12. Kini sang papa yang sakit

1.9K 227 5
                                    

Jeno mengerjapkan matanya saat cahaya pagi menusuk kelopak matanya
Diliriknya foto yang ia peluk sejak semalam, perlahan mendudukkan dirinya sembari menggosok matanya
Kasur yang semula rapi kini cukup berantakan karena Jeno tidur disana, setidaknya ia dapat mengunjungi Jaemin

"Kamu baru bangun?"tanya sang istri yang baru saja membuka pintu dengan Jaemin yang berlari masuk menghampiri Jeno
"Aku kira kamu ikut lari pagi bareng appa mu"

"Dia tidak membangunkan ku juga.."omel Jeno lalu mendudukkan Jaemin di pangkuannya
"Nana sudah mandi?"

"Sudah..tadi juga makan ayam sama mama. Papa mandi dulu"
Jeno tersenyum kecil lalu menggeleng, "gak mandi juga tetep wangi"

"Percaya dirimu itu terlalu tinggi, Lee Jeno.."sindir Xiyeon yang masih berada di pintu dengan posisi bersandar
"Benar kok. Benar kan, Na?"

Jaemin menggeleng, pura-pura menutup mulut dan hidung nya dengan telapak tangan kecil miliknya
"Papa bau.."

"Ey kau ini, tidak pernah sekalipun membela papa mu ini"Jeno menurunkan Jaemin lalu berdiri, menuruti perintah dari anaknya untuk mandi

***

"Dimakan..jangan hanya diaduk-aduk gitu"Jeno tidak membalas perkataan Xiyeon, tangannya terus mengaduk sup dihadapannya dengan sendok tanpa niatan untuk memakannya
"Kenapa? Loh?"

Xiyeon menatap Jeno khawatir saat telapak tangannya menyentuh dahi Jeno, demam
"Kamu masuk angin?"

Jeno mengendikan bahunya, tatapannya kosong mengarah sarapannya yang belum dimakan sedikitpun
"Makan dulu lalu minum obat. Aku tidak mau kamu sakit juga"

Jeno menyuapkan sesendok sup ke dalam mulutnya, hambar
Perutnya juga terasa mual jika ia terus paksakan untuk makan
"Minum obatnya saja lalu tidur lagi, nanti juga baikan"

Jeno mengangguk singkat dan meminum obat yang Xiyeon berikan lalu pergi ke kamar. Kamar Na Jaemin

***

Jaemin termenung menatap Jeno yang tertidur dengan handuk basah di dahinya
Mamanya bilang papahnya itu sedang sakit dan menyuruhnya untuk tidak diganggu
Perlahan Jaemin membaringkan tubuhnya di sebelah Jeno lalu memeluk tubuh Jeno yang tentu lebih besar darinya
Tangannya menyentuh pipi Jeno pelan, Jaemin semakin diam saat merasakan jika tubuh Jeno sedikit panas tidak seperti biasanya

Jaemin mempererat pelukannya, menjadikan bahu Jeno sebagai bantalnya lalu ikut memejamkan mata
Membuat Jong-hoon yang tadinya mau mengajak Jaemin jalan-jalan mengurungkan niatnya, menatap cucunya yang ikut tertidur
"Ya..appa percaya sekarang. Dia Jaemin mu yang dulu"

Jong-hoon mendudukkan dirinya di kursi kerja yang ia beli beberapa bulan lalu
Ruang kerjanya ini sedikit di renovasi, dengan banyak foto yang tergantung di tembok nya
Fotonya, Yoonji, Jeno dan tentu saja Jaemin
"Kau benar-benar kembali, Na... kakakmu pasti benar-benar bahagia sekarang"

Jong-hoon menyandarkan punggungnya, menatap beberapa piagam yang diterima oleh anak bungsunya dulu
Saking jarang nya menghabiskan waktu bersama Jaemin, ia sampai tidak sadar banyak sekali piagam yang didapatnya
"Jeno memang benar.. kamu memang sangat spesial, Na Jaemin"

***

Jeno menepuk pelan kaki Jaemin, tidak tau bagaimana ceritanya Jaemin bisa tidur di sisinya sekarang
Jaemin mewarisi banyak hal yang sama dengan malaikatnya dulu. Mulai dari mata, bibir mungilnya, kesukaannya. Hampir semuanya Jaemin miliki
Membuat Jeno benar-benar merasakan jika malaikatnya kembali ke kehidupannya

"Kau sudah bangun..Jaemin tadi kesini sendiri saat aku bilang kamu sakit. Dia pasti mengkhawatirkan mu"Xiyeon menepuk dada Jeno pelan setelah menyentuh dahi suaminya
Demamnya sudah turun, padahal sebelum Jeno bangun tadi demamnya belum juga turun
"Sepertinya Jaemin adalah obatmu"

"Pasti"
Jeno perlahan bangun dan membiarkan Jaemin tetap tidur, sekarang baru perutnya terasa lapar
"Aku belum masak, tunggu sebentar dulu ya.."ucap Xiyeon manis lalu mulai memasak

Diliriknya tangga yang awalnya tampak sepi kini terlihat Jaemin yang berjalan menuruni anak tangga satu persatu dengan mata yang belum terbuka sepenuhnya
"Na Jaemin!"pekik Jeno melesat ke arah Jaemin saat anaknya itu tersandung dan hampir terjatuh saat berada di empat anak tangga terakhir

"Kalau masih mengantuk jangan turun. Bagaimana kalau tadi jatuh terus kepala Nana sakit. Mau?!"omel Jeno menatap Jaemin yang diam di gendongannya

"Papa gak ada di kamar..papa ninggalin Nana"lirih si kecil dengan bibir yang melengkung ke bawah. Cukup terkejut karena Jeno memarahinya tadi
"Papa marah..sama Nana.."

"Tidak, papa tidak marah. Lain kali hati-hati. Papa tidak mau lihat Nana sakit karena jatuh, ya?"
Jaemin mengangguk pelan mengiyakan permintaan Jeno
"Papa terkejut saja tadi, tangga nya tinggi dan papa gak mau Nana kesayangannya papa ini terluka.."

"Gak marah?"

"Enggak, papa kaget aja tadi"

***

"Jangan pernah berpikiran untuk menemui Jaemin atau appa pukul kamu sekarang!"ancam Jong-hoon melihat anaknya termenung, bahkan tak menyadari jika Jong-hoon sudah duduk disebelahnya
"A-ah..tidak..aku hanya.."

"Lee Jeno"Jeno diam seribu bahasa saat Jong-hoon sudah berbicara dengan nada yang berbeda. Nada saat pria itu tengah benar-benar serius dan tak bisa diajak kerja sama
"Kamu punya keluarga sekarang. Mereka membutuhkan mu. Jangan jadi ayah yang Nana mu tidak suka, cukup appa yang merasakannya. Na Jaemin juga tidak akan terima jika jalan pikir mu jadi pendek seperti itu

Appa sudah banyak melakukan kesalahan, membuat anak-anak appa sendiri merasa berada di dalam penjara. Jangan buat appa merasa kehilangan lagi, Lee Jeno.."Jeno menatap wajah ayahnya yang sudah mulai berubah sedikit demi sedikit karena faktor usia, Jong-hoon juga ada benarnya
Ia punya tanggung jawab sekarang, menjadi suami bagi Xiyeon dan ayah bagi Jaemin

"Tidak akan.. aku tidak mau membuat Jaemin kecewa"Jong-hoon tersenyum lalu menepuk bahu Jeno
"Pikirkan dua kali apa yang akan kamu lakukan"

Jeno menatap Jong-hoon yang melenggang pergi, membiarkannya berada sendirian di luar
"Kamu pasti sedang bersenang-senang dengan eomma ya sekarang"lirihnya menatap jalanan yang sepi

Momen dimana Jaemin akan menunggu Jong-hoon tertidur lalu diam-diam ke halaman untuk melihat bulan yang dulu sering ia sebut sebagai eomma nya
Memang benar kok, Yoonji benar-benar cantik dulu. Wanita dengan beragam keahliannya dapat membuat Jeno kagum dalam sekejap.

Keahlian memasaknya pun tidak perlu diragukan. Di waktu senggang, Yoonji biasanya sering menciptakan resep masakan baru buatannya yang bahkan sering membuat Jeno ketagihan
Sayang, Na Jaemin tidak merasakannya saat itu

"Jaga adikmu nanti ya, Jeno. Dia pasti akan jadi adik yang baik"

Pesan dari ibunya itu bak ucapan perpisahan sebelum masuk ke ruang operasi untuk berjuang melahirkan anak keduanya
Jaemin lahir, tanpa disambut oleh sang ibu saat ia lahir ke dunia
Jika diingat-ingat, hidupnya sudah penuh dengan drama

[]

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang