Jika kamu dilahirkan sebagai generasi Y, Z dan Milenial. Maka mayoritas dari kamu akan mati tanpa diingat sama sekali. Dalam artian, nyaris tak ada yang tahu bahwa kamu pernah hidup atau tidak.
Bahkan tokoh fiksi lebih dikenal dari pada dirimu yang hari nyata.
Hanya saja, karena kamu lahir di masa yang damai dan dipenuhi dengan dunia yang langsung jadi. Maka kamu tinggal menikmatinya tanpa perlu pusing bagaimana menghasilkan listrik atau berencana menemukan internet. Itu adalah generasi yang lewat. Sekarang ini, perkembangan teknologi berjalan tak terlalu sebesar dahulu. Dan banyak orang bisa ikut dalam pengembangan dan penemuan skala kecil yang terus-menerus.
Jika kamu juga tak ingin jadi penemu dan pembaharu dalam skala kecil. Maka cukuplah menjadi konsumen sampai mati.
Saat kamu memilih menjadi konsumen abadi dan hanya sekedar penikmat. Sebenarnya kamu memiliki kebebasan tidak hanya untuk bersenang-senang sesuka yang kamu mau. Tapi kamu bisa mati kapan pun yang kamu mau.
Karena mati hari ini atau besok, nyaris sama. Intinya, kamu langsung terlupakan. Terlebih jika hari ini kamu dalam puncak kebahagiaan dan kemakmuran. Kamu bisa memilih melanjutkan bersenang-senang atau mati sekarang juga.
Guna menyingkat waktu dan dari pada meneruskan hidup yang intinya sama saja: sekedar konsumen dan penikmat. Kamu seharusnya lebih bebas menentukan usia kematianmu sendiri.
Bersenang-senang lalu matilah. Rasanya itu semacam utopia. Banyak orang seharusnya bisa melakukannya. Tapi kebanyakan mereka tak mau. Mungkin, sisi lain umat manusia, sejak awal dilahirkan sebagai masokis.
Jika kamu menganut paham hidup hari dan bersenang-senang. Maka, saat hidup sudah tak lagi menyenangkan. Kamu harusnya lebih bisa memilih memutuskan kehidupanmu. Karena kamu sudah lebih cukup menikmati banyak kesenangan di dunia ini.
Tapi jika hidup sendiri sudah menjadi candu dan layaknya obat sakau. Itu yang menjadi masalah. Orang-orang akhirnya kecanduan hidup. Kecanduan bersenang-senang dan kecanduan menderita.
Akan sangat lebih menyenangkan jika seusai berbahagia lalu kamu mati dengan tersenyum atau dalam keadaan normal dan menenangkan. Tidakkah itu harapan banyak orang? Untuk apa menunggu tua?
Jika kamu sekedar konsumen. Pilihan hidup makmur dan berbahagia. Lalu matilah di usia kapan pun yang kamu mau. Matilah saat kamu berada di puncak jangan menunggu menderita dan disiksa oleh penyakit lebih dulu.
Bisa memutuskan mati di saat bahagia itu adalah kemewahan. Karena banyak orang lebih suka mati dan menderita oleh penyakit.
Setelah bersenang-senang lalu sakit. Tidakkah seharusnya setelah bersenang-senang lalu mati tanpa perlu menderita lebih dulu?
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...