38. Ada anak kecil

999 149 23
                                    

Jeno dan Xiyeon sudah diperjalanan, menuju rumah Haechan. Betapa terkejutnya ayah dari Na Jaemin itu begitu Haechan menelpon dan mengatakan ia menculik anaknya, menyebalkan memang.
Berakhirlah dengan Xiyeon yang meminta ke mall membeli hadiah untuk anak Haechan.
"Mie nya keburu dingin dong"

"Kan kuah nya juga dipisah, bisa dihangatin. Bawel deh kamu"Jeno menatap Xiyeon sebal, akhirnya mereka sampai di rumah Haechan.
"Mama!"

"Hey.."Xiyeon langsung menggendong Jaemin dan mencium pipi anaknya itu, padahal cuma seharian ia tidak melihat Jaemin namun benar-benar merindukannya.
"Papa!"

"Eh?siapa yang mengikat rambut mu seperti itu?"
Xiyeon juga baru sadar jika rambut Jaemin diikat, apple hair.
"Bibi Somi"

Saat masuk ke dalam rumah Jeno sudah melemparkan tatapan horor pada Haechan, berani sekali temannya membawa Jaemin tanpa izin.
"Hehe, maaf maaf.."

"Oh ya, ini ada hadiah, selamat atas kelahiran anak pertama kalian ya"Jeno memberikan hadiah nya pada Somi, memang hobi anak itu mengacuhkan Haechan.
"Terimakasih banyak, aku jadi merepotkan kalian"

"Lucunya.."Jeno mengusap kepala Areum, anak pertama Haechan yang tengah tertidur.
Perlahan ia menggendong bayi perempuan itu, menatapnya sembari menahan gemas.
"Giliran aku yang culik anakmu"

"Jangan heh!"bentak Haechan tak terima dan mendapatkan cubitan dari Somi.
"Anakmu sampai bangun, kamu tidur diluar"

"Papa.."rengek Jaemin yang melihat Jeno menggendong Areum. Sepertinya ada yang cemburu disini.
"Nana jadi anak paman echan aja ya? Areum biar jadi anak papa sama mama"

"Gak mau!"Jaemin turun dari pangkuan Xiyeon dan berlari memeluk kaki Jeno. "Papa gendong"

"Papa kan lagi gendong Areum, Na"

"Papa.."Jeno menahan nafasnya begitu Jaemin menatapnya dengan sembari menunjukkan puppy eyes. "Kau ini"
Jeno kembali menidurkan Areum dan menggendong Jaemin.

"Kan cuma gendong sebentar"

"Gak boleh, papa cuma boleh gendong Nana aja"
Xiyeon sukses dibuat tertawa dengan ucapan Jaemin. Anaknya itu ternyata posesif ya
"Mau makan malam bersama? Kalian tidak diizinkan membawa Jaemin jika tidak makan malam bersama"

***

Mereka berlima makan malam di taman belakang. Somi kebetulan sudah memasak banyak sengaja untuk Jeno dan Xiyeon.
"Bagaimana kencan kalian hari ini?"

"Mau tau saja kamu ini" Haechan mendengus, kembali memakan makan malamnya.
"Paman Kim masih mengingatku"

"Benarkah? Wah..hebat, beda dengan mu yang bahkan lupa dengan nomor mejamu saat ujian"

"Kau ini ya!"Xiyeon menggelengkan kepalanya melihat keduanya. Jaemin malah asik sendiri memakan kentang goreng tanpa memperdulikan yang lain.
Lagipula masih kecil ini, mana paham dia dengan urusan orang dewasa.
"Dengar tadi kata paman Kim, jangan mengajarkan anakmu jadi anak yang menyebalkan juga. Yang membuat aku berada dalam masalah kan kamu juga, kalau saja tidak~"

Semuanya seketika diam, tidak ada yang berbicara satupun. Ketiga orang itu menatap Jeno dengan tatapan terkejut, bukannya apa tapi pria itu baru saja mencium Xiyeon walaupun sekilas.
"Apa?"

"DASAR BODOH! ADA ANAK KECIL DISINI!"Haechan melemparkan topi yang tadi sengaja ia bawa ke kepala Jeno. Jeno sudah kehilangan akal sehat.
"OTAK ANAKMU TERKONTAMINASI KARENA KAU NANTINYA!"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang