KEBAHAGIAAN DAN KETOLOLAN

610 25 2
                                    

Bagi banyak orang, kehidupan yang bahagia itu saat bisa bersama orang-orang yang dicintai dan melakukan hal-hal kecil bersama hingga usia tua. Bermain, hangout, ngobrol, makan, dan melakukan hal-hal yang tak banyak mengerutkan kening. Di situ kebahagiaan bisa didapatkan.

Tapi cobalah bertanya pada teman-teman yang membuatmu berbahagia itu. Apakah Tuhan itu pembunuh? Apakah orangtuamu itu monster? Apakah kita ini sekedar budak? Atau, Tuhan itu tidak ada dan kritiklah kehidupan dirimu sendiri dan teman-temanmu tepat di depan mata mereka. Bahkan kritiklah keluargamu sendiri tepat di depan mata mereka. Lalu, carilah tahu, apakah kamu akhirnya bahagia saat seperti itu?

Aku tak yakin. Karena kebahagiaan di dapat saat orang-orang berkumpul dan menjadi tolol bersama. Menjadi pembohong bersama. Dan saling mendiamkan satu sama lain hal-hal yang tak menyenangkan untuk dibicarakan.

Mungkin, kebahagiaan dan ketololan yang disengaja atau bukan adalah salah satu resep di dunia modern saat ini. Menjadi tolol di pembicaraan sosial dan menjadi begitu pintar saat di tempat kerja. Menjadi cara yang tepat untuk menikmati diri.

Bahkan hanya berbicara mengenai perbedayaan keyakinan saja, orang sudah begitu sangat sulit mendapatkan lagi kebahagiaan itu. Kecuali hal-hal yang disembunyikan dan tak dibicarakan bersama. Sebuah hubungan kekasih atau rumah tangga aman saat kedua bersepakat menjadi tolol bersama. Menjadi bodoh. Tak kritis. Dan saling menutup mata akan keburukan yang lainnya.

Bisakah seseorang berbahagia dalam rumah tangga dengan berdebat setiap hari mengenai Tuhan? Aku juga tak bisa yakin akan hal itu.

Seseorang setiap hari bisa bekerja dengan aman dan tenang karena semua orang tahu, menjadi tolol bersama di lingkungan kerja adalah keharusan dan kode etik tak tertulis. Cobalah berdebat dengan kolega kerjamu mengenai politik, politikus, dan partai yang masing-masing kalian bela. Lakukanlah setiap hari. Aku tak yakin, kamu akan masih bisa berteman lagi dengannya. Itu belum sampai kamu mengeluh, mengkritik kerjaan temanmu, atau mengingatkan seluruh kolega kerjamu setiap harinya bahwa mereka salah. Besoknya, mungkin kamu akan dipecat sebagai pengganggu.

Atau, kamu bisa menyuruh orangtuamu berhenti dari pekerjaannya karena pekerjaannya diliputi dengan dosa dan kamu siap untuk tidak kuliah atau bekerja sendiri dan mencari uang untuk itu. Hanya saja, apa kamu bisa bahagia dengan mudah, hampir sama saat keluargamu cukup kaya saat mereka masih bekerja?

Dalam obrolan dengan teman-teman, ingatkanlah temanmu setiap hari untuk mengigat Tuhan dan menjauhi dosa. Jika kamu agak pandai, kamu bisa menyuruh temanmu untuk tidak memakai ini dan itu karena ini salah itu salah dan dosa dosa dosa. Mungkin, beberapa menit kemudian kamu akan dihapus dari aplikasi chat mereka dan mereka malas untuk dekat lagi denganmu karena kamu dianggap terlalu fanatik. Apalah kehilangan banyak teman karena mengamalkan ajaran agama, bisa membuat orang berbahagia?

Selama ini, mereka yang beragama sama-sama saling diam, saling melindungi, dan menjadi tolol bersama dan membiarkan kesalahan yang lainnya asal bisa tetap bersama dan melakukan kesenangan dan kesenangan. Terapkanlah perintah agama dengan cara yang ketat dalam cara pertemanan, kebahagiaan seperti saat menjadi bodoh bersama akan jauh lebih sulit didapat.

Kebahagiaan dan ketololan atau kebodohan yang disepakati adalah salah satu inti dari kebahagiaan modern. Bagi yang susah menjadi tolol dilingkup sosial maka kebahagiaan rasanya akan semakin susah didapatkan.

PSIKOLOGI & PSIKOTERAPI 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang