Prolog

74.1K 3.8K 298
                                    

MINGGU pagi disambut dengan sebuah postingan kata-kata mutiara yang muncul di explore Instagram gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MINGGU pagi disambut dengan sebuah postingan kata-kata mutiara yang muncul di explore Instagram gue. Sial! Kenapa juga postingan begini gue klik, bikin mood weekend rusak aja. Maksud gue saat sebuah cerita selesai, ya kalau bisa seseorang dan momennya juga selesai. Menurut gue sitasi tersebut hanya berlaku bagi orang-orang yang gagal move on aja, makanya nggak cocok sama gue yang bisa move on pake kecepatan cahaya. Lagian hidup nggak pernah bergerak mundur, bagi gue segala hal yang udah lewat, ya udah. Let it flow aja.

Gua bangkit dari tempat tidur setelah menaruh handphone secara asal ke atas kasur. Cermin besar menunjukkan betapa berantakannya muka dan rambut gue saat itu. Gorden apartemen juga gue buka, membiarkan cahaya matahari masuk meski udah telat karena udah jam sebelas siang. Kayaknya semalem gue lupa makan, pas bangun lambung gue kerasa perih banget, parah. Itu juga yang bikin gue bangun, kalau nggak merasa lapar mungkin gue mending lanjut tidur aja.

Hal yang gue rutuki selanjutnya adalah di kulkas gue cuma ada air mineral sama es batu, dua hal yang nggak mungkin gue pake buat sarapan di saat lambung gue lagi perih-perihnya. Mana gue males mandi cuma buat keluar beli makan. Akhirnya gue memilih untuk memesan makanan secara instan dari tempat yang paling dekat dengan apartemen gue supaya datengnya cepet.

Waktu gue buka handphone lagi, ternyata ada WhatsApp masuk dari Mbak Indah sekretaris gue. Gue paling gemes sama orang-orang yang kalau nge-chat nggak pernah to the point, cuma manggil nama doang "Atha". Habis chatnya gue bales, dia lama lagi balesnya dan kadang ceklis satu. Sekalian aja cantumkan maksud dan tujuan nge-chat gue apa, supaya gue juga nggak nunggu dan sekalian juga balesnya.

"Nggak jadi, besok aja senin."

Ini orang kalau bukan sepupu gue, bukan sekretaris gue, dan umurnya nggak lebih tua dari gue, udah gue maki-maki dari awal. Gue nggak lagi membalasnya dan melanjutkan tujuan gue membuka handphone buat pesan makanan. Di sela-sela kegiatan itu, Mbak Indah nge-chat lagi. Potongan pesannya kebaca sekilas dari pop up yang muncul di aplikasi.

"Tha, ada orang yang mirip Ibu lo di kantor." Pergerakan jari gue agak terjeda. Sitasi tadi terlintas lagi dipikiran gue. Saat sebuah cerita selesai, yang berhenti alurnya. Bukan orang atau momennya. Soal ibu dalam hidup gue, nggak pernah selesai-selesai baik orang dan momennya.

Meskipun alurnya udah selesai dari lama.

___________

To be continued.

Author's note:

Bismillah, Assalamu'alaikum. Holaa, Kindreaders.

Ini beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membaca ATHA, harap dibaca sampai selesai biar nggak salah paham ya.

1. Cerita ini merupakan sudut pandang Athaya di novel SHAF. Bukan kelanjutan ceritanya ya. Jadi ceritanya di mulai dari sebelum Athaya ketemu Shafira.

2. Cerita ini memang sengaja ditulis dengan bahasa "tidak baku", mohon dimaklumi apabila banyak akhiran -in.

3. Beberapa perubahan nama terjadi karena cerita ATHA berpatokan kepada sudut pandang SHAF di buku, bukan di wattpad.

4. Kata-kata kasar dalam cerita ini tidak untuk ditiru, dibuat hanya untuk membangun karakter tokoh utama. Penulis berlepas diri dari segala hal buruk yang ditiru dari cerita ini. (Itulah kenapa ATHA dikategorikan sebagai cerita dewasa, bukan karena ada adegan 18 tahun ke atas ya. Tapi karena mengandung kata-kata yang kurang pantas).

5. Apabila cerita ini tidak sesuai ekspektasi (Athaya kan magister di INSEAD, berpendidikan, manager perencanaan bisnis properti yang profesional di bidangnya, dll.) mohon dimaklumi kalau sudut pandangnya nggak menggambarkan orang yang cerdas. Sebab penulis tidak memiliki dasar tentang keilmuan tersebut (sebatas mengandalkan hasil riset), seorang perempuan, dan belum S2.

6. Beberapa ada yang mengaitkan karakter tokoh dengan MBTI-nya. Percayalah, penulis hanya mengandalkan pengamatan kepribadian orang sekitar, menulis mengalir, nggak memperhatikan MBTI tiap tokoh sama sekali.

7. Bahasa Inggris dalam cerita ini Inshaallah masih sangat mudah dipahami. Lagi-lagi, disesuaikan untuk kebutuhan karakter tokoh, nggak banyak kok. Supaya cerita ini lebih hidup. Bisa sambil menyelam minum air. Baca cerita ini sekaligus belajar bahasa Inggris.

8. Cerita ATHA di blog, tidak dilanjutkan dan hanya dilanjutkan di wattpad dikarenakan satu dan lain hal. Salah satunya di blog tidak bisa dibaca offline. (Padahal lebih estetik di sana, huhu..)

9. Selamat membaca. 🤍

Make the Quran as the main reading.

ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang