Bagain 68

12K 2.6K 1.5K
                                    

HARI itu, setelah kedatangan Mas Teguh, Papa langsung pergi bersamanya entah ke mana. Mungkin ada urusan pekerjaan mendesak yang perlu diurusnya segera. Sampai ketika gue pulang berjama'ah isya aja, Papa belum terlihat ada di rumah lagi. Namun ada suara orang yang terdengar mengaji dari kamarnya Sheina. Gue mengetuk pintu kamarnya sebentar, terdengar suara Sheina yang memperbolehkan gue masuk. Dia sedang duduk dimeja belajarnya menggunakan mukena dengan layar iPad yang menyala, serta Al-Qur'an pemberian Shafira yang terbuka di depannya..

"Lagi apa?"

"Lagi belajar mengaji," jawabnya.

"Oh, kelas online? Ganggu nggak?"

"Enggak kok, ini channel youtube Qothrunnada Learning Center, rekomendasi channel dari Kak Shafira buat yang mau belajar ngaji. Katanya cocok buat pemula atau yang mau menyempurnakan bacaan yang udah expert dari mulai tajwid, mahkhrojul huruf, dan lain-lain." Dia memberhentikan tayangan videonya sebentar. Kayaknya dia sering banget berbicara dengan Shafira dan lebih baik seperti itu. Toh gue nggak punya kapasitas untuk menjawabnya sekalipun Sheina bertanya ke gue.

"Kamu sering chat Kak Shafira ya?" tanya gue sembari berbaring di atas tempat tidurnya.

"Nggak bisa dibilang sering, Kak Shafira jarang bales pesan kalau lagi jam kerja. Tapi dia balasnya cepet kalau udah bukan jam kerja atau lagi libur. Aku juga berteman di instagram." Gue kontan langsung duduk mendengar itu, membuat Sheina yang masih sibuk di meja belajarnya menatap gue heran.

"Kenapa?" tanyanya.

"Kamu berteman dengan Kak Shafira di Instagram?" Gue memastikan untuk kedua kalinya.

"Iya... kenapa sih? Kak Shafira jarang update di sosial media. Aku juga berteman sama Bang Hazm. Dia nggak punya akun pribadi. Tapi dia punya akun yang isinya tulisan-tulisan gitu. Keren..." Gue ikut-ikutan menghampiri meja belajarnnya.

"Lihat coba."

"Buat apa?" tanyanya dengan pandangan menyelidik.

"Penasaran aja isinya apa? Akunnya Kak Shafira di private," —dan gue nggak berani follow duluan, sambung gue dalam hati.

Sheina membuka handphonenya dan menunjukkan akun milik Shafira ke gue. Foto profilnya adalah tangan yang memegang sebuket bunga yang entah pemberian siapa. Mungkin bunga itu pemberian Rafif saat acara tunangannya kemarin. Ada tiga foto di feed-nya, namun semuanya nggak ada foto wajahnya. Bahkan foto yang terakhir diposting tiga tahun lalu. Highlight-nya kosong. Nggak ada yang bisa di-stalking.

"Kalau akun abangnya?" tanya gue. Sheina dengan lincah mengetikan sebuah nama di kolom pencarian.

"Bang Hazm lebih sering update. Yah... meskipun yang dibagikan hanya tentang buku-buku yang dibacanya dan tulisan-tulisan bijak yang dibuatnya. Dia sama kayak Papa, hobi mengamalkan ayat pertama yang diturunkan Nabi." Akun kakaknya lebih fantastis dari akun adiknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ATHA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang