Kesombongan itu baik. Merasa tinggi dan lebih hebat dari yang lainnya itu perlu. Mengumi diri sendiri. Memuja diri sendiri. Dan menyombongkan diri sendiri dan segala yang dipunyai, adalah cara terbaik untuk menikmati hidup.
Kesombongan yang tepat, sangalah baik bagi kesehatan jiwa.
Bagi banyak orang, kesombongan adalah momok dan ditolak. Biasanya orang-orang bermental lemah dan tak memiliki kepribadian yang kuatlah yang menolaknya. Bagi orang yang percaya dengan dirinya sendiri, kesombongan adalah semacam bahan bakar. Untuk mampu melewati hal yang kurang wajar. Untuk melakukan sesuatu yang tak bisa dilakukan banyak orang. Kesombongan yang ditopang ambisi yang pas, menjadikan seseorang menjadi besar dan berada di atas.
Kesombongan juga bisa mencegah hal-hal yang tak diinginkan. Membut banyak orang yang berniat buruk menghindar. Menjadi pendorong yang luar biasa agar terus baik dalam bekerja, berkarya, atau melakukan sesuatu.
Menyombongkan ilmu yang dipunya. Menyombongkan wajah dan tubuh yang indah. Menyombongkan bakat. Menyombongkan kekayaan. Dan menyombongkan banyak hal. Telah membantu sekian banyak orang untuk hidup dan berkembang.
Orang-orang yang bisa menyombongkan diri di depan banyak orang biasanya tipe dominan yang kuat. Perlu keberanian yang luar biasa untuk bisa menyombongkan diri di depan banyak orang. Itulah sebabnya, bagi orang-orang bermental kuat, kesombongan sangat sering bersifat positif. Bagi orang lemah dan pengecut, kesombongan bisa merusak hidupnya. Itulah sebabnya, banyak orang lemah menghindari bersikap sombong.
Kesombongan seringkali dinilai negatif dan kerendahan diri dinilai baik dan layak diberi tepuk tangan. Hanya saja, banyak orang yang tak mau menyombongkan diri sendiri seringkali tak memiliki apa-apa untuk disombongkan. Seorang yang kosong dan tak tahu diri sendiri. Orang biasanya tak sombong karena dalam dirinya tak ada yang layak untuk disombongkan.
Menjadi sombong itu menyenangkan. Membantu kepercayaan diri dan membuat seseorang berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari sekitar.
Ya, kesombongan itu juga menghibur dan jalan lain menuju kebahagiaan. Bagi orang yang mengerti, kesombongan diri yang tepat bisa menghindarkan diri dari sikap rendah diri, depresi, pesimis, dan gampang menyerah. Walau, kita pasti juga tahu, kesombongan juga punya sisi lainnya yang negatif jika tidak ditunjang mental yang kuat. Karena kesalahan menampilkan kesombongan dalam lingkungan yang tak tepat, biasanya akan berbalik menjadi bumerang.Apakah kesombongan itu buruk? Tergantung siapa yang menilainya. Kesombongan dianggap buruk karena terkesan terlalu terang-terangan di sebuah dunia yang mana orang-orang lebih suka berpura-pura, terlihat sopan, walau di dalam hati dan pikirannya seringkali jauh lebih buruk.
Bersikap sopan dan tak sombong telah menjadi norma dan hukum tak tertulis. Hanya saja, diam-diam orang bersikap licik dan begitu koruptif. Sebuah kesopanan yang seringkali jauh lebih buruk dari pada kesombongan yang ada di depan mata. Kesopanan yang manipulatif, menjadi hukum bagi masyarakat sehingga kesombongan dibenci dan dikutuk karena menampilkan sosok sebenarnya dari kesopanan itu.
Kesopanan hanyalah sisi lain dari kesombongan yang ditutupi. Kesopanan manipulatif.
Menjadi sombong itu butuh keberanian. Keberanian yang begitu besar di dunia sekitar yang tak mengijinkan kesombongan hadir di muka publik. Bagi yang tahu kebijaksanaan akan arti dari kesombongan yang positif. Maka, masyarakat yang begitu sopan akan terlihat seperti masyarakat pengecut yang penuh kepura-puraan.
Kesombongan yang positif ini, mungkin lebih baik disebut sebagai kesombongan yang bertanggung jawaban atau kesombongan yang sadar diri. Satu jenis kesombongan yang tak merusak dan ditunjukkan untuk menjadi lebih baik, hebat, besar dan meraih sesuatu yang tak mampu diraih orang lain.
Seseorang bisa saja menyombongkan prestasinya, peringkatnya, kekayaannya, hasil kerja kerasnya, penemuannya, gagasannya, kejeniusannya dan lainnya tanpa harus merasa malu dan tak perlu takut untuk dihakimi. Apa yang mampu didapatkan dan dikuasai seseorang, adakalanya memang layak untuk disombongkan. Kesombongan untuk menghargai diri sendiri, memacu diri sendiri, dan menjadikan ruang publik menjadi ajang kompetisi antara apa yang mampu dilakukan oleh diri sendiri dan orang lain.
Selama ini, kesombongan diberantas habis di ruang publik. Kesombongan dinilai buruk. Selalu buruk. Karena tak seorang pun mengajari akan adanya kesombongan yang baik dan tak merusak. Karena selama ini, kita semua berpikir bahwa memamerkan diri atau tampil terlalu menonjol di depan banyak orang selalu dicibir dan disoraki dengan tatapan dingin. Maka, menjadi terlalu menonjol secara tak langsung dilarang dan dianggap tak baik.
Apa yang terjadi? Tak banyak orang berani berterus terang di ruang publik. Karena kesopanan manipulatif membuat orang tak lagi percaya diri dan meragukan dirinya sendiri. Menjadi pengecut dan takut salah atau ketakutan akan hal-hal yang memalukan dirinya sendiri. Yang terjadi, semua orang diam. Padahal mereka adalah orang-orang yang menganggap diri tak sombong dan baik.
Kenapa begitu banyak orang baik yang menjadi pengecut? Atau apakah itu memang diri yang baik atau diri yang buruk dan kalah tapi ditutupi sedemikian rapatnya?
Dari hal semacam itu, sikap sombong diri yang tepat bisa menghancurkan masyarakat yang mengidap kesopanan manipulatif. Sedikit alasan di balik orang-orang sombong yang sadar diri dikutuk.
Hanya saja, sebagian orang sombong itu mengerti dan tak ambil peduli. Mereka meyakini apa yang mereka mampu lakukan. Berpuas diri. Penuh kepercayaan diri. Tak peduli dengan mereka yang memandanginya dengan tatapan hina dan merendahkan. Terus melakukan sesuatu. Karena dia tahu, menjadi sombong itu baik bagi dirinya.
Kesombongan yang membawanya pada puncak yang tak mampu digapai oleh luar biasa banyaknya orang di dunia ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...