Ada suatu ketika, atau suatu saat nanti, kau akan (sedang) mengalami suatu keadaan di mana tak ada satu orang pun yang bisa kau ajak bicara. Kau tak memiliki teman. Tak ada kekasih. Tak ada sahabat. Tak ada keluarga. Tak ada siapa pun.
Tak ada siapa pun untuk diajak bicara. Tak ada siapa pun untuk diajak pergi. Tak ada siapa pun untuk bisa dijadikan tempat berkeluh kesah. Tak ada siapa pun yang memerhatikanmu. Tak ada siapa pun yang mencintaimu. Tak ada siapa pun yang menginginkanmu. Tak ada siapa pun yang mengkhawatirkanmu. Tak ada siapa pun yang dijadikan tempat untuk berpulang. Tak ada siapa pun untuk diajak berbagi. Tak ada siapa pun yang menenangkan di saat sedang menangis.
Tak ada siapa pun.
Sebuah kesendirian total dari seluruh manusia di saat setiap hari kau hidup di tengah-tengah manusia.
Apakah manusia bisa bertahan hidup dalam kesendirian total semacam itu?
Setiap hari, yang kau lakukan hanyalah bertahan hidup dalam kesendirian. Mencari uang sendiri. Makan dan minum sendiri. Pergi ke suatu tempat seorang diri. Tidur seorang diri. Menangis seorang diri. Menikmati sesuatu seorang diri. Menahan sakit seorang diri. Semua yang dilakukan, dirasakan, dan dialami, hanya bersama diri sendiri dan kesendirian.Di suatu waktu, di mana kesendirian total terjadi. Seseorang tak lagi hidup di dunia manusia. Dia telah mati walaupun masih bernapas. Tak seorang pun yang akan melihat dan menganggap dirinya ada. Dia hanyalah keberadaan yang tak pernah ada di dunia.
Keberadaannya hanyalah kesendirian itu. Suatu peristiwa di mana hidup dan mati sangat sulit untuk dibedakan.
Saat kesepian, kehampaan, kecemasan, dan kengerian dari kesendirian total mengikuti. Yang terjadi, mungkin adalah kegilaan. Tindakan bunuh diri. Menyakiti orang lain. Menjadi liar. Atau, lari sejauh mungkin dari dunia ini. Dari orang-orang.
Lari. Lari. Dan terus lari.
Yang menemukanmu, akan tetap sama. Bukan sesosok manusia. Tapi kesendirian itu sendiri.
Hanya kesendirian yang akan kembali menemukanmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2
Non-Fictionpsikologi & psikoterapi buku kedua. karena buku pertama sudah penuh. maka perlu membuat buku selanjutnya. menceritakan psikologi dan psikoterapi dan apa yang harus dilakukan dalam keseharian yang penuh beban, dan apa yang memberati perasaan dan pik...