142. Cerita Jaemin buat anak-anak

482 86 14
                                    

Xiyeon menatap Jaemin yang terlihat tengah bermain dengan anak-anak kecil lainnya. Dia bahkan terlihat tertawa bebas, melepaskan semua bebannya begitu saja.
Jaemin menoleh, tersenyum kearah Xiyeon dan kembali melanjutkan ceritanya pada anak-anak yang duduk didekatnya.
Tangannya yang awalnya dilipat didepan dada kini malah membekap mulutnya, berusaha menyembunyikan isak tangisnya.
Jaemin kembali menyalahkan dirinya semalam, dia ingat jelas bagaimana Jaemin membentaknya dan mengatakan ini semua salahnya, semua karena dirinya yang membuat Jeno harus pergi.

Xiyeon tidak tega melihat Jaemin yang terus-terusan disuntik obat penenang karena terus berontak, dia lempar semua barang yang ada tadi malam sampai tangan Xiyeon luka karena terkena pecahan gelas.
Dia lebih ikhlas Jaemin memakinya atau melampiaskan amarah padanya dibandingkan harus melihat Jaemin terus diberi obat penenang.
Xiyeon juga sekarang selalu memantau Jaemin, sebisanya dia ke kamarnya buat bongkar laci meja atau lemarinya. Dia gak mau anaknya konsumsi obat-obatan kayak waktu itu lagi.
"Na, mau pulang kapan?"

"Bentar lagi gak apa-apa kan? Tanggung masih cerita sama mereka"
Jaemin tersenyum melihat mamanya mengangguk. Ia lanjut bercerita pada anak-anak yang duduk mengelilinginya. "Kakak.. aku mau tanya boleh? Tadi siapa?"

"Tadi? Tadi itu mamanya kakak, cantik kan?"

"Tau gak kak.. waktu itu yang bikin perut aku sakit itu dia loh kak"
Jaemin mencoba mencerna ucapan anak laki-laki didepannya. Ah, sepertinya anak didepannya ini pernah di operasi, "bukan bikin perut kamu sakit.. waktu kamu belum kesini perut kamu gimana?"

"Sakit.. sakit banget sampai aku nangis"

"Sakitnya karena apa?"

"Aku gak tau, tapi waktu itu disebelah sini"tangan kecilnya pegang perut sebelah kanan dibagian tengah. "Sakitnya sampe kebelakang kayak ditusuk"

"Ginjal ya?"
Jaemin senyum, tangannya reflek pegang perutnya juga. Dia inget apa yang dia lakukan dulu buat papanya.
"Tapi sekarang udah sembuh kan? Dokter tadi cuma mau sembuhin kamu biar gak sakit lagi, biar bisa main lagi"

"Terus terus kakak kenapa disini?"

"Kakak? Kakak juga sakit.. demam"

"Kata mama kalau demam dirumah juga bisa, kenapa disini?"
Jaemin menatap anak perempuan yang diikat satu, merancang jawaban di kepalanya. "Karena bukan demam aja, ini kakak juga sakit"

"Ini?"anak perempuan itu menyentuh dada Jaemin yang tadi ditunjuk oleh Jaemin, "kakak sakit apa disini?"

"Hati kakak sakit.. karena kakak harus kehilangan ayah kakak sendiri"

***

Setelah sesi bercerita tadi Jaemin pulang, Xiyeon juga ikut. Dia masih was-was ninggalin Jaemin sendiri dirumah. "Gak usah kerja dulu hari ini, kamu baru sembuh"

"Terus aku nganggur dirumah dong?"

"Enggak lah"
Xiyeon turun dari bis lebih dulu disusul Jaemin. Anaknya masih menatapnya bingung, kan memang benar dirumah dia tidak berbuat apa-apa karena ke sekolah pun tidak bisa.
"Daegang!!"

Jaemin lari untuk gendong Daegang, udah agak lama dia gak ketemu sama anjing peliharaannya yang satu ini. "Sudah sehat kan? Bisa dong main sama Daegang"

"Nenek kapan dateng?"

"Dari tadi pagi sebenarnya, tapi mama kamu bilang kamu belum mau pulang. Betah amat dirumah sakit"
Jaemin cuma tertawa pelan, dia lebih fokus main sama Daegang yang keliatannya rindu berat sama dia. Buktinya dari tadi Daegang gak mau diem dan main disekitar kaki Jaemin.
Tangannya sesekali iseng menarik telinga anjing pemberian Jeno itu, terlalu gemas kalau udah bahas Daegang.
"Udah lama ya kamu gak ketemu Daegal, besok aku ajak kamu kesana"

Jaemin baru ingat, besok dia harus latihan untuk pertandingan nanti. "Gak jadi besok, lusa aja oke? Sekalian beli makanan kamu"
Seakan paham Daegang menggonggong lalu berlarian mengelilingi ruang tamu. Niatnya Jaemin mau bawa dia ke taman, tapi Xiyeon gak akan ngizinin karena baru pulang dari rumah sakit.

"Jaemin, makan dulu sini"

"Eh! Tar dulu!"Jaemin menggeser Daegang yang hampir ia injak tadi.
Bayangkan kalau Daegang Jaemin injak,
Daegang geprek?

"Besok kamu tuh latihan ya?"

"Iya.. katanya kak Renjun sama Kak Jisung yang mau jemput"
Xiyeon menganggukkan kepalanya. Senang melihat Jaemin makan dengan semangat,
"Mau bawa Daegang ke taman? Bawa aja.. tapi cuma setengah jam ya?"

***

"Nakal ya sekarang"ucap Jaemin yang melihat Daegang udah lari keliling taman. Pake tali cuma saat di taman Jaemin biarin aja, Daegang juga gak akan berani kabur.
Dia bawa kamera punyanya, sengaja mau rekam Daegang sambil duduk di ayunan. Jaemin senyum liat Daegang yang semangat lari-larian dari kamera. Jaemin ingin sekali melihat video-video yang Jeno rekam, tapi kalian pasti tau alasannya kenapa Jaemin belum menontonnya sampai sekarang.

"Nanti kalau papa reinkarnasi kayak aku bakal jadi apa ya? Mukanya bakal tetep sama gak ya?"
Jaemin tidak terlalu percaya, dia pernah baca kalau orang yang meninggal bisa reinkarnasi jadi tumbuhan. Siapa tau Jeno jadi pohon yang baru dia tanam di taman rumah nya.
"Ayo, nanti mama marah kalau terlalu sore"

Jaemin kembali memegang tali Daegang lalu berjalan menuju rumah. Selama dijalan Jaemin malah mengingat tentang Jeno, dia penasaran apakah Jeno berhasil bereinkarnasi juga sepertinya atau tidak.
Tidak.. tidak mungkin itu terjadi.
Jaemin tiba dirumah, terkejut saat melihat Jong-hoon lagi nonton televisi. "Cucu kakek dari mana?"

"Ini ajak Daegang jalan-jalan tadi ke taman. Kakek kapan dateng?"

"Baru aja. Mama kamu lagi ke supermarket sama nenek, kulkasnya kosong"

"Tau gitu titip es krim tadi kan lumayan"

"Es krim terus otaknya ya. Itu kakek bawain semangka ada di kulkas"

"Mana?!"
Jong-hoon terkekeh kecil melihat Jaemin berlari ke dapur untuk mengambil semangka potong yang ia beli. Tatapan Jaemin berbinar melihat semangka segar di kulkas. Dia ambil satu buat dimakan sekarang, udah lama gak makan semangka.
"Suka banget kamu sama semangka"

"Suka.. tapi tetep yang nomor satu itu es krim"

"Tanpa disuruh juga mama kamu bakal beliin, Na. Ada stok es krim dirumah tiap hari kamu makan es krim"

"Itu tau"Jaemin melirik Jong-hoon, ada ide yang melintas di kepalanya.
"Kakek, taruhan mau gak?"

"Kecil-kecil udah taruhan"

"Kita main game, motor balap, yang kalah harus traktir makanan yang menang. Oke?"tantang Jaemin.

"Oke, siapa takut"

[]

Double up kan?
Ramein dong..

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang