42. Singgah sejenak

963 127 21
                                    

Pria dengan kemeja putih itu menatap gedung di depannya dalam diam, belum berniat untuk melangkah memasuki halamannya.
Senyuman kecil menghiasi wajah tampannya, hari libur adalah alasan kenapa gedung di hadapannya itu sepi.

"Uwah.."Jaemin langsung berlari memasuki halaman yang begitu luas, meninggalkan Jeno yang masih betah memperhatikan bangunan yang masih kokoh.
"Papa..ini sekolah paman Nana ya?"

"Iya, ini sekolah paman Nana. Nanti Nana mau sekolah disini apa enggak?"

"Mau"Jaemin kembali berlari, Jeno juga berlari kecil menyusul Jaemin yang sudah meninggalkannya.

"Na Jaemin sangat berprestasi, selalu mendapatkan peringkat satu dikelasnya, nilai-nilainya selalu sempurna, ia patut dijadikan contoh untuk anak-anak kita.."

Ah ya, dia ingat itu.
Dia ingat saat dirinya yang datang untuk mengambil rapot Jaemin sekaligus melihat adiknya menjadi murid terbaik.
Ditatapnya aula sekolah adiknya itu, sudah menjadi kebiasaannya setiap pengambilan rapot dirinya yang datang dulu.
"Nanti, aku akan mengambil rapot mu lagi, Na"

"Kamu memang hebat Na..sangat hebat..mianhe..Appa tak bisa datang karena rapat mendadak"
Jeno tersenyum mengingatnya, entah kenapa hari itu ia ingin menangis melihat Jaemin.
Saat baru datang, dapat ia lihat wajah Jaemin yang benar-benar kecewa, apalagi saat paman Kang bilang Jaemin menunggu Jong-hoon datang sebelum akhirnya ada guru yang membujuknya karena acaranya mau dimulai.

"Aish..kenapa dia benar tentangku, aku cengeng"ucapnya sembari tertawa pelan.
"Papa..ayo. kata papa mau jalan-jalan"

"Iya ayo"

"Papa gendong"

"Astaga, kamu mulai berat sekarang. Ah tidak, papa mu ini sudah mulai tua"

"Seperti kakek?"

"Iya"

"Tidak..papa Nana tidak seperti kakek"Jaemin menyandarkan kepalanya di bahu Jeno, menatap gedung sekolah yang katanya tempat pamannya sekolah dulu.
Tapi kenapa gedung ini serasa tidak asing dan dirinya pernah datang kesini sebelumnya?

Entahlah, yang pasti hari ini Jaemin ingin jalan-jalan.

***

Jaemin menerima permen kapas dari Jeno dengan senyuman lebarnya. Permen kapas berbentuk tokoh disney Mickey mouse itu menarik perhatiannya saat datang tadi.
Bahkan besarnya lebih besar dari kepalanya.
"Kenapa gak dimakan?"

"Permennya bagus...nanti jadi jelek.."

"Itu kan buat dimakan. Kalau gak dimakan nanti malah meleleh"Jeno mengambil sedikit permen lembut itu lalu menyuapkannya, Jaemin terlihat tersenyum saat merasakan rasa manis hanya dari makanan yang terlihat tipis itu.
"Enak?"

Anak laki-laki yang mengenakan baju merah dengan overall berwarna biru itu mengangguk, sembari makan matanya menatapi orang-orang yang berlalu lalang. Xiyeon tadi pergi dulu untuk membeli minuman karena lupa membawanya dari rumah.
Jeno hanya diam menatapi Jaemin, entah kenapa tiba-tiba rasanya ingin menangis.
"Maaf Na...baru bisa membawa mu kesini"

Dulu, saat Na Jaemin masih sekolah dasar, dia pernah meminta pada Jong-hoon agar bisa bermain ke taman bermain yang mereka didatangi nya hari ini. Namun dengan tegas Jong-hoon melarangnya, menolak permintaan Jaemin hari itu.
"Papa kenapa menangis? Papa mau permen?"

Jeno mengusap pipinya dan menghilangkan bekas tangisannya lalu menggeleng, "semuanya makan saja sama Nana"

"Masih disini? Gak main permainan?"

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang