120. Ini antara Mina dan Jaemin

567 93 43
                                    

jalan masih panjang.
menyudahi atau melanjutkan?
berhenti atau tetap berjalan?
diam di tempat atau terus bergerak?

pilihanmu, penentu
sudah, begitu saja

sekali lagi,
jalan masih panjang.

- sacessahci

•••••••••••••

"maaf.."
Xiyeon mendongakkan kepalanya menatap Jaemin. Merasa aneh karena dia tiba-tiba meminta maaf.
"Kamu gak salah apa-apa. Kenapa harus minta maaf?"

"Aku mukul paman Mark..aku ngomong kasar sama dia..aku juga kasar sama mama.."
Xiyeon tersenyum, kepalanya menggeleng pelan.
"Dengar, kamu gak pernah salah apa sama mama atau siapapun. Kamu hanya masih belajar mengendalikan ketakutan mu. Wajar jika sewaktu-waktu kamu kalut dan bingung harus gimana. Wajar kamu kalau nangis, itu mungkin bisa bikin kamu lebih tenang. Mama yang minta maaf karena belum bisa jadi yang terbaik buat Nana"

"Ma.."

"Hm?"

"Aku mohon..apapun yang terjadi..jangan pernah memohon maaf atas namaku. Apapun itu, apapun yang terjadi..aku mohon mama jangan pernah meminta maaf apalagi jika itu atas namaku. Selagi mama tidak salah tidak perlu minta maaf, aku tidak mau mama dipandang sebagai seorang wanita pengecut. Aku lebih suka melihat mama berjalan dengan kepala terangkat..atau maksudnya..angkuh?"
Xiyeon tertawa, mengusap surai Jaemin.

"Maksudnya kalau kamu kena masalah mama gak boleh minta maaf gitu? Terus siapa yang minta maaf?"

"Aku. Kalau aku salah aku sendiri yang akan minta maaf. Jadi sekarang tolong panggil paman Mark, biar aku yang meminta maaf secara langsung"

***

Xiyeon menatap tangan Jaemin digenggamannya, masih ada kapas dan plester karena kemarin Jaemin melukai punggung tangannya. "Mama tidak suka melihat tanganmu terluka..ini tangan yang mama paling suka tau"

"Maaf"

"Maaf mulu dari tadi. Kayak salah apa aja"Xiyeon menyandarkan kepalanya di bahu Jaemin. Yang biasanya ia bersandar pada Jeno kini digantikan oleh Jaemin. Yang biasanya Jeno yang mengomel jika ia telat makan atau bekerja terlalu keras kini Jaemin yang melakukannya.
"Mama gak boleh sedih lagi..dulu, aku janji sama papa buat jaga mama. Kalau mama sampai nangis aku bakal merasa bersalah, aku gak bisa jaga mama. Gak bisa bikin mama senyum terus"

Xiyeon memukul lengan Jaemin, anak itu malah membuatnya menangis apalagi ini masih di bus. Iya, anak itu yang memaksa Mark agar mengizinkannya pulang. "Terimakasih"

Jaemin memandangi Xiyeon bingung, padahal ia tidak memberikan apapun. "terimakasih karena sudah ada untuk mama"
Jaemin tersenyum tipis, kini ia yang menyandarkan kepalanya pada bahu Xiyeon. Matanya ia pejamkan sejenak lalu kembali memperhatikan jalanan.

"Papa, Nana sudah menepati janji Nana sama papa. Mama tidak menangis lagi sekarang.
Lalu, kapan papa akan menepati janji papa pada Nana?"

***

"Aish..dimana itu.."Xiyeon yang lewat dengan keranjang baju ditangannya kembali melangkah mundur, menatap Jaemin yang mengobrak-abrik isi lemarinya. "Ngapain kamu berantakin?"

"Ma, lihat kaus putih ku gak? Yang waktu itu aku pake pas nganter mama ke mall"Xiyeon mengingat-ingat sebentar lalu menjentikkan jarinya. "Ada kok dilemari, cari lagi yang bener. Pelan-pelan"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang