Beberapa orang, karena alasan di kehidupan yang lalu atau dididik secara keliru. Menjadi sesosok manusia yang tak lagi bisa merasakan apa pun. Beberapa di antaranya masih bisa sedikit merasakan ketertarikan, gairah, hasrat, kesenangan, dan bahkan sedikit dari arti bahagia. Tapi, ada yang tidak bisa merasakan sama sekali hal semacam itu.
Kehidupan yang nyaris tanpa perasaan itu akhirnya jatuh pada hidup yang pragmatis. Saat perasaan telah hilang atau hampir hilang. Yang tersisa di dunia ini hanyalah apa yang berguna dan tidak berguna. Apa yang dianggap membuat sakit atau tak baik bagi kesehatan tubuh. Apa yang membuat karir baik dan tidak. Segala hal yang bersifat berguna dan tidak berguna, menjadi cara berpikir dan bertindak bagi mereka yang telah kehilangan perasaannya.
Seorang yang kehilangan perasaannya hampir begitu dalam, akan kesusahan untuk menangis, untuk bisa mengerti perasaan orang lain secara empatik, tidak bisa bersedih, tidak bisa jatuh cinta, tidak mampu merasakan gairah seks, dan kehidupan sehari-hari tak lebih dari pada ulangan yang tertuju pada hidup layaknya mesin dan organisme hidup lainnya.
Kemampuannya hidup dan terus bertahan tak lagi didasari atas perasaan tapi logika dan sudut pandang rasional. Saat sudut pandang itu lama kelamaan menjadi membosankan dan tak lebih dari ulangan dan ulangan. Maka, saat semakin dewasa dan bertambah usia. Alasan mempertahankan hidup kian semakin aneh.
Bayangkanlah, seseorang yang tak bisa merasakan perasaan apa pun dalam hidupnya? Bayangkan juga, dia juga sosok yang tak mampu mencintai, jatuh cinta, dan merasakan gairah akan cinta itu sendiri? Kehidupan harian macam apa yang harus dilakukan orang itu dan kenangan macam apa yang harus dia anggap penting?
Saat perasaan tak lagi ada. Maka hal-hal penting tak lebih dari sekedar uang, pekerjaan, dan apa pun yang masih bisa untuk melanjutkan hidup. Kelanjutan hidup yang didasari untung rugi, berguna tidak berguna.
Dan itu harus terjadi selama kehidupannya yang terus berlanjut.
Saat perasaan tak lagi ada. Melanjutkan hidup sebenarnya bukan hal yang penting. Karena hari demi hari, saat melakukan apa pun dan berjalan ke mana pun. Ingatan hanya akan merekam berbagai tempat, kisah, dan perjalanan yang tak berarti banyak bagi hati dan perasaan.
Lalu untuk apa sebuah tempat, waktu, kejadian, hubungan sosial, kedekatan, dan segala jenis peristiwa harian? Kecuali sekedar semacam itulah dan tak ada yang menarik di dalamnya.
Tak ada apa pun yang bisa membuat senang, bahagia, dan merasa getaran indah dari perasaan itu sendiri.
Tanpa bisa mencintai, kehidupan rasanya, hanya akan menjadi semacam itu. Tanpa bisa merasakan, apa yang penting tak lagi ada. Tak ada tempat berpulang. Tak ada tujuan. Tak ada apa pun.
Kecuali tujuan dan hal penting yang dipaksa ada. Diambil demi terus bertahan hidup saja.
Seseorang yang tak bisa merasakan apa pun sejak kecil. Akan kesusahan untuk mengembalikan perasaannya saat dirinya sudah terlanjur dewasa kecuali ia harus diarahkan selama beberapa tahun dan memfokuskan diri untuk mengembalikan perasaanya.
Mereka yang kehilangan perasaannya, saat remaja atau dewasa karena alasan percintaan, kehilangan seseorang, atau filosofis, masih bisa merasakan seks, ketertarikan, dan bahkan perasaan senang dan bahagia yang sebentar. Tapi semua itu bertahan sebentar lalu menjadi hal yang tak lagi penting. Biasa saja. Sekedar ulangan. Tak lagi menarik. Bahkan kehidupan itu sendiri sudah tak lagi menarik.
Perasaan itu masih ada. Tapi arti penting, makna di dalamnya, dan tujuan yang ada, sudah hilang sehingga perasaan menjadi datar dan tak lagi tergugah akan apa pun lagi.
Hidup sehari-hari tak lebih dari bertahan hidup yang sebenarnya sudah tak menarik dan membosankan.
Hanya saja, mereka yang kehilangan perasaannya sejak kecil dan di tengah perjalanan menuju dewasa. Masih tetap mempertahankan kehidupannya dengan alasannya masing-masing.
Sebuah dunia di mana tak ada lagi perasaan dan tak lagi merasakan, menjadi sebuah dunia yang sebenarnya sangat susah untuk dipertahankan. Dalam artian, untuk terus hidup dalam dunia itu dalam jangka waktu yang lama. Seseorang biasanya akan menuju kehampaan dan kekosongan tanpa batas.
Dalam dunia semacam itu. Hidup atau tidak hidup nyaris tak lagi berarti dan penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...