Dalam etika psikologi kesetaraan, para murid atau yang keluar dari status murid harus mulai menuntut diadakannya ujian kelayakan para guru dan dosen yang juga diadakan setiap satu tahun sekali. Mengikuti ujian nasional dan ujian masuk universitas.
Alasannya, para murid sudah berjuang mati-matian di dunia sekolah dan dunia yang terus berubah. Yang mana beban belajar mereka kian menggunung dan apa yang harus mereka tahu dan pelajari kian banyak. Saat para murid kian menderita seperti itu. Akan sangat tak adil dan menyedihkan atau bahkan kejam, jika setelah perjuangan panjang yang hampir menuju gila. Mereka tak menemukan sosok guru dan dosen yang juga ikut berkembang dan bertanggung jawab dalam mengupdate keahlian dan kelimuan mereka.
Psikologi kesetaraan dalam dunia pendidikan sangatlah perlu. Jika masih terus timpang sebelah. Maka para murid hanya akan terus tersiksa.
Dan pendidikan akan menjadi dunia paling menyedihkan dan membosankan yang pernah ada.
Karena para murid sudah nyaris mandiri dengan uang orangtua mereka dalam membeli dan membayar ini dan itu. Dalam artian mandiri yang menyakitkan. Membayar mahal tapi hasilnya jauh lebih baik saat les privat. Kan lucu.
Kelucuan itu akan terus berlanjut jika guru tidak dituntut dengan standar makin tinggi. Jika mereka mengeluh, mereka bisa berhenti menjadi guru dan biarkan digantikan yang lain.
Melihat ujian tiap tahun para guru akan menyenangkan. Jika guru pun tidak lolos ujian atau tes tahunan. Mereka bisa diskorsing tidak boleh mengajar dari setahun sampai beberapa tahun atau langsung diganti.
Guru yang tidak lolos dianggap tidak layak atau hanya diperbolehkan sebagai asisten guru. Mereka bisa mengambil status guru mereka lagi setelah berhasil kembali dalam tes ujian. Yang isi materi tes haruslah kejam.
Jika isi materi ujian nasional dan tes masuk universitas sangatlah kejam bagi siswa atau yang sedang ingin masuk universitas. Maka ujian guru dan dosen harus sepuluh atau lima puluh kali lebih kejam. Dengan begitu, guru, dosen, dan bisa juga anggota kementerian pendidikan, merasakan betapa ngerinya ujian itu. Biarkan orang-orang itu, yang sampai sekarang kebal, merasakan betapa malunya saat dinyatakan tidak lulus.
Dengan begitu para guru dan dosen harus belajar siang malam untuk bisa ikut ujian. Jika ingin masih tetap mengajar mereka harus terus belajar. Berhenti sedikit saja, mereka bisa gagal. Biarkan para guru tahu bagaimana depresinya mengikuti proses ujian atau tes setiap setahun sekali.
Jika para guru dan dosen tidak merasakan penderitaan yang sama dengan para murid dan mahasiswanya. Mereka akan tetap santai dan tak sadar diri.
Akan sangat menyenangkan melihat banyak guru sombong, kejam, dan nyaris tak berguna, gagal dalam ujian.
Sebagai seorang murid dan mahasiswa. Kamu pasti akan puas dan berkata, "Akhirnya orang tolol dan tak bertanggung jawab itu mampus."
Itu pasti menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...