93. Tanpa papa

727 116 7
                                    

"belajar yang rajin ya? Nanti papa telpon kalau udah sampe"
Tangan Jeno yang tadi merapikan seragam Jaemin kini ditahan anaknya, tangan Jaemin meremat baju Jeno, "harus pergi?"

Jeno tersenyum, menggenggam tangan Jaemin yang masih memegangi bajunya. "Kan papa udah janji cuma sebentar. Nanti papa pulang kita habisin waktu berdua aja. Oke?"

"Gak boleh nangis..anak nya papa kok jadi cengeng gini. Malu sama temen-temen nanti liat mata kamu merah"Jaemin masih menatap Jeno, pria itu menyempatkan diri untuk mengecup kepala Jaemin. "Udah sana sekolah, nanti terlambat masuk ke kelas"

"Janji ya gak lama?"Jaemin mengacungkan kelingkingnya menunggu Jeno menautkan kelingkingnya juga. "Iya sayang, papa janji"

Jaemin akhirnya turun dari mobil, menatap sebentar Jeno sebelum menutup pintu dan pergi untuk segera ke kelasnya. Jeno juga yang melihatnya jadi tidak tega, ingin rasanya ia membawanya ikut saja. "Baru kali ini dia kayak gini..kenapa coba.."

***

Jaemin melirik jalanan yang cukup sepi. Bukan Jeno yang hari ini menjemputnya, Jaemin tau kok. Entah siapa yang akan menjemputnya hari ini.
"Oy, melamun aja"

"Paman Mark!"Mark tertawa kecil begitu Jaemin langsung memeluknya,
"Kemarin, paman bikin janji dulu sama papa kamu. Selama papa gak bisa jemput kamu, paman yang bakal gantiin"

"Kak Seojun gimana?"

"Kak Seojun juga gak keberatan. Katanya kali-kali juga mau ikut jemput kamu, kangen soalnya"
Mark menuntun Jaemin untuk masuk ke mobil. Rencananya ia ingin membeli ice cream, kata Jeno kemarin biasanya itu yang dia lakukan kalau Jaemin murung. "Besok kamu ada acara bisbol itu ya?"

"Iya. Paman mau anterin?"

"Boleh?"Jaemin mengangguk setuju. Jeno bilang padanya kemarin jika Renjun dan Jisung akan ikut melihatnya nanti. "Siap bos! Nanti paman yang anter kamu"

"Mau nemenin paman dirumah sakit lagi gak? Kita makan siang dulu baru kesana"

"Mama?"

"Tadi paman bilang sama mama biar gak usah pulang dulu. Nana nya paman culik dulu hari ini"

***

Mark benar, tidak ada yang bisa menggantikan posisi Jeno untuk Jaemin.
Hanya selama bersama Mark tadi anak itu bisa tersenyum, namun ia kembali murung begitu Mark pergi karena harus mengurus sesuatu. Mark hanya menjadi penghibur, untuk sementara. Tidak bisa menjadi Jeno yang selalu membuat Jaemin tersenyum bahkan saat pria itu harus ke kantor, Jaemin sama sekali tidak menghilangkan senyumannya.

Xiyeon juga tidak bisa, sejak tadi wanita itu berusaha menghibur Jaemin namun hanya bertahan sebentar. Anak itu lebih memilih mengerjakan tugas yang diberi guru disekolah tadi, mengabaikan Xiyeon yang tampak mencari cara untuk membuat Jaemin tersenyum.
Niatnya ingin menyerah langsung hilang begitu ia mendapat telpon dari seseorang yang pasti bisa membantunya.
Xiyeon tersenyum sebentar saat sudah mengangkat telpon itu, "aku butuh bantuanmu"

"Bantuan?"
Jaemin mendongakkan kepalanya, menatap serius Xiyeon lalu berlari untuk mendekati wanita itu.
"Papa!!"

"Hey anaknya papa..sedang apa? Kok masih pake seragam?"

"Diajak paman Mark kesini, Nana belum pulang ke rumah"Xiyeon menghela nafasnya begitu Jaemin langsung merebut ponsel Xiyeon. "Sudah makan?"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang