39. Ini rahasia

1K 148 10
                                    

"Pagi pagi pagi..Na Jaemin waktunya kamu bangun"Jaemin menggeliat tak suka, ayolah matanya masih berat dan masih ingin tidur.
"Bangun heh, nanti terlambat loh"

"Na.."Jeno menyentuh hidung Jaemin beneran kali. Jaemin masih enggan bangun, "Na.. katanya mau diantar papa kan?"

Xiyeon menatap ke arah anak tangga, Jeno belum juga turun. Takut jika Jaemin terlambat nantinya.
"Lee Jeno!"

"Iya iya aku turun"Jeno turun dengan tergesa-gesa bersama Jaemin. Pria itu kembali berlari ke atas untuk mengambil tas Jaemin yang tertinggal.
"Duduk sini, sarapan dulu"

"Astaga..lihatlah, bajumu tidak rapi seperti ini"Xiyeon membenarkan seragam Jaemin. Bahkan rambut anaknya itu tidak disisir.
"Ini dia tas nya"

"Lain kali rambut anaknya disisirin ya pak"

"Sudah tidak keburu, Na Jaemin makan di mobil aja. Ayo pergi"

***

Salahkan Jeno yang lupa jika hari ini Jaemin sekolah. Padahal semalam Xiyeon sudah mengingatkannya jika Jaemin harus bangun pagi.
"Kalau sudah habis rotinya minum, ada kan minum nya di tas?"

Jaemin mengangguk, mengambil botol minumnya dari pinggir tas.
Jeno memarkirkan mobilnya dan melepaskan sabuk pengamannya.
"Papa"

"Iya?"

"Boleh gendong?"Jeno tersenyum lalu mengangguk. Jeno berputar untuk membuka pintu mobil dan menggendong Jaemin di punggungnya.
"Nana sudah besar ya?"

"Belum..Nana masih kecil.. belum seperti papa"

"Papa..antar Nana ke kelas ya?"Jeno mengangguk. Sesekali juga ia membungkuk memberi salam saat bertemu beberapa orangtua yang mengenal nya, siapa yang tidak mengenal pengusaha sukses sepertinya di kota.
"Kelas Nana yang mana?"

"Itu!"Jeno berlari kecil membuat Jaemin tertawa. Diturunkannya Jaemin dari gendongannya, sebelum pergi ia juga kembali merapikan baju Jaemin.
"Anaknya papa tampan sekali..Na Jaemin sekarang akan diantar papa"ucap Jeno sedikit keras, kalian pasti tau kenapa Jeno melakukan itu.

"Nanti pulang sekolah, kita makan es krim mau?"

"Mau!"

"Belajar yang rajin, dengerin kata guru ya? Nanti paa jemput Nana lagi"Jeno mengecup kepala Jaemin lalu berdiri, menatapi anaknya yang masuk ke kelas.
"Wah..dia memang anak yang pintar sampai duduk di barisan yang paling depan"

"Ayahnya Na Jaemin?"Jeno menoleh lalu membungkuk, "iya"

"Saya wali kelasnya. Na Jaemin memang mirip ayahnya ya"

"Terimakasih.. bagaimana keadaannya kemarin di sekolah kalau boleh tau?"

"Dia anak yang aktif. Saat saya memberikan pertanyaan dia selalu berhasil menjawab.
Dia juga bersikap baik pada teman-temannya, terutama anak perempuan. Jaemin meminjamkan pensil pada teman sebangkunya saat murid-murid disuruh menggambar tentang keluarganya"

"Jika anda mau melihatnya gambaran mereka ditempel di belakang kelas"

"Boleh saya masuk?"

"Boleh, bel masih cukup lama untuk berbunyi"Jeno melangkah masuk ke dalam kelas Jaemin. Anaknya tengah mengobrol dengan teman sebangkunya dan untungnya tidak menyadari kedatangannya.
"Itu, itu punya Jaemin"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang