SAAT HUBUNGAN SOSIAL MENJADI SEMAKIN SULIT

1.6K 67 7
                                    

Menjalin hubungan sosial kian menjadi sulit dan menyakitkan. Beberapa orang dewasa ini sudah tak lagi nyaman untuk menjalin ikatan intim dengan manusia secara lebih luas. Dan banyak dari mereka bahkan mengalami ketakutan akan ditolak dan tak diterima. Terlebih saat mencoba untuk sedikit menjadi diri sendiri dan jujur.

Masuk dalam sebuah hubungan sosial antar individu atau kelompok. Seseorang harus pandai menjaga sikap dan tak banyak mengeluarkan isi pikiran dan hati yang sesungguhnya. Seseorang harus bisa dan terampil dalam berbohong, mendiamkan apa yang dilihatnya, dan sebisa mungkin menjaga sikap agar lawan komunikasinya tidak merasa terganggu, terlukai, atau tak nyaman.

Maka dari itu, dalam hubungan sosial yang bertahan lama. Seseorang harus begitu pandai menjadi orang lain. Mengenakan topeng dan semacamnya. Menjaga isi pembicaraan dan tingkah lakunya nyaris setiap hari.

Sebagian besar manusia bisa melakukan hal itu dan akhirnya dikatakan sebagai manusia yang normal dan berfungsi sebagaimana mestinya dalam masyarakat. Tapi seseorang yang ingin jujur dan menjadi diri sendiri lebih sering dianggap abnormal dan meresahkan. Karena komunitas bersama dan hubungan sosial manusia lebih menyukai kebohongan dalam diam. Maka, mereka yang terlalu terbuka dan terang-terangan mengutarakan dirinya sendiri adalah jenis yang tertolak.

Manusia yang mampu hidup dalam masyarakat normal akhirnya bisa hidup cukup lama dan memuaskan. Tapi sebagian lainnya, jelas dalam kategori tak mampu. Karena kian hari, bagi seseorang, hubungan sosial dan menjalin ikatan pribadi menjadi kian menakutkan, mengerikan, dan mencemaskan.

Orang-orang yang mengidap gangguan intelektual yang tak bisa mendiamkan isi kepalanya akan kesusahan mencari tempat dan hidup dalam lingkungan dan masyarakat semacam itu. Sama halnya dengan mereka yang mengidap fobia sosial, gangguan emosi dan kecemasan dan siapa saja yang memiliki kesulitan untuk bisa berhubungan dengan orang lain.

Mereka yang memiliki kondisi kejiwaan yang rentan biasanya sangat kesakitan untuk hidup dalam dunia yang bernama ikatan sosial. Sebuah dunia yang tak stabil yang berisi kehilangan dan ditinggal pergi. Sebuah ikatan yang mudah putus dan membawa rasa sakit dan penderitaan.
Saat hubungan sosial yang intim semakin susah diterima karena alasan-alasan kejiwaan dan pengalaman hidup. Seseorang akhirnya hanya sekedar memilih menjalin ikatan sosial yang tak terlalu intim dan dalam. Sebagian orang bahkan tak berani berpacaran, menikah atau menjalin sebuah hubungan yang nantinya akan berakhir sakit. Dalam banyak hal, orang-orang semakin takut memutuskan dan melangkah lebih.

Ketakutan akan rasa sakit, ditolak, perpisahan, dan tak dimengerti membawa manusia pada sebuah maayarakat yang memiliki ikatan sosial yang dangkal dan mudah putus.
Ikatan dangkal yang jika putus dan hancur tak akan disesali dan ditangisi. Masalahnya, kian hari, setiap orang kian menyukai berada di posisi semacam itu. Ikatan yang hanya sekedar pertemuan biasa. Tanpa kesedihan akan kehilangan dan terluka di dalamnya.

Masuk dalam komunitas dan lingkaran manusia yang lebih dari dua individu juga semakin sulit. Terlebih jika itu adalah komunitas yang cukup intim dan intens dalam bercakap dan bertemu. Kecuali sseseorang harus berani menanggalkan dirinya sendiri, mau menerima dan menjadi diri lain secara terus menerus. Maka, berada dalam lingkaran orang banyak akan menjadi lebih mudah diterima.

Dalam sebuah komunitas atau lingkungan intens yang terdiri dari banyaknya orang. Beradaptasi dengan sekitar, lingkungan sosial, dan perindividu berarti harus bisa cukup selaras dalam komunitas manusia itu. Baik dalam berpikir, merasa, atau mampu menahan diri untuk tak menjadi diri yang nyaris sebenarnya.

Orang tak bisa menjadi sangat aneh dan berbeda dari komunitas yang menaunginya. Kecuali jika komunitas itu mau menerima dan terbuka dalam keadaan diri semacam itu. Itu tak masalah. Tapi jika tidak, itu akan menjadi masalah. Karena menjadi berbeda di komunitas nyaris homogen berarti adalah keberadaan yang mengganggu ketenangan dan status quo. Orang yang mengganggu itu, biasanya harus disingkirkan dalam kesepakatan bersama dalam diam atau secara terbuka.

Seseorang yang tak bisa selaras dengan komunitas sosialnya terpaksa harus dibuang, tak diterima, atau sadar bahwa dia terlalu berbeda dengan mayoritas besar orang dan lingkungan sosial yang ditemuinya. Jika itu terjadi satu dua kali, itu tak terlampau masalah. Tapi jika itu terjadi berulang-ulang -ditolak dari satu komunitas sosial ke satu komunitas sosial lainnya- maka efeknya bisa sangat merusak. Sebagian orang yang mengalami tak lagi bisa percaya diri untuk ikut lagi dalam komunitas sosial yang terdiri dari orang banyak. Sebagian lainnya mengalami trauma, fobia sosial, atau ketakutan ditolak yang sampai pada tingkatan yang ekstrem.

Yang sangat sulit bagi seseorang untuk hidup adalah saat ikatan per individu dan per kelompok, kedua-duanya selalu gagal. Maka alasan untuk hidup dalam dunia manusia pun hilang. Atau, seseorang akhirnya lebih memilih menjalin ikatan intim dengan alam, binatang peliharaan, atau benda-benda. Dan sebisa mungkin menjauh dari interaksi antar manusia yang sangat mengikat dan dalam.

Jika semakin hari kian banyak manusia takut menjalin ikatan yang dalam dengan manusia lainnya. Yang terjadi adalah sebuah masyarakat yang rentan putus dan bergejolak. Dan sebuah masa di mana orang lain tak lagi menjadi kebutuhan yang penting; baik untuk dipikirkan atau diberi empati.

Kini, kita tahu, betapa seringkali mengerikannya menjalin ikatan manusia itu.

Bagi yang kuat dan mampu menjadi orang lain nyaris sepanjang hidup. Dia mungkin akan bertahan cukup lama dan mati di usia tua. Bagi yang tidak, kehidupan panjang adalah neraka. Dan alasan untuk memperpanjang usia sudah bukan lagi kebutuhan dan bukan pilihan yang menarik untuk diambil.

Karena hubungan sosial adalah sumber dari rasa sakit terus-menerus. Maka cara terbaik untuk menyembuhkannya adalah dengan mati atau menjalin ikatan di luar manusia.

PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang