25. Kecewa

1.3K 189 24
                                    

Jaemin tengah mewarnai gambarnya dengan Chenle disebelah. Jemari mungilnya pun sudah penuh warna dari krayon berwarna-warni itu.
Seyoung yang tengah memantau anak-anak tertarik untuk menanyakan apa yang Jaemin gambar. Wanita itu berjongkok disebelah Jaemin yang fokus mewarnai gambarnya.
"Jaemin gambar apa?"

"Gambar papa sama mama"

"Coba papanya Jaemin yang mana?"Jaemin menunjuk gambar seorang pria yang mengenakan baju berwarna merah, sama dengan baju yang dipakai anak kecil di antara gambar pria dan wanita itu.
"Ini papa Nana..ini mama..ini Nana"

"Nana lupa!"serunya lucu mengambil pensil nya lalu menggambar sesuatu.
Jaemin menggambar setangkai bunga yang ia warnai dengan warna merah. Hanya satu tangkai yang digambar oleh Jaemin dan sukses membuat Seyoung aneh.
"Kenapa cuma satu bunganya?"

"Gak tau..Nana lihat bunganya di mimpi Nana"

"Jaemin pintar ya gambarnya sudah mau selesai, Chenle juga. Yang lain sudah selesai?"

"Sudah!"Seyoung lalu berjalan ke depan kelas agar semuanya bisa melihat. Ia bertepuk tangan untuk menyuruh mereka memperhatikannya.
"Siapa disini yang pernah ke kebun binatang?"

Beberapa murid mengangkat tangannya. Jaemin malah terdiam dan bergelut dengan dunianya hangat untuk mencari tau apa itu kebun binatang.
"Yang belum pernah kesana, di kebun binatang itu ada banyak-banyak binatang. Siapa yang tau ada apa disana?"

"Singa!"

"Burung!"

"Gajah!"

"Nah betul dan masih banyak yang lainnya. Jadi, gimana kalau minggu depan kita pergi kesana bersama-sama?"
Semuanya bersorak kegirangan tak terkecuali dengan Jaemin.
Terakhir kali mereka merencanakan untuk pergi ke sama bulan lalu hanya Jeno tidak bisa karena pekerjaannya.

"Bu guru.."

"Iya?"

"Papa ikut boleh?"Seyoung tersenyum lalu mengangguk dan membuat Jaemin semakin senang.
"Sekarang menggambarnya diselesaikan dulu habis itu kita main permainan nanti ya"

***

Jaemin menatap jalanan tak karuan. Jeno belum juga menjemputnya sedangkan teman-temannya yang lain sudah mulai pulang ke rumah.
Seyoung juga sesekali menenangkan Jaemin agar tidak menangis, karena Jaemin bisa dibilang tidak pernah dijemput telat seperti ini.
"Nah itu.."

Jaemin mengusap matanya yang sudah berair ketika melihat mobil Jeno akhirnya datang.
Lagi-lagi ia harus kecewa karena bukan Jeno yang menjemputnya, itu mamanya.
"Na Jaemin maafin mama ya, tadi mama harus ketemu orang dulu makanya telat jemput Nana"

"Papa...mana?"Xiyeon berusaha tersenyum ketika Jaemin bertanya. Ia mengusap pipi Jaemin lembut,
"Papa lagi sibuk, nanti kalau udah gak sibuk papa bakal jemput Nana lagi. Kita pulang ya? Terimakasih sudah menemani Jaemin"

Seyoung membungkukkan tubuhnya, diawal ia kira itu bukan orangtua Jaemin karena jarang datang. Selalu Jeno yang menjemputnya ke sekolah tidak pernah absen.
Selama dijalan Jaemin hanya diam sembari menatapi gantungan kelinci yang Jaemin minta pada Jeno dan sengaja digantung di spion dalam yang menempel pada plafon mobil.
Disitu juga ada foto Jaemin saat masih kecil tengah digendong oleh Jeno.
"Nana mau ke kantor papa?"

***

"Bibi Yuna!"Yuna yang tengah mengobrol dengan temannya itu menoleh lalu menyambut Jaemin dengan senyum manisnya.
"Nana mau ketemu papa ya?"

"Iya!"

"Nana baru pulang sekolah? Wah..pasti Nana pinter banget di sekolahnya"Yuna juga membungkukkan badannya sedikit setelah melihat Xiyeon juga datang.
"Papa dimana?"

"Di kantornya. Mau bibi anterin?"

"Enggak.. terimakasih"
Jaemin berlari menuju lift, untungnya Xiyeon berhasil menggenggam tangan Jaemin terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam lift.
Sampai di lantai dimana ruangan Jeno berada, Jaemin berlari begitu saja meninggalkan Xiyeon.
Tak lupa ia melemparkan senyum manisnya pada semua orang yang menyapanya.
"PA...pa.."

Ruangannya kosong, tidak ada Jeno disana.
Biasanya Jeno suka menyambutnya ketika datang, menggendongnya dan menanyakan banyak pertanyaan padanya.
"Loh? Katanya ada di ruangannya.."

Jaemin berusaha menahan tangisannya sebelum melihat seorang wanita yang berjalan mendekat pada mereka.
Refleks Jaemin mendekat pada Xiyeon, ada rasa takut setiap melihat wanita itu.
"Cari siapa?"

"Jeno dimana ya?"Xiyeon sedikit risih melihat wanita dihadapannya yang seakan-akan dia tau segalanya.
"Sedang rapat dan tidak bisa diganggu"

"Nyonya, sudah bertemu pak Jeno?"tanya Yuna yang tadi mengikuti mereka.
"Entahlah..dia tidak ada"

Yuna melirik Jaemin yang bersembunyi dari sekretaris atasannya itu.
"Sebelumnya pak Jeno ada di ruangannya, memang dengar-dengar akan ada rapat. Maaf saya tidak tau jika rapatnya sekarang"

"Tidak apa-apa..kami permisi ya"
Yeon Joo terlihat sedikit tidak suka dengan kehadiran Xiyeon sebelum Yuna menyikut lengan wanita itu.
"Setidaknya sopan sedikit, dia masih atasanmu"

"Atasan?"

"Dia istrinya. Nasib baik dia tidak seperti orang lain yang langsung mengadu pada suaminya agar memecat mu"Yuna meninggalkan Yeon Joo begitu saja. Demi tuhan dia merasa aneh semenjak kedatangan wanita yang satu itu.

***

"Nana jangan nangis lagi, nanti kakek juga nangis"
Jaemin masih terus menangis. Jong-hoon juga terus menggoyangkan tubuhnya agar berhenti menangis, ayolah kakek..Jaemin bukan sekecil yang dibayangkan.

"Kita jalan-jalan saja mau? Beli..robot? Mobil? Es krim?"

"Gak!"Jaemin kembali menangis. Hidung dan matanya sudah memerah karena terus menangis.
Xiyeon juga mengirimi banyak pesan untuk Jeno tapi tidak ada satupun yang dibalas.
Awalnya Jaemin ingin memberitahu tentang rencana pergi ke kebun binatang itu pada ayahnya, Jeno harus yang pertama tau tentang itu.

Tapi sepertinya rencananya gagal sekarang. Harapannya pupus begitu saja melihat Jeno yang seakan menjauhinya.
"Cucunya kakek jangan menangis lagi.. coba bilang Nana mau apa? Nanti kakek beliin"

Jaemin menggeleng. Ia menyembunyikan wajahnya di bahu Jong-hoon sembari terus menangis.
"Papa jahat"

Xiyeon yang tengah berusaha menelpon Jeno pun langsung membeku mendengar ucapan Jaemin.
Selama anaknya marah pada Jeno, Jaemin tidak pernah sekalinya berkata seperti itu.
Jika ia berkata nakal pun hanya main-main seperti ayahnya yang sering mengatakan nakal pada Jaemin dengan unsur candaan.

"Nanti kakek ngomong sama papa ya biar papanya main lagi sama Nana"
Jong-hoon paham dengan perasaan Jaemin. Mungkin Jeno sedang benar-benar sibuk sampai tidak bisa menghubungi anaknya sekarang, tapi tidak mungkin Jeno akan benar-benar menghiraukan anak kesayangannya ini.

Jong-hoon tidak percaya jika Jeno benar-benar menghiraukan Jaemin nanti.

"Papa nya lagi banyak tugas, Nana kan tau papa kalau sibuk gak bisa nelpon Nana dulu kan?
Nanti kalau papa pulang juga bakal main lagi sama Nana, jadi jangan nangis lagi ya?
Kita jalan-jalan aja ya sama kakek hari ini? Kita beli boneka Doraemon lagi buat Nana"

[]

Gak tau kenapa tapi liat Nana nangis gitu aku ikutan nangis.
Gak bisa ngebayangin Nana kecewa sama papanya:(
Betewe, lagunya sebenarnya buat yang galau..tapi kayak ngefeel aja nadanya gitu

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang