Besar? Maksudnya?"
"Kasih liat mama, Na"
"Gak mau"Jaemin menyembunyikan wajahnya di dada Jeno,
"Kenapa tidak mau?""Nana jelek"Jeno terkekeh geli mendengarnya, terlalu menggemaskan untuknya. Singkatnya, ia sudah lelah dengan tingkah laku Jaemin yang bermacam-macam.
"Gak kok, Nana gak akan jelek. Kata papa tadi apa?""Nanti..jadi kuat"
"Nah iya, sekarang kasih tau mama. Mau beli es krim lagi gak?"
"Heh!"Jeno mencebik mendengar Xiyeon lalu menunggu Jaemin memberitahukannya pada Xiyeon.
Jaemin menatap Xiyeon dengan mata yang masih berkaca-kaca lalu membuka mulutnya,
"Uwah..gigi Nana udah copot sekarang..Nana udah besar sekarang ya?""Papa sakit.."adu Jaemin karena masih gusinya masih terasa aneh.
"Mau mama kasih hadiah gak?"***
"Kok bisa copot? Emang Nana gak ngerasain giginya copot?"
"Kayaknya kena bantal terus baru sadar karena ngilu"jelas Xiyeon karena tadi Jaemin bermain peperangan dengan bantal yang cukup keras sebagai senjatanya.
"Pantes kamu tadi kaget gitu..emang darahnya banyak banget?""Gak juga, tapi pas di kamar mandi disuruh kumur-kumur malah nangis. Mungkin karena kaget liat air bekas kumur-kumur nya itu merah"
Sementara orangtua dari Na Jaemin membicarakan tentang anak semata wayangnya itu, Jaemin malah keasyikan memakan es krim apalagi setelah rasa aneh dimulutnya hilang."Papa, 'Aa.."Jaemin menyodorkan sesendok ice cream ke arah Jeno.
Ia juga tidak lupa menyuapi mamanya lalu lanjut memakan ice cream-nya.
"Somi bentar lagi ngelahirin kan?""Iya.. tinggal beberapa minggu lagi"
"Jaemin punya temen bentar lagi"
"Jaemin emangnya gak punya temen?"
"Ada kok, kebetulan keponakannya temen Jaemin, deket banget mereka serius"Jeno menopang dagunya, memperhatikan Jaemin yang menghabiskan sisa-sisa ice cream di cup nya, mulutnya pun belepotan oleh ice cream rasa coklat yang dimakannya.
Jeno meminta tisu basah pada Xiyeon lalu bangkit dari duduknya dan mendekat pada Jaemin."Giginya gak ada satu..kayak bukan Nana serius nya"
Jeno terkekeh lalu membuang tisu basahnya ke tempat sampah.
"Ngomong-ngomong, disini aku yang jadi mamanya Na Jaemin, kenapa malah ayahnya yang jadi kayak mamanya ya? Kebalik ini"***
Kini mereka tengah bermain di taman yang tidak terlalu jauh dengan tempat mereka makan ice cream tadi.
Jaemin terlihat bersenang-senang menaiki ayunan, Jeno berada di belakangnya mendorong ayunan yang diduduki Jaemin.Sesekali Xiyeon tertawa kecil melihat Jaemin yang kini tanpa satu gigi dimulutnya, tapi masih saja membuat orang yang melihatnya gemas.
Matanya terpaku pada ponsel Jeno yang dititipkan padanya, Xiyeon bingung sebenarnya.
Dan kuncinya hanya ada pada Jeno.
Semalam saat Jeno tidur ponsel suaminya itu terus mengeluarkan suara tanda notif masuk dan cukup mengganggunya.Entah dari siapa karena itu nomor yang tidak dikenal, tapi nomor itu mengirimi Jeno banyak sekali pesan.
Ia bingung harus percaya dengan apa yang ada di kepala nya atau bukan, hanya saja itu benar-benar membuatnya jadi takut.
Bukan teror, ini adalah ketakutan tersendiri bagi seorang istri disetiap keluarga.
"Mama!"Xiyeon menoleh cepat dan mendapati Jaemin menubrukkan tubuhnya pada kaki Xiyeon.
"Mama kenapa cuma duduk?""Mama mau lihat Nana main saja, kan ada papa. Mama kan harus jaga tas mama, gimana kalau ada yang ngambil?"
"Minta papa beli lagi aja.."
Jeno menatap horor Jaemin, bisa bahaya jika anaknya seperti itu. Bahaya jika dompetnya kenapa-kenapa.
Tidak, hanya bercanda."Dasar, Nana mau minum?"
Jaemin mengangguk lalu meraih botol yang diberikan Xiyeon.
"Kenapa?""Kenapa apanya?"
"Aku melihatmu melamun sejak tadi, ada yang mengganggu pikiran mu?"
Xiyeon menggeleng dan memasang senyum untuk meyakinkan Jeno.
"Aku baik-baik saja""Benarkah? Selama kamu melamun kamu menatapi tas mu terus tadi"
"Itu.. Soo Yeon eonnie menanyakan tentang alat-alat praktek nya. Kemarin kan aku pinjam dulu karena ketinggalan dirumah"
"Benarkah? Hanya itu? Tidak ada yang lain?"
"Iya..hanya itu Jeno.."
Jeno mengangguk paham lalu kembali mengejar Jaemin yang bermain ayunan lagi.
Xiyeon kembali terdiam setelahnya, ia bergelut dengan pikirannya sendiri.
Bingung antara percaya pada siapa, percaya akan opininya atau yang lain sekarang.[]
Ot23..
Nct 2020 party year..
Sesak nafasku liat mereka bejibun kek mau tawuran.
Berasa liat cogan satu kelas ya gak 😭Mana aku gak hafal semua sumpahnya.
Member Wayv aku gak hafal semua, Nct 127 belum hafal semua mukanya.
Mau nangis dipojokan aja lah😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...