Tak populer? Baiklah, nasib kita sama. Walau mungkin dengan cara yang berbeda. Lalu apakah kita harus iri dengan kepopuleran milik orang lain? Tak usah dipikirkan. Jadi dirimu sendiri saja. Walau menjadi diri sendiri juga nyaris tak mungkin.
Sebagai makhluk tak populer, dirimu mungkin kadang terlindungi akan banyak hal. Dari mulai terbebas akan gangguan bisa sampai bebas melakukan banyak hal.
Lagian, karena kamu tak populer, kamu tak perlu mengesankan siapa pun. Kamu juga tak perlu sungkan jika agak sedikit unik dan eksentrik. Kamu bisa menjadi bad girl atau bad boy dalam dunia nyata bukan dalam khayalan romansa Korea yang terlalu menyimpang dari kehidupan yang sesungguhnya.
Karena kamu tak populer, kamu bisa berpergian ke mana pun tanpa ada satu orang pun yang peduli atau tahu siapa dirimu. Berarti, itu semacam kebebasan untuk melakukan banyak hal di perjalanan.
Menjadi tak populer berarti kamu bisa lebih leluasa berperilaku, berpikir, dan berekspresi. Tergantung juga jenis ketidakpopuleran yang kamu miliki. Apakah kamu sosok yang tak terlalu mengesankan bagi banyak orang, dipandang biasa, atau tak ada yang menarik dari dirimu. Atau kamu tipe cukup luar biasa, di atas rata-rata entah dalam penampilan atau otak. Hanya saja, kamu seringkali membuat sakit hati banyak orang dengan lidahmu atau isi kepalamu. Bisa juga, orang tak menyukai keterbukaanmu yang terang-terangan. Sehingga kamu jadi malaikat yang jatuh. Padahal kamu bisa jadi lebih populer dan disukai banyak orang jika bisa sedikit saja mengendurkan diri dan bersikap menunduk. Tapi kamu adalah kamu.
Menjadi tidak populer di kelas, kamu bisa menjadi sosok yang nyaris tak kelihatan sehingga kamu bisa aman dari banyak hal. Atau kamu tidak populer karena dibenci atau ditakuti. Berarti kamu bisa bebas melenggang layaknya berada di jalur bebas hambatan.
Ketidakpopuleran memiliki keuntungannya sendiri. Orang tidak menjamahmu. Atau membiarkanmu. Tidak ingin mendekati. Baik itu meremehkan atau takut. Atau juga mereka tak memperhatikanmu. Jadi kamu bisa melakukan tindakan konyol sampai yang kejam, orang-orang akan cenderung mengabaikan. Tidakkah ini sangat menyenangkan?
Ketidakpopuleran orang bertipe pendiam dan penakut. Ketidakpopuleran orang bertipe terbuka dan bermental kuat. Sama-sama memiliki keuntungan tersendiri.
Apakah kamu masih mengeluh karena tidak populer? Tak perlu banyak mengeluh. Asal kamu banyak uang dan mapan. Sebenci apa pun orang-orang pada dirimu. Akan banyak orang lainnya yang akan mendekatimu.
Dan tentunya, ada juga jenis ketidakpopuleran yang dikagumi orang-orang tertentu.
Dalam artian, sikapmu yang tak populer diam-diam dikagumi sebagian orang. Mereka diam-diam menyukai dan mengagumi hanya saja, mereka tak mengatakannya. Siapa tahu sikapmu yang jauh dari kata populer memikat hati seseorang, yang melihat dirimu sosok yang pendiam, misterius, dan baik. Atau jika kamu tipe agak brengsek bagi banyak orang. Kamu ternyata sangat mempesona bagi banyak laki-laki atau perempuan. Ya bisa jadi seperti itu.
Bagi banyak kalangan kamu tipe sialan, pembuat onar, dan tak menyenangkan untuk diajak berteman. Tapi bagi sebagian orang, kamu bisa saja dianggap laki-laki idaman atau perempuan yang dipuja. Karena kamu menampilkan ideal yang bagi mereka adalah mengagumkan dan tak biasa.
Menjadi tak populer adakalanya juga menjadi unik dan berbeda.
Banyak sekali orang yang menginginkan kepopuleran karena dianggap kepopuleran itu menguntungkan dalam banyak hal. Hanya saja orang lupa bahwa ketidakpopuleran juga menguntungkan dalam banyak segi.
Sesekali cobalah berpikir, bahwa kamu ini sangat beruntung karena tidak populer. Sedikit demi sedikit merenung nanti kamu akan tahu, bahwa ketidakpopuleranmu telah membantu dirimu dalam banyak hal selama ini.
Setelah kamu bisa merasakan keuntungan dan menilai keuntungan dari ketidakpopuleranmu. Maka kamu bisa berbangga diri bahwa kamu manusia yang tidak populer. Karena bagimu, menjadi tidak populer ternyata lebih menyenangkan dan membantumu mendapatkan banyak hal.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...