96. Aku maunya papa

677 117 38
                                    

Jong-hoon melambaikan tangannya karena Jaemin dan Xiyeon sudah naik mobil. Menatap mobil yang mulai menjauh dari rumahnya itu.
Rumahnya kembali sepi, semenjak Jeno menikah ya seperti ini keadaannya.
Hanya sendirian, bingung harus melakukan apa. Sering ia menyesali perbuatannya selama ini, selama Jaemin masih ada. Jika anak bungsunya masih ada pasti rumah tidak akan se-sepi ini, anak itu pasti selalu membuat keadaan rumah jadi berisik

"Aku tidak yakin jika aku ini pantas dimaafkan.."

Jong-hoon pernah berpikir jika Jeno akan membencinya sampai sekarang. Tapi ternyata tidak, anaknya malah menghadiahkan putranya yang kembali lagi.
Jong-hoon mengerutkan dahinya menatap siapa yang menelponnya, seingatnya Jeno sedang ada rapat hari ini tapi,
Ah sudahlah.

"Ada apa?"

"A-ah..tidak..aku hanya ingin menelpon appa"

"Bilang saja ada apa. Tidak usah beralasan seperti itu"
Diam dari sana, tidak ada suara siapapun di telpon.
"Aku hanya...entahlah"

"Perasaanku tidak nyaman seperti ini. Apa Xiyeon sudah pulang?"

"Baru saja mereka pulang. Tidak nyaman bagaimana?"

"Aku juga tidak tau. Rasanya tidak nyaman saja, aku sulit menjelaskannya.
Sejak tadi aku merasa aneh, entah apa. Tapi aku juga tidak sedang memikirkan apapun sebelum... tiba-tiba memikirkan Jaemin?"

"Kamu hanya merindukannya Jeno, dia baik-baik saja tidak usah khawatir"

"A-ah..baiklah..aku percaya pada appa. Ya sudah, appa istirahat ya? Jangan terlalu lelah, aku tidak mau appa sakit"

***

"Jaemin..kamu ngapain? ayo makan"
Xiyeon menatap aneh pintu dihadapannya, sejak tadi Jaemin tak kunjung keluar dari kamarnya. Mungkin ketiduran karena kelelahan.
"Jaemin? Mama masuk ya?"

"Ayo makan dulu, astaga!"
Jaemin meringkuk diatas kasur, giginya gemeretak seakan benar-benar kedinginan. Padahal pendingin ruangan sama sekali tidak dinyalakan bahkan jendela pun tertutup rapat.
"Kamu kenapa?! Ya Tuhan panas sekali..kita ke rumah sakit ya?"

"Gak! G-gak mau.."

"Jaemin, demam mu pasti tinggi. Kita kerumah sakit aja"

"Gak!"Jaemin menahan tangan Xiyeon yang hendak membantunya untuk duduk, anak itu menangis sekarang sembari menatap Xiyeon.
"Mau disini..aja..ada mama..kan?"

"Sayang, mama gak punya obat buat demam kamu ini. Mama takut kamu harus dirawat"

"Suruh...paman..Mark..aja"Jaemin masih menggigil, anak itu sudah membaringkan kepalanya dipaha Xiyeon sembari menahan dinginnya udara yang menusuk sampai ke tulangnya.
"Oke..mama telpon paman Mark dulu, pake selimutnya"

Jaemin mengangguk, ia juga tidak tau kenapa bisa sampai begini. Saat bangun tidur tadi tubuhnya terasa nyeri begitu digerakkan, diiringi dinginnya suhu dan pusing yang menyerang kepalanya.
Jaemin tidak butuh obat, ia butuh papanya, sekarang juga.

***

"Demam mu tinggi sekali, Na. Kenapa tidak mau ke rumah sakit? Biar lebih cepat sembuhnya"
Jaemin malah memunggungi Mark, ia tidak suka dengan ucapan Mark yang terus memaksanya untuk ke rumah sakit.
"Terus kamu mau apa sekarang?"

"Mau..papa"
Mark tertegun mendengar Jaemin, anak itu kembali menatapnya dengan serius. "Aku cuma mau papa"

"Kamu tau papa kamu lagi-"

"Aku mau papa"Xiyeon malah sejak tadi berusaha menghubungi Jeno, ponsel pria itu tidak aktif terus-menerus. Mark masih mencari akal untuk menjawab keinginan Jaemin, ia hanya bisa menatap Jaemin yang wajahnya begitu pucat.
"Jaemin.."

"Hm.."

"Papa mu gak suka kalau tau kamu sakit"ucap Xiyeon mendudukkan dirinya dikasur. Mengusap kaki Jaemin yang dibalut selimut.
"Terserah"

"Tapi papa memang gak suka"
Jaemin terkejut begitu mendengar suara Jeno dari ponsel yang Xiyeon pegang, lalu anak itu menangis. "Papa..."

"Hm?kenapa sayang? Apa yang sakit?"

"Semua... semuanya sakit..kepala Nana, tangan Nana, punggung Nana.. semuanya sakit.."adu Jaemin terus menangis. Namun hal itu membuat Mark khawatir sekarang. Ia takut Jaemin menjadi anak yang tertutup nanti karena sejak tadi Jaemin tidak menjawab apapun saat Mark bertanya apakah ada yang sakit.
"Kenapa gak bilang sama paman Mark? Kenapa gak bilang sama mama? Mereka jadi panik loh"

"Maunya sama papa"

"Maaf ya sayang..papa masih belum bisa pulang. Tapi papa gak suka kalau ternyata anak papa lagi sakit apalagi papa lagi disini, gak bisa peluk kamu biar sakitnya hilang.
Kenapa gak mau diperiksa ke rumah sakit hm?"

"Aku gak mau ke situ lagi..aku gak mau.."

"Iya, kamu gak akan kesana. Tapi nurut sama mama sama paman Mark ya? Dengerin kata mereka biar kamu cepet sembuh"

"Aku maunya papa!"

"Na Jaemin..anak papa yang paling hebat. Bukannya papa gak mau nemenin kamu. Papa masih harus ngurusin banyak hal disini, makanya papa belum bisa pulang. Papa juga sebenernya pengen cepet-cepet pulang tapi papa masih gak bisa..
Kalau Nana mau papa cepet pulang Nana harus janji kalau Nana udah sehat. Biar papa makin cepat nyelesain tugas-tugas nya ya? Gak boleh nangis ah..masa anak ganteng nangis, nanti gantengnya hilang gimana?
Nana minum obat, banyak istirahat, makan yang banyak. Biar cepet sembuh, kalau udah sembuh minum vitamin biar makin sehat lagi ya? Dengerin mama nya ya sayang? Kasihan mama nanti makin cape karena kamu sakit. Kan kata Nana mama gak boleh sakit lagi, makanya Nana harus jadi penjaga mama oke?
Anak pinter harus dengerin kata papa"

"Iya.."

"Nanti papa beliin es krim, permen sama udang yang banyak buat Nana ya?
Habis ini makan, minum obat terus tidur. Kalau gak bisa tidur panggil mama terus suruh telpon papa oke?"

"Kalau papa udah tidur?"

"Papanya yang tidur, tapi handphone papa kan gak. Nyala 24 jam khusus buat kamu.
Papa pulang nanti kita beli handphone buat kamu mau gak? Wah.. banyak banget hadiahnya kayaknya ya.
Nanti kita beli biar kamu bisa telpon papa terus. Jangan takut buat minta mama telpon papa ya? Yang penting kamu bisa istirahat.
Udah ya? Janji harus cepet sehat?"

"Janji"

"Anak hebat..papa matiin ya? Peluk bonekanya biar tidurnya makin nyenyak"
Panggilan itu akhirnya mati. Menyisakan Xiyeon dan Jaemin yang sama-sama diam.
"Jadi gimana? Mau makan?"

Jaemin mengangguk samar. Harus nurut pada mama dan papa nya.
Mark sudah pergi sejak tadi untuk membeli obat untuk Jaemin, untungnya tidak terlalu jauh jadi bisa cepat-cepat kembali.
"Habis ini tidur ya? Mau mama temenin disini? Gak apa-apa kan mama tidur bareng kamu?"

[]

Mau nanya,
Jawab jujur ya?
Selama ini bosen gak sih ceritanya sampe 90+ part gini?
Mungkin ada beberapa yang gak suka baca cerita panjang kayak..aku jadi gak enak serius.
Niat awalnya kan mau dibagi dua aja biar gak panjang banget, tapi kata kalian gak usah ya udah.. lagipula jadi gak terlalu ribet juga sih

Jadi..bosen gak?

Call Him NanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang