"Nana mau dibawakan apa sama mama?"
Jaemin mengerucutkan bibirnya berpikir ia ingin dibawakan apa oleh Xiyeon. Mamanya harus pergi ke luar kota untuk sementara, karena itu Jeno mengambil cuti beberapa hari untuk menjaga Jaemin yang mungkin akan super aktif."Doraemon"
"Bonekanya?"Jaemin mengangguk lalu melirik papanya yang termenung
"Jeno..""A-ah iya?"Xiyeon tersenyum lalu menggeleng, mengambil tasnya dan mengecek barang-barangnya sebelum pergi
"Jaga Jaemin ya..dan Nana tidak boleh nakal. Dengarkan papa, oke?""Oke"Jaemin mengulurkan tangannya meminta gendong pada Jeno dan meminta untuk mengantarkan Xiyeon ke luar rumah.
"Inget kata mama apa tadi?""Jangan nakal"Xiyeon tersenyum lalu mengecup pipi Jaemin
"Nanti mama bawa Doraemon yang besar untuk Nana""Lagi.."pinta Jaemin saat melihat Jeno mengecup pipi Xiyeon, sepertinya anaknya tidak ingin kalah saing dengan ayahnya. Jaemin tersenyum puas saat Xiyeon kembali menciumnya
"Dia pasti belajar dari kamu""Kok aku?"Xiyeon tertawa pelan lalu menyentuh hidung Jaemin sebelum masuk ke mobil
"Papa.. bukannya Nana harus sekolah ya?"***
Jeno tersenyum kecil mengingat kejadian tadi, Jaemin hampir saja terlambat ke sekolah.
Na Jaemin juga yang meminta Jeno untuk tidak pulang dan menunggunya sampai pulang sekolah. Dari jendela yang disediakan ia memperhatikan Jaemin yang tengah menulis angka di buku tulisnya. Sesekali merengut karena tulisannya jelek atau salah, tipikal adiknya sekali yang selalu berusaha membuat tulisan-tulisan di bukunya rapi sekali.Jaemin menyempatkan diri untuk menoleh, sekedar mengecek apa Jeno masih ada disana lalu tersenyum dan kembali menulis.
"Jeno hyung?"Yang dipanggil pun menoleh lalu memasang senyum, itu Renjun yang masih sama dengan Renjun yang dulu.
"Mengantar anak hyung sekolah ya?""Iya..dia yang memintaku untuk tidak pulang dan tetap disini. Lalu kamu sedang apa? Bukan karena mengantar anakmu kesini kan?"
Renjun tertawa renyah lalu menggeleng,
"Aku saja belum menikah. Bagaimana ceritanya sudah punya anak. Hanya mengantarkan keponakanku"Jeno mengangguk, menyuruh Renjun untuk duduk di kursi kosong di sebelahnya
"Ngomong-ngomong..aku belum tau nama anak hyung""Jaemin"senyum Renjun pudar dan menatap Jeno serius
"Hyung bercanda?""Masa nama anakku sendiri aku jadikan candaan"Renjun buru-buru melihat wajah Jaemin, masih belum percaya kenapa anak itu mirip dengan Jaemin, sahabatnya yang sampai sekarang masih menjadi pikirannya karena merasa bersalah
"Aku tau perasaan mu..kamu juga tidak jauh beda dengan pria dihadapan mu ini. Hanya saja ayahku terus memintaku untuk tidak merasa bersalah karena mungkin Jaemin juga akan begitu"Renjun menundukkan kepalanya, jangankan pada Jaemin. Ia bahkan benar-benar merasa bersalah pada Jeno karena tidak menjaga Jaemin saat itu. Lamunannya buyar saat bel berbunyi, tak terasa anak-anak yang belajar di sini sudah pulang
"Papa!""Hey..anak papa rajin banget tadi. Oh iya, ini Renjun hyung, temannya paman Nana yang lagi tidur"Renjun tersenyum kecut mendengar ucapan Jeno lalu membungkukkan badannya karena Jaemin membungkuk padanya
"Halo hyung..""Halo juga..oh?"Jaemin yang penasaran menoleh dan mendapati Chenle tengah berlari ke arahnya
"Hyung ayo beli es krim?""Hyung?"tanya Jeno menatap Renjun
"Ini yang aku bilang keponakan ku.. sepertinya dia berteman baik dengan Jaemin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Him Nana
Fanfiction[Sequel dari 'Sweet Night'] Tepat di tanggal 13 Agustus, Seseorang lahir dan menambah cerita dihidup nya. Membuatnya bisa kembali merasakan sosok seseorang yang berharga di hidup nya "Kalian percaya adanya reinkarnasi?" [Cerita yang paling panjang y...