11. Hadiah dan buku rahasia

2.1K 238 6
                                    

Semburat jingga menyapa dunia sekarang, banyak yang memanfaatkan momen ini untuk berjalan-jalan keluar bersama keluarga, teman ataupun kekasih
Tawa dan canda terdengar jelas dari taman, berasal dari anak-anak yang berlarian dan melemparkan bola pada temannya

Tidak jauh dengan Jeno yang memilih duduk di ayunan sembari memperhatikan Jaemin yang tengah bermain dengan anak-anak lainnya
Ditangannya terdapat dua benda yang ia temukan di kamar sang adik dahulu, sebuah kamera pemberian Na Jaemin sebagai hadiah ulang tahun nya dan satu buku harian yang pernah Jaemin jadikan buku gambar dadakan

Ditatapnya kamera yang sudah cukup lama itu dan mulai menyalakannya
Alisnya terangkat melihat ada video di kamera itu
Bibirnya bungkam seketika saat melihat ke wajah Jaemin, wajah yang ia rindukan sampai detik ini
"Na.."

Video yang ia putar kini berakhir, lalu beralih membaca setiap lembar buku harian milik Na Jaemin dulu
Tangisnya semakin menjadi saat terus membaca kata demi kata dibuku itu
Dengan gambar yang disuguhkan di akhir halaman bukunya, Jaemin menggambarnya

Lee Jeno, kakak terhebat yang pernah ada

Jeno mengigit bibirnya kuat, mengusap pipinya cepat saat Xiyeon duduk di ayunan yang kosong tepat disebelahnya
"Kembali merindukannya?"

"Ya..sudah lama sekali, aku benar-benar merindukan nya"wanita itu tersenyum lalu ikut mengayunkan ayunan yang didudukinya

"Dia pasti sangat bangga melihatmu.. kamu benar-benar seorang kakak sekaligus ayah yang hebat"

Jeno tersenyum mendengar Xiyeon, menatap anaknya yang berlari kecil dengan tawa yang mengiringi dan memeluk kakinya
"Papa!"

"Papa tidak ikut bermain?"

"Papah hanya ingin melihatmu bermain, memangnya lagi main apa?"

"Main lari-lari..nanti yang dipegang kayak gini.."jelas sang anak menyentuh lengan Jeno
"Harus gantian.. jadi dia yang kejar.."
Jeno tersenyum, memberikan handycam dan sebuah buku harian pada tangan Xiyeon

Pria itu menggendong tubuh mungil anaknya dan mendudukkannya di pangkuannya
Menatap anak laki-laki yang terlihat lelah
"Tidak cape?"

Anak itu mengerucutkan bibirnya lalu menggeleng
Sedetik kemudian tersenyum
"Aku kan anak kuat"

"Anak kuat ya? Jadi Nana anak kuat?"

Jaemin tertawa hingga matanya menyipit lalu memeluk Jeno
"Nana sayang papa.."

"Papa juga sayang Na Jaemin"balas Jeno mengecup pipi Jaemin
Bahkan tak terasa anaknya itu akan masuk taman kanak-kanak, rasanya cepat sekali ia membesarkan Jaemin
"Kita makan diluar hari ini.."

"Memangnya Nana mau makan diluar? Udang?"

"Yay!! Makan udang!!"seru Jaemin senang sembari tersenyum pada papa dan mama nya
"Anaknya mama lucu sekali, kita makan sekarang. Ayo!"

"Ayo!"

***

Jaemin merengut melihat piringnya sudah kosong, tidak ada lagi udang
"Jangan cemberut dong.. makan yang banyak"Jeno memberikan seporsi udang miliknya yang belum ia makan, membuat Jaemin senang lalu lanjut makan

"Kamu hanya makan kimchi saja?"

"Tak apa, Jaemin masih lapar sepertinya"Jeno menatap Jaemin yang menaruh satu udang di mangkuk berisi nasi miliknya
"Terimakasih, Nana yang baik.."

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang