Kalau bisa, di stel lagunya ya?
•••Memang Na Jaemin cukup disibukkan dengan latihan pementasan untuk kenaikan kelasnya namun hanya Xiyeon yang mengetahuinya, sengaja bekerja sama dengan Jaemin agar menjadi kejutan untuk Jeno.
Apalagi, hari ini ulang tahun Jeno."Kenapa sih cemberut terus?"
Jeno tidak menghiraukan Xiyeon dan tidak tersenyum. Iya, tadi pagi ayah dari Na Jaemin itu tiba-tiba bercerita jika ia tidak ikhlas Jaemin naik kelas, baginya terlalu cepat untuk melihat anaknya menginjak kelas dua.
Padahal sekolah dasar pun masih tersisa empat tahun lagi, masih banyak waktu Jeno menemani Jaemin yang semakin bertumbuh besar."Udah ah, nanti Jaemin gak semangat pentasnya loh"
Xiyeon merapikan jas Jeno, mengecup bibirnya sekilas. "Jangan pake kemeja terus, kali-kali pake jas kayak gini kan makin ganteng""Udah ayo ke sekolah Jaemin"
Jeno langsung menyambar kunci mobilnya, ia tidak sabar melihat Jaemin diatas panggung nanti. Xiyeon sendiri masih senyum-senyum sendiri setiap melihat Jeno. "Ayo"***
Jeno mengalihkan pandangannya menatap sekitar, mencari keberadaan Jaemin. Ia tidak menemukan anaknya dan melihat Jaemin hanya saat pergi diantar supir. Na Jaemin memang pergi lebih dulu sampai membuat Jeno tidak sempat memberikan pelukan sebelum pergi sekolah.
"Udah, nanti kan bisa kamu liat di panggung. Duduk sini"Jeno mendudukkan dirinya disebelah Xiyeon, memainkan ponselnya sejenak. "Orangtuanya Jaemin ya?"
Jeno mendongakkan kepalanya, sedikit asing dengan orang yang menyapanya, "ah saya lupa memperkenalkan diri, saya orangtuanya Chenle. Dia pernah menunjukkan pada saya yang mana ayahnya Jaemin dan itu anda""Owh..iya, saya ayahnya Jaemin. Ini istri saya, duduk saja disini daripada harus berkeliling mencari kursi"sepasang suami istri yang memang ayahnya Chenle itu akhirnya duduk satu meja dengan Jeno. Mereka berbincang-bincang kecil tentang anak-anak mereka. Young Joon, ayahnya Chenle pun menceritakan jika setiap ia menjemputnya Chenle selalu berkata jika ayahnya Jaemin benar-benar baik, dia juga pernah dibelikan permen kapas saat Jaemin memintanya pada Jeno.
Acara mulai dimulai, kelas Jaemin tidak tampil pertama. Entah ke-urutan berapa kelasnya Jaemin. Jeno juga sesekali menatap handy cam nya, ingin mengabadikan momen ini.
"Kita beri sambutan untuk kelas 1.3"Jeno tersenyum lebar, cepat-cepat menyiapkan kameranya. Jaemin disana, berdiri paling depan dengan pakaian yang seakan-akan ia tengah wisuda. Jeno tidak bisa membayangkan jika Jaemin besar nanti dan ia melihat anaknya wisuda. Dia pasti tidak akan bisa berkata-kata.
Setelah menyanyikan bersama-sama Jaemin maju sembari memegangi mikrofon. Dengan senyuman khasnya ia menatap semua orang dihadapannya.
Dalam hati Jeno berdoa agar Jaemin tidak gugup, ayolah Lee Jeno, anakmu itu hebat
dia pasti bisa mengatasinya."Papa.. terimakasih sudah menjaga Nana. Sudah mengantarkan Nana ke sekolah setiap hari. Sudah membeli es krim dan permen untuk Nana.
Papa, kalau Nana sudah besar Nana ingin seperti menjadi papa. Nana bahagia punya papa yang hebat banget. Papa selalu jagain mama, jagain Nana setiap hari. Papa juga sering peluk Nana kalau Nana menangis.
Papa..selamat ulang tahun.Nana ingin beri papa kejutan hari ini, papa sudah kasih Nana banyak hadiah. Maaf kalau Nana cuma memberi hadiah ini ya?
Mama sering cerita sama Nana, papa kadang menangis karena sangat sayang sama Nana. Nana juga sayang sama papa, sayang sekali, cinta Nana sebesar langit!!
Papa jangan sakit ya? Papa harus temenin Nana se...lamanya. Papa! I love you!"
Tepuk tangan bergemuruh setelah Jaemin selesai bicara. Anak itu berlari turun dari panggung untuk menghampiri Jeno.
Jangan tanyakan kabar Lee Jeno, pria itu sudah sesenggukan mendengarkan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...