123. Waktu berdua

538 95 16
                                    

Part-nya angka cantik ya^^

•••••••••

Xiyeon ke sekolah. Chenle melihatnya sendiri, mama dari Na Jaemin itu datang ke sekolah entah untuk apa.
Tunggu, bukan untuk memindahkan sekolah Jaemin kan?"

"Zhong Chenle!"teriak Felix kala Chenle langsung berlari meninggalkannya. Bahkan anak itu yang tadi membantunya membawa buku yang cukup berat malah diberikan pada Felix lagi. "Bisa sakit tanganku nanti gara-gara ini..kenapa pula itu guru harus nyuruh aku coba ah"

Chenle menatap Xiyeon yang masuk ke ruang guru. Pasti untuk bertemu bu Choi, wali kelasnya. "Aduh.. Jaemin gak dipindahin kan? Kalau dipindahin yang beliin aku roti tiap pagi siapa dong.."
Dia masih duduk menunggu Xiyeon, mengabaikan bel yang sudah berbunyi. Mengintip lewat jendela untuk melihat Xiyeon yang tengah berbincang dengan bu Choi.

Chenle menyandarkan punggungnya sebentar, berpikir mencoba menebak Xiyeon membicarakan apa didalam.
"Chenle?"

"Astaga!"Xiyeon jadi ikut terkejut karena Chenle yang berteriak cukup keras. "Ngapain disini? Bukannya kamu harusnya belajar ya?"

"A-ah..itu..itu.."
Xiyeon masih menunggu jawaban Chenle, "i-itu..bibi tidak.. memindahkan Jaemin kan?"

"Memindahkan?"

"E-eum...p-pindah sekolah?"
Xiyeon terkekeh. Apa sebegitu khawatir nya teman anaknya dari TK dulu. "Tidak.. bisa-bisa nanti bibi melihatmu menangis sambil guling-guling di lantai"

"Enggak loh ya"

"Cuma urusan kecil. Wali kelasmu memanggil bibi karena absen Jaemin. Seingat bibi Jaemin tidak pernah absen sebanyak itu"

Chenle meneguk ludahnya, "bagaimana jika Jaemin ketahuan sering bolos? Tidak tidak..tidak boleh terjadi"
"A-ah mungkin bibi tidak sadar.. akhir-akhir ini Jaemin juga sering sakit kan?"

"Memang sih..mungkin bibi tidak pernah menghitung hari saat Jaemin tidak masuk"

"Nah..jadi-aduh aduh!"
Xiyeon menahan tawanya kala melihat bu Choi menarik telinga Chenle. "Bagusnya gak masuk ke kelas malah disini"

"Saya permisi kalau begitu"Xiyeon masih menahan tawanya melihat Chenle terus mengaduh karena diseret ke kelas. Xiyeon menghentikan langkahnya kala ponselnya berbunyi, "hm?"

"Jaemin sudah bangun..tapi tidak mau makan. Cepatlah kesini, kemungkinan Jaemin akan tidur lagi"

***

"Kenapa gak mau makan, hm? Mau makan yang lain..mau apa? Bilang sama mama"Jaemin mengalihkan pandangannya. Rasanya ia ingin mencabut nasa kanula dihidungnya. Tapi Jaemin lebih sayang nafasnya. Kala malam itu sungguh, dadanya sangat sesak setelah meminum banyak obat tidur sekaligus. Rasanya sudah tidak ada lagi oksigen yang bisa ia hirup.

"Mau tteokbokki? Mama beliin buat kamu kalau mau"
Jaemin mengangguk pelan. Xiyeon juga langsung keluar untuk meminta tolong pada perawat lalu kembali masuk.
"Heh..jangan tidur dulu.."

"Apa efeknya masih ada ya.."Jaemin menyandarkan kepalanya, matanya sangat berat sekarang. Apa mungkin karena obat tidurnya? Rasanya Jaemin ingin tidur lama sekali karena sangat mengantuk. "Makan dulu baru tidur lagi. Oh ya Felix ngasih kamu sesuatu, mau mama bikinin?"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang