156. Ini taktik mereka

544 96 24
                                    

Xiyeon tersenyum saat anaknya menenteng piagam menuju kearahnya. "Lihat! Nana pinter kan?"

"Pinter banget.. anaknya mama pinter banget"

"Papa mana?"

"Lagi ngobrol sama guru, sana samperin"
Xiyeon menatap Jaemin yang berlari masuk ke dalam kelas. Bisa ia lihat ekspresi Jeno yang seolah-olah terkejut padahal dia juga sudah tau dari guru.
"Na Jaemin pintar sekali.. dia les ya? Les dimana?"

"Gak kok.. papanya yang ngajarin. Jaemin gak ikut les apapun"

"Masa sih? Dia pinter banget kayak gitu gak les?"

"Enggak.. lagipula saya juga gak memaksa dia untuk bisa dapat piagam. Naik kelas juga sudah membuat saya bangga"

"Yang benar? Kalau dapat piagam kan lumayan buat kedepannya nanti"

"Memang.. tapi kalau saya menuntut dia untuk mendapatkan piagam dan tidak mendukung nya saat dia gagal rasanya saya jadi terlalu menuntut. Saya dan ayahnya tidak pernah menuntut Jaemin untuk mendapatkan nilai bagus. Kalau dapat sembilan puluh ya sudah, tidak wajib seratus. Kalau dapat jelek juga saya tidak pernah marah karena nilai jelek.. anak lebih butuh dukungan dibandingkan omelan. Begitu cara saya mendidik Na Jaemin sejak dulu, biarkan dia belajar sedikit-sedikit saja tidak usah terlalu terburu-buru"

"Mama!!"

"Sudah?"
Jeno menganggukkan kepalanya lalu berjalan lebih dulu dengan Jaemin yang berada di punggungnya. "Saya duluan ya"

"Mama! Tadi kata papa Nana hebat bisa dapat ini"

"Terus kamu mau apa buat hadiahnya?"

"Makan di restoran! Boleh ya papa?"

"Oh tentunya sayang, ayo pergi!!"

***

"Na Jaemin.."
Jaemin yang tadinya memukul-mukul mangkuk dengan sendok langsung berhenti dan menatap Xiyeon. "Tau gak? Kata nenek dulu kalau mukul-mukul kayak gitu tuh gak sopan. Nanti tiba-tiba bakal ada yang datengin kamu terus bawa kamu pergi, mau?"

"Gak!!"Jaemin meletakkan sendok nya di meja lagi lalu diam. Bagaimana kalau tiba-tiba ada yang datang lalu membawanya? Ih.. seram
"Mama.. kenapa itu mulutnya keluar asap?"

Jeno menoleh ke arah yang ditunjuk, "itu namanya rokok"

"Enak gak? Nana mau juga"

"Heis.. gak enak. Kata guru nya papa itu tuh gak sehat, nanti di dada kamu adanya asap bukannya oksigen. Kalau nafas butuhnya oksigen atau asap?"

"Oksigen"

"Nah.. kalau terlalu banyak asap nanti oksigen nya gak muat lagi. Gak bisa masuk karena terlalu rame didalam dada kamu. Jadi kayak gitu sehat gak?"

"No! Gak sehat. Nanti Nana gak bisa nafas, kan butuhnya oksigen"

"Anak pintar"

"Papa suka keluarin asap dari mulut kayak gitu gak?"

"Ya gak dong sayang.. nanti kalau papa batuk-batuk terus karena gak ada oksigen di dada papa gimana dong?"

"Oh iya.. yaudah jangan! Gak sehat!"

***

Jeno baru pulang dari kantor, begitu masuk yang ia lihat adalah banyaknya mainan-mainan yang berserakan.
"Na Jaemin.."

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang